Terancam Miskin Karena Brexit, PM Inggris Curhat ke Trump?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
20 August 2019 13:01
Perdana Menteri Inggris Boris Johson dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan saling berkomunikasi menjelang pertemuan G7
Foto: Menara Elizabeth dan lonceng 'Big Ben' di Gedung Parlemen, London, Inggris (14/8/2019). (REUTERS / Neil Hall)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris Boris Johson dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan saling berkomunikasi menjelang pertemuan G7 di Prancis akhir pekan nanti. Menurut Trump dalam serial twitternya, melalui telepon, Boris mendiskusikan banyak hal, termasuk ekonomi Inggris dan Brexit.

"Diskusi yang hebat dengan Perdana Menteri @BorisJohnson hari ini," tulis Trump dalam twitternya sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (20/8/2019). Kami berbicara tentang Brexit dan bagaimana kami dapat bergerak cepat dalam kesepakatan perdagangan bebas AS-Inggris. Saya berharap untuk bertemu dengan Boris akhir pekan ini, di @ G7, di Prancis!".

Hal ini pun diakui seorang juru bicara kantor Johnson. Ia berujar keduanya telah membahas masalah ekonomi mulai dari Brexit hingga hubungan perdagangan keduanya.


"Perdana Menteri memberi tahu Presiden tentang Brexit. Para pemimpin berharap untuk bertemu satu sama lain di KTT akhir pekan ini," kata juru bicara Johnson.

Sebelumnya Inggris akan menghadapi kelangkaan bahan bakar, makanan dan obat-obatan jika meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan. Hal ini diketahui dari dokumen pemerintah yang bocor bernama "Operasi Yellowhammer" sebagaimana mana dikutip The Sunday Times of London.

"Dokumen "Operasi Yellowhammer" merupakan berkas yang memberikan pandangan langka ke dalam perencanaan rahasia yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana keruntuhan dalam infrastruktur negara," tulis dokumen itu.


Berdasarkan laporan Times, jika tanpa kesepakatan, masalah distribusi barang akan terjadi di perbatasan. Di mana sekitar 85% truk yang menggunakan penyeberangan terowongan Channel tidak akan bisa masuk karena urusan perizinan.

Ini akan menyebabkan Inggris dalam krisis besar. Perekonomian bisa lumpuh bila tak kunjung menemukan kesepakatan dengan negara Eropa lain soal Brexit.

Sementara itu, Johnson meminta Perancis dan Jerman mengubah posisi mereka soal Brexit. Ia meminta kedua negara itu menegosiasikan kesepakatan yang baru untuk Inggris terkait terowongan Channel dan Irish backstop.

"Teman-teman dan mitra kami di Channel lain menunjukkan sedikit keberatan untuk mengubah posisi mereka (Perancis dan Jerman). Namun tidak masalah, saya yakin mereka akan melakukannya," katanya.

Ketika ditanya secara khusus mengenai pertemuan yang diagendakan minggu ini dengan pemimpin kedua negara itu, ia hanya mengatakan, "saya berharap mereka akan mencapai kesepakatan yang cocok.".

Terlepas dari desakan bahwa Inggris akan keluar dari Uni Eropa pada Oktober dengan atau tanpa kesepakatan, mayoritas di parlemen sebelumnya telah berusaha mencegah Brexit tanpa kesepakatan. Pasalnya ini dapat memicu kekhawatiran dari kelompok bisnis tentang ketidakpastian yang akan terjadi.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Inggris Resmi 'Cerai' dengan Eropa, What's Next?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular