
Rini Ingin PLN Belajar dari London: Mati Listrik Cuma 2 Jam
Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
20 August 2019 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno akhirnya buka suara soal insiden mati listrik massal yang terjadi 4 Agustus lalu.
Seperti diketahui, saat insiden terjadi Rini berada di tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Sepulang ibadah, Rini pun langsung menggelar rapat dan mengunjungi PLN Unit Distribusi Jakarta Raya, bersama dengan media dan membahas soal insiden tersebut, Senin kemarin. "Kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terkena dampak pemadaman," katanya, dalam keterangan tertulis, Selasa (20/8/2019).
Ia kemudian meminta PLN belajar dari negara lain soal normalisasi pemadaman listrik yang tak sampai hitungan belasan jam. "Seperti di London, blackout (gelap total) yang terjadi bisa dipulihkan paling lambat dua jam," ujar Rini.
Caranya adalah dengan skema house load system ini, jika ada gangguan maka listrik yang mati hanya satu desa atau satu wilayah saja sehingga pemulihannya akan lebih mudah.
"Untuk itu, kami akan menggunakan house hold system di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta dan Surabaya. Saya harap kejadian gangguan listrik yang terjadi menjadi pembelajaran kami semua," pungkasnya.
PLN juga diminta untuk kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam membebaskan Right of Way atau jarak bebas minimum di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saat ini, ROW telah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minumum pada SUTT, SUTET dan SUTT Arus Searah untuk Penyaluran Tenaga Listrik.
"Ini yang akan menjadi concern kita bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan BUMN," kata Rini.
(gus) Next Article Rini Soemarno Ternyata Pelapor Skandal Jiwasraya ke Kejagung
Seperti diketahui, saat insiden terjadi Rini berada di tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Sepulang ibadah, Rini pun langsung menggelar rapat dan mengunjungi PLN Unit Distribusi Jakarta Raya, bersama dengan media dan membahas soal insiden tersebut, Senin kemarin. "Kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terkena dampak pemadaman," katanya, dalam keterangan tertulis, Selasa (20/8/2019).
Caranya adalah dengan skema house load system ini, jika ada gangguan maka listrik yang mati hanya satu desa atau satu wilayah saja sehingga pemulihannya akan lebih mudah.
"Untuk itu, kami akan menggunakan house hold system di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta dan Surabaya. Saya harap kejadian gangguan listrik yang terjadi menjadi pembelajaran kami semua," pungkasnya.
PLN juga diminta untuk kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam membebaskan Right of Way atau jarak bebas minimum di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saat ini, ROW telah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minumum pada SUTT, SUTET dan SUTT Arus Searah untuk Penyaluran Tenaga Listrik.
"Ini yang akan menjadi concern kita bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan BUMN," kata Rini.
![]() |
(gus) Next Article Rini Soemarno Ternyata Pelapor Skandal Jiwasraya ke Kejagung
Most Popular