
Mengapa LRT Palembang Hingga KA Bandara Masih Sepi Peminat?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
19 August 2019 10:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah sarana dan prasarana perhubungan yang dibangun megah sampai saat ini masih sepi peminat. Sebut saja LRT Palembang, KA Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), hingga Bandara Internasional Jawa Barat atau Bandara Kertajati.
Proyek-proyek tersebut bahkan belum menghasilkan pendapatan yang sebanding dengan nilai investasi. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi angkat bicara mengenai kondisi itu.
"Ada yang bisa mendapatkan [revenue] dan ada yang memang sengaja dibuat untuk membangkitkan angkutan masal," kata Budi Karya di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (16/8/2019) malam.
Dia menjelaskan, operasional KA Bandara Soetta sejauh ini memang belum maksimal karena belum terealisasikannya konsep point to point. Hal tersebut disebabkan pembangunan jalur kereta double-double track (DDT) terhambat karena pembebasan lahan di sejumlah titik belum selesai.
"Pada saat ada koneksi DDT, orang bisa point to point dari Depok dan tarifnya terjangkau, dia akan visible. Jadi memang proyek kereta bandara Jakarta itu agak terganggu karena pembebasan tanah DDT terlambat," bebernya.
Sedangkan untuk LRT Palembang, Budi Karya bilang, proyek itu memang harus bergantung pada subsidi pemerintah. Tujuannya adalah untuk mengubah perilaku masyarakat agar tergerak menggunakan angkutan massal.
"Kalau itu akan efektif, maka secara ekonomi memang kita mensubsidi, tapi masyarakat dan pemerintah mendapatkan keuntungan lain dengan tidak macetnya satu daerah tertentu dan Palembang menjadi suatu contoh," tandasnya.
Ke depan, menurut Budi Karya, memang LRT Palembang masih harus meningkatkan headway. Dengan begitu, tingkat okupansi juga bisa ikut bertambah yang pada saatnya bisa memangkas subsidi dari pemerintah.
Di sisi lain, persoalan lain ada pada sepinya Bandara Kertajati. Dikatakan bahwa masalah utama adalah akses pendukung yang belum tersedia.
"Itu juga karena jalan tol dari Bandung ke Kertajati itu belum selesai, terkendala masalah pembebasan lahan. Tapi sekarang ini konsisten, paling tidak ada 25 flight di sana," urainya.
Kendati demikian, sambil menunggu akses pendukung rampung, Kemenhub punya upaya lain untuk meramaikan Bandara Kertajati. Sejak dua bulan ini misalnya, sudah ada peralihan penerbangan, limpahan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara.
Selain itu, pihaknya juga memberikan subsidi kepada DAMRI agar bisa memberikan layanan gratis ke Kertajati. Dengan cara itu, setahun kedepan diharapkan rutinitas di Kertajati bisa lebih baik.
"Bandara Kertajati nanti akan penuh saat jalan tol tambahan yang dari Bekasi ke Karawang jadi, maka orang-orang dari Bekasi cenderung ke sana daripada ke Jakarta," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Waduh! Tingkat Keterisian Penumpang LRT Palembang Baru 40%
Proyek-proyek tersebut bahkan belum menghasilkan pendapatan yang sebanding dengan nilai investasi. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi angkat bicara mengenai kondisi itu.
"Ada yang bisa mendapatkan [revenue] dan ada yang memang sengaja dibuat untuk membangkitkan angkutan masal," kata Budi Karya di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (16/8/2019) malam.
"Pada saat ada koneksi DDT, orang bisa point to point dari Depok dan tarifnya terjangkau, dia akan visible. Jadi memang proyek kereta bandara Jakarta itu agak terganggu karena pembebasan tanah DDT terlambat," bebernya.
Sedangkan untuk LRT Palembang, Budi Karya bilang, proyek itu memang harus bergantung pada subsidi pemerintah. Tujuannya adalah untuk mengubah perilaku masyarakat agar tergerak menggunakan angkutan massal.
"Kalau itu akan efektif, maka secara ekonomi memang kita mensubsidi, tapi masyarakat dan pemerintah mendapatkan keuntungan lain dengan tidak macetnya satu daerah tertentu dan Palembang menjadi suatu contoh," tandasnya.
![]() |
Ke depan, menurut Budi Karya, memang LRT Palembang masih harus meningkatkan headway. Dengan begitu, tingkat okupansi juga bisa ikut bertambah yang pada saatnya bisa memangkas subsidi dari pemerintah.
Di sisi lain, persoalan lain ada pada sepinya Bandara Kertajati. Dikatakan bahwa masalah utama adalah akses pendukung yang belum tersedia.
"Itu juga karena jalan tol dari Bandung ke Kertajati itu belum selesai, terkendala masalah pembebasan lahan. Tapi sekarang ini konsisten, paling tidak ada 25 flight di sana," urainya.
Kendati demikian, sambil menunggu akses pendukung rampung, Kemenhub punya upaya lain untuk meramaikan Bandara Kertajati. Sejak dua bulan ini misalnya, sudah ada peralihan penerbangan, limpahan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara.
Selain itu, pihaknya juga memberikan subsidi kepada DAMRI agar bisa memberikan layanan gratis ke Kertajati. Dengan cara itu, setahun kedepan diharapkan rutinitas di Kertajati bisa lebih baik.
"Bandara Kertajati nanti akan penuh saat jalan tol tambahan yang dari Bekasi ke Karawang jadi, maka orang-orang dari Bekasi cenderung ke sana daripada ke Jakarta," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Waduh! Tingkat Keterisian Penumpang LRT Palembang Baru 40%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular