Simak! Ini Cara Terbaru China Antisipasi Resesi Ekonomi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
18 August 2019 17:11
Bank Sentral China mengumumkan reformasi pembentukan suku bunga acuan negeri itu guna mempercepat transmisinya ke sektor riil.
Foto: PBOC (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNBC Indonesia-Bank Sentral China mengambil terobosan pada akhir pekan ini, dengan mengumumkan reformasi pembentukan suku bunga acuan negeri itu, Loan Prime Rate (LPR), dengan harapan mempercepat transmisinya ke sektor riil.

Reformasi tersebut dilakukan di tengah spekulasi People Bank's of China (PBoC) bakal menurunkan suku bunga acuan dari posisi sekarang 4,35% guna memberikan stimulus bagi pelaku usaha di perekonomian terbesar kedua dunia tersebut.

Dalam pernyataan resmi, PBoC menyebutkan bahwa mekanisme pembentukan LPR diperbaiki, untuk membuat bunga acuan di sektor riil menjadi lebih rendah. Rencana ini muncul setelah pertumbuhan ekonomi China per Juli melambat ke titik terendah 27 tahun, sebesar 6,2%.

"Dengan mereformasi dan memperbaiki mekanisme pembentukan LPR, kita bisa menggunakan metode reformasi berbasis pasar untuk membantu menurunkan suku bunga pinjaman riil," tulis PBoC dalam pernyataan resminya, Sabtu (17/9/2019).

Upaya reformasi ini diharapkan bisa memperkuat reformasi suku bunga berbasis pasar, memperbaiki efisiensi "transmisi suku bunga" dan menurunkan beban pembiayaan di sektor riil. 

Mulai bulan ini, bankir Negeri Tirai Bambu itu akan mendapat kuotasi berdasarkan suku bunga di operasi pasar terbuka, dan selanjutnya bunga itu akan dipublikasikan setiap tanggal 20, dimulai efektif pada 20 Agustus 2019 atau Selasa nanti.



Delapan bank akan ditambahkan dalam pembentukan kuotasi tersebut termasuk dua bank asing di dalamnya. Saat ini, hanya ada 10 bank nasional di China yang diizinkan untuk mengajukan kuotasi LPR.

"Perbankan harus mematok bunga pembiayaan baru dengan mengacu pada LPR dan memakai LPR tersebut untuk menentukan tingkat suku bunga floating," ujar PBOC, menegaskan bahwa perbankan tak lagi diizinkan membentuk batasan bunganya sendiri.

Selain itu, bank sentral itu juga menambahkan tenor bunga acuannya, yakni periode lima tahun, dari posisi saat ini yang hanya 1 tahun. Dengan demikian, bankir mendapat acuan penentuan bunga kredit jangka panjang seperti kredit pemilikan rumah (KPR). Untuk memastikan efektivitas transmisi LPR, aplikasi LPR ini masuk dalam asesmen makro-prudensialnya (MPA) perbankan.

"Piranti baru ini (reformasi kuotasi LPR) setara dengan pemangkasan suku bunga yang terpandu, dan hanya dilakukan PBOC pada masa-masa krusial," ujar analis Zhongtai Securities Co Dai Zhifeng, sebagaimana dikutip CNBC International.

Pelaku pasar telah bertaruh suku bunga acuan China akan diturunkan, setelah pemangkasan terakhir terjadi pada Oktober 2015 (sebesar 25 basis poin). Meski demikian, banyak kalangan menilai langkah itu bakal menjadi opsi terakhir, setelah giro wajib minimum (GWM) diturunkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Ekonomi Lesu, China Terapkan Acuan Bunga Kredit Baru di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular