
Jokowi Mau Sulap Kualitas Masyarakat RI, Bisakah?
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
14 August 2019 14:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode kedua pemerintahannya akan fokus membangun Sumber Daya Manusia (SDM) agar mampu bersaing dengan negara lainnya. Pemerintah pun telah melakukan banyak langkah untuk menciptakan SDM yang unggul.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, untuk menciptakan SDM unggul maka suatu negara harus memperbaiki indeks pembangunan manusia (IPM) nya. Apalagi IPM Indonesia masih jauh tertinggal rangking dibandingkan negara-negara lainnya.
Dia memaparkan, indeks pembangunan Indonesia ada di ranking 114, Korea Selatan ranking 14 dan Singapura ranking 2. Dengan kondisi ini maka Indonesia harus memperkuat IPM-nya agar mampu bersaing.
Sedangkan untuk indeks daya saing talenta global AS ranking 3, Jerman 19 dan Indonesia 77. Kemudian, indeks inovasi global AS 6, China 17, Jepang 13, Inggris 4 dan Indonesia 85.
"Ini yang perlu saya sampaikan, kalau ingin SDM unggul maka indeks-indeks ini harus dipersempit. Sementara ini masih cukup jauh bila dibandingkan negara maju," kata Moeldoko di Forum Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Namun, ia menekankan pemerintah bukan tidak melakukan apa-apa. Justru pemerintah telah melakukan banyak hal untuk memperbaiki kualitas SDM dalam negeri.
"Kalau bicara IPM maka tidak bisa lepas dari kesehatan dan pendidikan. Kita telah perbaiki kualitas kesehatan dengan Kartu Indonesia Sehat, Program Keluarga Harapan, dan sembako murah. Ini semua untuk meningkatkan gizi," jelasnya.
"Dari kualitas pendidikan, pemerintah sudah menyalurkan kartu Indonesia pintar dan bisik misi," jelasnya.
Bahkan di tahun depan pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk mendukung SDM maju dan unggul.
"Kartu Indonesia Pintar (KIP) tahun 2020 kita targetkan 14 ribu penerimaan untuk kuliah. Juga 2 juta kartu pekerja di 2020 untuk anak-anak kita yang perlu mendapatkan lapangan kerja," tegasnya.
(dru) Next Article Jokowi Anggarkan Rp 217 T untuk SDM di 2022, Buat Apa Saja?
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, untuk menciptakan SDM unggul maka suatu negara harus memperbaiki indeks pembangunan manusia (IPM) nya. Apalagi IPM Indonesia masih jauh tertinggal rangking dibandingkan negara-negara lainnya.
Dia memaparkan, indeks pembangunan Indonesia ada di ranking 114, Korea Selatan ranking 14 dan Singapura ranking 2. Dengan kondisi ini maka Indonesia harus memperkuat IPM-nya agar mampu bersaing.
Sedangkan untuk indeks daya saing talenta global AS ranking 3, Jerman 19 dan Indonesia 77. Kemudian, indeks inovasi global AS 6, China 17, Jepang 13, Inggris 4 dan Indonesia 85.
"Ini yang perlu saya sampaikan, kalau ingin SDM unggul maka indeks-indeks ini harus dipersempit. Sementara ini masih cukup jauh bila dibandingkan negara maju," kata Moeldoko di Forum Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Namun, ia menekankan pemerintah bukan tidak melakukan apa-apa. Justru pemerintah telah melakukan banyak hal untuk memperbaiki kualitas SDM dalam negeri.
"Kalau bicara IPM maka tidak bisa lepas dari kesehatan dan pendidikan. Kita telah perbaiki kualitas kesehatan dengan Kartu Indonesia Sehat, Program Keluarga Harapan, dan sembako murah. Ini semua untuk meningkatkan gizi," jelasnya.
"Dari kualitas pendidikan, pemerintah sudah menyalurkan kartu Indonesia pintar dan bisik misi," jelasnya.
Bahkan di tahun depan pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk mendukung SDM maju dan unggul.
"Kartu Indonesia Pintar (KIP) tahun 2020 kita targetkan 14 ribu penerimaan untuk kuliah. Juga 2 juta kartu pekerja di 2020 untuk anak-anak kita yang perlu mendapatkan lapangan kerja," tegasnya.
![]() |
(dru) Next Article Jokowi Anggarkan Rp 217 T untuk SDM di 2022, Buat Apa Saja?
Most Popular