
Jokowi Bicara Kekhawatiran Devaluasi Yuan & Currency War
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
13 August 2019 17:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) nampaknya mulai khawatir dengan langkah China yang 'memainkan' nilai tukar yuan, merespons hubungan dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang makin memanas.
Sore ini, usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jokowi mengumpulkan jajaran Menteri Ekonomi dan pemangku kepentingan terkait di Istana Merdeka untuk membahas antisipasi langkah China mendevaluasi Yuan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa pokok pembahasan utama dalam rapat tersebut yakni mengantisipasi adanya perang mata uang antar negara, pasca China melemahkan mata uangnya.
"Untuk ekonomi Indonesia kita memahami bagaimana implikasi dan kemungkinan terjadinya risiko," kata Sri Mulyani di kompleks kepresidenan, Selasa (13/8/2019).
"Perkembangan terakhir, di mana mereka [China] menembus 7 yuan per dolar AS. Apakah itu dianggap sebagai suatu awal dari terjadinya persaingan dari sisi currency," katanya.
Nilai tukar yuan memang tak sepenuhnya bergerak melalui mekanisme pasar. Bank sentral China diperkenankan menetapkan yuan, melemah atau menguat maksimal 2% dari titik tengah yang sudah ditetapkan.
Pelemahan yuan tentu bukan kabar baik bagi Indonesia. Pasalnya, produk asal China akan menjadi lebih murah di pasar global, dan secara langsung mendongkrak kinerja ekspor negeri Tirai Bambu.
Di tengah keretakan hubungan dagang antara China dan AS, produk China pun bisa leluasa berpenetrasi ke negara lain, tak terkecuali Indonesia. Bukan tidak mungkin, Indonesia akan kebanjiran produk China.
Pemerintah menegaskan akan melakukan berbagai upaya untuk memitigasi dampak dan risiko pelemahan yuan terhadap sendi perekonomian. Salah satunya melalui peningkatan investasi dan ekspor.
"Kemudian bagaimana kita tetap perbaiki daya kompetisi kita. Supaya kemudian kita tidak terlalu mudah terombang-ambing dengan perubahan lingkungan," tegasnya.
(dru) Next Article Ulang Tahun, Jokowi Ucapkan Terima Kasih Atas Doa
Sore ini, usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jokowi mengumpulkan jajaran Menteri Ekonomi dan pemangku kepentingan terkait di Istana Merdeka untuk membahas antisipasi langkah China mendevaluasi Yuan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa pokok pembahasan utama dalam rapat tersebut yakni mengantisipasi adanya perang mata uang antar negara, pasca China melemahkan mata uangnya.
![]() |
"Perkembangan terakhir, di mana mereka [China] menembus 7 yuan per dolar AS. Apakah itu dianggap sebagai suatu awal dari terjadinya persaingan dari sisi currency," katanya.
Nilai tukar yuan memang tak sepenuhnya bergerak melalui mekanisme pasar. Bank sentral China diperkenankan menetapkan yuan, melemah atau menguat maksimal 2% dari titik tengah yang sudah ditetapkan.
Pelemahan yuan tentu bukan kabar baik bagi Indonesia. Pasalnya, produk asal China akan menjadi lebih murah di pasar global, dan secara langsung mendongkrak kinerja ekspor negeri Tirai Bambu.
Di tengah keretakan hubungan dagang antara China dan AS, produk China pun bisa leluasa berpenetrasi ke negara lain, tak terkecuali Indonesia. Bukan tidak mungkin, Indonesia akan kebanjiran produk China.
Pemerintah menegaskan akan melakukan berbagai upaya untuk memitigasi dampak dan risiko pelemahan yuan terhadap sendi perekonomian. Salah satunya melalui peningkatan investasi dan ekspor.
"Kemudian bagaimana kita tetap perbaiki daya kompetisi kita. Supaya kemudian kita tidak terlalu mudah terombang-ambing dengan perubahan lingkungan," tegasnya.
(dru) Next Article Ulang Tahun, Jokowi Ucapkan Terima Kasih Atas Doa
Most Popular