
Pak Jokowi, RI Ada 129 Cekungan Migas Belum Tercolek Loh...
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
09 August 2019 18:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru saja Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kejayaan sektor minyak nasional sudah selesai. Menekankan pentingnya pembangunan SDM untuk mengandalkan teknologi di ekonomi mendatang.
"Sekali lagi, pentingnya sumber daya manusia bagi sebuah pembangunan. Oleh sebab itu, setelah 5 tahun setelah fokus pada infrastruktur, 5 tahun ke depan fokus pada SDM. Kejayaan minyak dan kayu sudah selesai, kejayaan komoditi SDA sudah hampir selesai, fondasi kita ke depan percayalah SDM kita yang berkualitas," ujar Jokowi, di Kongres V PDI Perjuangan di Bali, Kamis (8/8/2019).
Benarkah sudah benar-benar selesai?
Sebenarnya, Badan Geologi Kementerian ESDM pernah melaporkan soal temuan 129 cekungan baru yang berpotensi menjadi cadangan migas, dan 30 cekungan di antaranya sudah terbukti memiliki cadangan minyak dan sudah berproduksi.
Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar menjelaskan, Indonesia memiliki 129 cekungan sedimen, dan ada 58% (74 cekungan sedimen) yang belum dieksplorasi dan sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia baik onshore maupun offshore.
Adapun, 42% di antaranya sudah dieksplorasi, yang mana 14% (18 cekungan) sudah produksi, 9% (12 cekungan) sudah dibor dan ditemukan minyak, serta 19% (24 cekungan) sudah dibor tetapi tidak ditemukan minyak.
Selain itu, Rudy menyebutkan, pihanya telah merekomendasikan lima wilayah di Kawasan Timur Indonesia yang berpotensi untuk ditemukannya lapangan minyak besar (giant field) yaitu Blok Selaru (Cekungan Aru-Tanimbar), Blok Arafura Selatan (Cekungan Arafura), Blok Boka (Cekungan Akimeugah), Blok Atsy, (Cekungan Sahul) dan Blok Agats Barat (Cekungan Sahul).
"Pada Blok Selaru telah diidentifikasi dua lead pada Mesozoic deltaic play dengan sumberdaya potential P50 untuk skenario gas sebesar 4.8 Trillion Cubic Feet (TCF) dan skenario minyak sebesar 4060 MMBO," jelasnya.
Berdasarkan hasil akuisisi seismik 2D yang dilakukan Badan Geologi pada 2017 sepanjang 1600 km di blok Arafura Selatan, telah diidentifikasi dua lead pada Aptian Prograding shoreface play (sudah terbukti pada lapangan-lapangan di Papua Nugini) dan Permian fluvio-deltaic lacustrine pinchout (terbukti di lapangan migas Australia bagian utara). Total sumber daya potential untuk skenario gas sebesar 7,36 TCF dan skenario minyak sebesar 6.144,54 MMBO.
"Untuk Blok Boka dan Blok Atsy kami melaksanakan survei Passive Seismic Tomography (PST) telah diidentifikasi 4 lead pada Jurassic sand play di Blok Boka, dengan total sumberdaya potential P50 untuk skenario gas sebesar 1.1 TCF dan untuk skenario minyak sebesar 930 MMBO," papar Rudy.
Beberapa blok lain yang juga memiliki potensi migas dengan skenario lead P50, di antaranya WK Wamena (263,75 MMBO skenario minyak; 395,625 BSCF skenario gas), WK Teluk Bone Utara (239,79 MMBO skenario minyak; 1157,27 BSCF skenario gas), WK Sahul (150,75 MMBO skenario minyak; 180,59 BSCF skenario gas), WK Buru (118,54 MMBO skenario minyak; 118,13 BSCF skenario gas), dan WK Misool (69,94 MMBO skenario minyak; 258,79 BSCF skenario gas).
"Eksplorasi lanjutan yang lebih detil terhadap area-area yang telah direkomendasikan oleh Badan Geologi tersebut menjadi kunci bagi peningkatan jumlah cadangan migas terbukti yang kelak dimiliki oleh Indonesia," pungkas Rudy.
(gus) Next Article ESDM Antisipasi Kenaikan Harga Minyak
"Sekali lagi, pentingnya sumber daya manusia bagi sebuah pembangunan. Oleh sebab itu, setelah 5 tahun setelah fokus pada infrastruktur, 5 tahun ke depan fokus pada SDM. Kejayaan minyak dan kayu sudah selesai, kejayaan komoditi SDA sudah hampir selesai, fondasi kita ke depan percayalah SDM kita yang berkualitas," ujar Jokowi, di Kongres V PDI Perjuangan di Bali, Kamis (8/8/2019).
Sebenarnya, Badan Geologi Kementerian ESDM pernah melaporkan soal temuan 129 cekungan baru yang berpotensi menjadi cadangan migas, dan 30 cekungan di antaranya sudah terbukti memiliki cadangan minyak dan sudah berproduksi.
Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar menjelaskan, Indonesia memiliki 129 cekungan sedimen, dan ada 58% (74 cekungan sedimen) yang belum dieksplorasi dan sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia baik onshore maupun offshore.
Adapun, 42% di antaranya sudah dieksplorasi, yang mana 14% (18 cekungan) sudah produksi, 9% (12 cekungan) sudah dibor dan ditemukan minyak, serta 19% (24 cekungan) sudah dibor tetapi tidak ditemukan minyak.
Selain itu, Rudy menyebutkan, pihanya telah merekomendasikan lima wilayah di Kawasan Timur Indonesia yang berpotensi untuk ditemukannya lapangan minyak besar (giant field) yaitu Blok Selaru (Cekungan Aru-Tanimbar), Blok Arafura Selatan (Cekungan Arafura), Blok Boka (Cekungan Akimeugah), Blok Atsy, (Cekungan Sahul) dan Blok Agats Barat (Cekungan Sahul).
"Pada Blok Selaru telah diidentifikasi dua lead pada Mesozoic deltaic play dengan sumberdaya potential P50 untuk skenario gas sebesar 4.8 Trillion Cubic Feet (TCF) dan skenario minyak sebesar 4060 MMBO," jelasnya.
Berdasarkan hasil akuisisi seismik 2D yang dilakukan Badan Geologi pada 2017 sepanjang 1600 km di blok Arafura Selatan, telah diidentifikasi dua lead pada Aptian Prograding shoreface play (sudah terbukti pada lapangan-lapangan di Papua Nugini) dan Permian fluvio-deltaic lacustrine pinchout (terbukti di lapangan migas Australia bagian utara). Total sumber daya potential untuk skenario gas sebesar 7,36 TCF dan skenario minyak sebesar 6.144,54 MMBO.
"Untuk Blok Boka dan Blok Atsy kami melaksanakan survei Passive Seismic Tomography (PST) telah diidentifikasi 4 lead pada Jurassic sand play di Blok Boka, dengan total sumberdaya potential P50 untuk skenario gas sebesar 1.1 TCF dan untuk skenario minyak sebesar 930 MMBO," papar Rudy.
Beberapa blok lain yang juga memiliki potensi migas dengan skenario lead P50, di antaranya WK Wamena (263,75 MMBO skenario minyak; 395,625 BSCF skenario gas), WK Teluk Bone Utara (239,79 MMBO skenario minyak; 1157,27 BSCF skenario gas), WK Sahul (150,75 MMBO skenario minyak; 180,59 BSCF skenario gas), WK Buru (118,54 MMBO skenario minyak; 118,13 BSCF skenario gas), dan WK Misool (69,94 MMBO skenario minyak; 258,79 BSCF skenario gas).
"Eksplorasi lanjutan yang lebih detil terhadap area-area yang telah direkomendasikan oleh Badan Geologi tersebut menjadi kunci bagi peningkatan jumlah cadangan migas terbukti yang kelak dimiliki oleh Indonesia," pungkas Rudy.
![]() |
(gus) Next Article ESDM Antisipasi Kenaikan Harga Minyak
Most Popular