
JK: Dunia Berubah, AS Jadi Proteksionis & China Liberal
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
07 August 2019 13:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski sarat dengan hitungan matematis, perekonomian pun bisa berubah seiring perkembangan zaman dan teknologi. Bahkan perubahan arah ekonomi biasanya terjadi per 30 tahun.
"Waktu resesi dunia tahun 1930, timbulah pemikiran dunia bahwa pemerintah harus campur tangan memberikan insentif. Kemudian 30 tahun kemudian dikatakan lagi pemerintah jangan lagi ikut campur, dan muncul neoliberal, globalisasi dan sebagainya," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Beyond Wealth 2019 di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (07/08/2019).
Bahkan 30 tahun setelah globalisasi dan neoliberal, Amerika Serikat kini cenderung proteksionis. Sementara China yang semula proteksionis menjadi liberal. Hal ini pun membuat perubahan mendasar pada bisnis. Saat ini baik AS maupun Inggris bersifat proteksionis.
"Buku ekonomi harus diubah. Harus dipahami dulu tahun 1970 membuat neoliberal dan membuka peluang globalisasi, privatisasi, dan bikin konsensus. Sekarang justru terbalik semuanya," katanya.
Untuk itu, politikus senior Partai Golkar itu menekankan pentingnya kerja sama swasta dengan pemerintah untuk meningkatkan investasi dan ekspor. Dengan situasi global yang tidak pasti dan adanya perubahan arah ekonomi dunia Indonesia, menurut JK, harus mengambil kesempatan untuk masuk.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article JK: Afghanistan Adalah Bangsa Kuat dan Hebat!
"Waktu resesi dunia tahun 1930, timbulah pemikiran dunia bahwa pemerintah harus campur tangan memberikan insentif. Kemudian 30 tahun kemudian dikatakan lagi pemerintah jangan lagi ikut campur, dan muncul neoliberal, globalisasi dan sebagainya," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Beyond Wealth 2019 di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (07/08/2019).
Bahkan 30 tahun setelah globalisasi dan neoliberal, Amerika Serikat kini cenderung proteksionis. Sementara China yang semula proteksionis menjadi liberal. Hal ini pun membuat perubahan mendasar pada bisnis. Saat ini baik AS maupun Inggris bersifat proteksionis.
"Buku ekonomi harus diubah. Harus dipahami dulu tahun 1970 membuat neoliberal dan membuka peluang globalisasi, privatisasi, dan bikin konsensus. Sekarang justru terbalik semuanya," katanya.
Untuk itu, politikus senior Partai Golkar itu menekankan pentingnya kerja sama swasta dengan pemerintah untuk meningkatkan investasi dan ekspor. Dengan situasi global yang tidak pasti dan adanya perubahan arah ekonomi dunia Indonesia, menurut JK, harus mengambil kesempatan untuk masuk.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article JK: Afghanistan Adalah Bangsa Kuat dan Hebat!
Most Popular