
Duh! Polusi Udara Bikin Ekonomi RI Rugi Triliunan Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 August 2019 10:35

Misalnya, Bank Dunia pada 2016 menerbitkan laporan berjudul Pollution Management & Environmental Health Program Annual Report: Supporting Pollution Action for Health. Temuan dalam laporan tersebut adalah kerugian akibat polusi udara mencapai US$ 225 miliar yang berasal dari gangguan kesehatan, kematian, stunting, dan sebagainya.
Dalam kasus Indonesia, Bank Dunia memperkirakan polusi udara bisa mengurangi potensi perekonomian sekitar 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2018, PDB Indonesia adalah sekitar Rp 14.000 triliun, jadi kalau 1% berarti kerugian ekonomi akibat polusi udara mencapai Rp 140 triliun. Bukan jumlah yang sedikit.
"Sekitar 87% dari populasi dunia tinggal di wilayah dengan kualitas udara di bawah standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Oleh karena itu, manajemen polusi akan berdampak kepada peningkatan kualitas tata kota, human capital, produktivitas, efektivitas, dan kehidupan," sebut laporan Bank Dunia.
Menurut Bank Dunia, salah satu masalah utama penanggulangan polusi adalah minimnya ketersediaan data. Kurangnya data yang mumpuni membuat pengambilan kebijakan menjadi kurang tepat.
"Bank Dunia menilai upaya menangani polusi udara cenderung minim analisis. Tanpa data kualitas udara yang memadai, baik itu berapa kuantitas polutan dan dari mana sumbernya, maka memperkirakan dampaknya akan sangat sulit. Apalagi sampai menyusun kebijakan intervensi yang tepat sasaran, mustahil. Namun memang analisis kualitas udara memakan biaya dan waktu (bisa setidaknya 1-2 tahun) karena harus dilakukan di setiap musim dan kondisi," papar riset Bank Dunia.
Dari data yang lengkap dan reliabel, demikian Bank Dunia, pengambil kebijakan bisa merumuskan langkah yang tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat anggaran. Contoh suksesnya adalah di Santiago (Cile) dan Lima-Callao (Peru).
"Polusi adalah salah satu musuh utama yang harus diperangi. Masyarakat miskin adalah yang paling merasakan dampaknya, mengingat tingginya eksposur ke udara terbuka dan minimnya akses terhadap layanan kesehatan. Jadi kalau masalah polusi tidak bisa segera diselesaikan, maka orang-orang miskin akan semakin sulit meningkatkan produktivitasnya untuk lepas dari jerat kemiskinan," tegas Bank Dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Dalam kasus Indonesia, Bank Dunia memperkirakan polusi udara bisa mengurangi potensi perekonomian sekitar 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2018, PDB Indonesia adalah sekitar Rp 14.000 triliun, jadi kalau 1% berarti kerugian ekonomi akibat polusi udara mencapai Rp 140 triliun. Bukan jumlah yang sedikit.
![]() |
"Sekitar 87% dari populasi dunia tinggal di wilayah dengan kualitas udara di bawah standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Oleh karena itu, manajemen polusi akan berdampak kepada peningkatan kualitas tata kota, human capital, produktivitas, efektivitas, dan kehidupan," sebut laporan Bank Dunia.
"Bank Dunia menilai upaya menangani polusi udara cenderung minim analisis. Tanpa data kualitas udara yang memadai, baik itu berapa kuantitas polutan dan dari mana sumbernya, maka memperkirakan dampaknya akan sangat sulit. Apalagi sampai menyusun kebijakan intervensi yang tepat sasaran, mustahil. Namun memang analisis kualitas udara memakan biaya dan waktu (bisa setidaknya 1-2 tahun) karena harus dilakukan di setiap musim dan kondisi," papar riset Bank Dunia.
Dari data yang lengkap dan reliabel, demikian Bank Dunia, pengambil kebijakan bisa merumuskan langkah yang tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat anggaran. Contoh suksesnya adalah di Santiago (Cile) dan Lima-Callao (Peru).
"Polusi adalah salah satu musuh utama yang harus diperangi. Masyarakat miskin adalah yang paling merasakan dampaknya, mengingat tingginya eksposur ke udara terbuka dan minimnya akses terhadap layanan kesehatan. Jadi kalau masalah polusi tidak bisa segera diselesaikan, maka orang-orang miskin akan semakin sulit meningkatkan produktivitasnya untuk lepas dari jerat kemiskinan," tegas Bank Dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular