
Pengusaha: PHK Suatu yang Lumrah, Bukan Aib
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
31 July 2019 18:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mendera ribuan pekerja produsen mobil Jepang Nissan di dunia termasuk 830 pekerja di Indonesia. Namun, fenomena PHK ini dianggap bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan oleh pengusaha.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai terjadinya PHK selalu dipengaruhi oleh kondisi sebuah perusahaan.
"PHK sesuatu yang lumrah terjadi, bukan aib. Ini karena dunia sedang berkompetisi semua. Kita tidak boleh kalah," kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/7/2019).
Menurutnya, isu utama yang diperbincangkan saat ini adalah upaya untuk meningkatkan daya saing. Dengan begitu, jumlah tenaga kerja akan dapat terserap banyak.
Solusi lain atas gelombang PHK, kata Hariyadi, terlihat dari fenomena global yang bertindak secara pragmatis. Negara-negara maju menerapkan aturan untuk memproteksi pasar dalam negerinya masing-masing.
"Dunia ini memang menuju ke langkah pragmatis. AS melindungi pasar dalam negeri, Eropa juga begitu. Lihat CPO kita tidak masuk. Kita juga harus melakukan itu. Ya tentu dengan cara soft, bagaimana pintar-pintar kita untuk membuat regulasi," kata Hariyadi.
Namun, tren PHK di Nissan perlu dicermati seksama karena persoalan yang dihadapi Nissan tidak terjadi merata di semua industri otomotif. Apalagi persoalan PHK Nissan di Indonesia merupakan bagian penurunan Nissan secara global.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan gelombang PHK kepada pekerja Nissan di Indonesia memang perlu dilihat dari berbagai sisi.
Menurutnya ada sisi positif yang bisa dipetik dari fenomena PHK di Nissan. Para pekerja PHK dapat menempati tempat baru karena pada saat yang sama sejumlah pengusaha otomotif akan berinvestasi di Indonesia.
"Ada hal-hal positif, ada investasi juga masuk seperti Toyota mau berinvestasi, Wiling mau ambil investasi, Hyundai mau buka pabrik. Memang ada yang menutup tapi ada yang membuka," kata Rosan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Keputusan PHK dilakukan Nissan untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi.
"Seperti yang disampaikan CEO Hiroto Saikawa kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi. Dari FY20-FY21 kami akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi. Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang. Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini," ujar President Director PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi dikutip dari detikcom, Senin (29/7/2019).
Tanggapan lain atas PHK Nissan di Indonesia disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong. PHK Nissan menurutnya masih berhubungan industri otomotif saat ini sedang terjadi guncangan.
"Saya sampaikan secara global industri otomotif sedang guncangan luar biasa. Pertama siklus otomotif sedang menurun setiap bulan ada pengumuman dari Nissan PHK 12 ribuan pekerja. Sebelumnya Ford PHK karyawan di Eropa," kata Thomas Lembong dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (30/7/2019).
Pada 2018, untuk kali pertama dalam sejarah penjualan mobil di China mengalami penurunan dibandingkan 2017. Pada tahun lalu penjualan mobil di China hanya terjual 28 juta unit atau turun 3% dibandingkan 2017.
Menurunnya tren industri mobil lantaran saat ini industri dihadapkan pada tiga revolusi.
Pertama berkembangnya bisnis transport online meningkat. Lalu, adanya tren mobil listrik. Dan terakhir tren yang menuju pada otonomisasi kendaraan.
"Otomotif ditimpa investasi miliaran dolar untuk elektrifikasi yang tadi mobil motor tradisional jadi pabrik yang produksi mobil listrik dan menyebabkan PHK semua perusahaan otomotif utama termasuk Nissan, Ford, GM terjadi pada tahun lalu," kata Thomas Lembong.
(hoi/hoi) Next Article Siap-siap, Nissan Mau Kurangi 10.000 Karyawan
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai terjadinya PHK selalu dipengaruhi oleh kondisi sebuah perusahaan.
"PHK sesuatu yang lumrah terjadi, bukan aib. Ini karena dunia sedang berkompetisi semua. Kita tidak boleh kalah," kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/7/2019).
Menurutnya, isu utama yang diperbincangkan saat ini adalah upaya untuk meningkatkan daya saing. Dengan begitu, jumlah tenaga kerja akan dapat terserap banyak.
"Dunia ini memang menuju ke langkah pragmatis. AS melindungi pasar dalam negeri, Eropa juga begitu. Lihat CPO kita tidak masuk. Kita juga harus melakukan itu. Ya tentu dengan cara soft, bagaimana pintar-pintar kita untuk membuat regulasi," kata Hariyadi.
Namun, tren PHK di Nissan perlu dicermati seksama karena persoalan yang dihadapi Nissan tidak terjadi merata di semua industri otomotif. Apalagi persoalan PHK Nissan di Indonesia merupakan bagian penurunan Nissan secara global.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan gelombang PHK kepada pekerja Nissan di Indonesia memang perlu dilihat dari berbagai sisi.
Menurutnya ada sisi positif yang bisa dipetik dari fenomena PHK di Nissan. Para pekerja PHK dapat menempati tempat baru karena pada saat yang sama sejumlah pengusaha otomotif akan berinvestasi di Indonesia.
"Ada hal-hal positif, ada investasi juga masuk seperti Toyota mau berinvestasi, Wiling mau ambil investasi, Hyundai mau buka pabrik. Memang ada yang menutup tapi ada yang membuka," kata Rosan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Keputusan PHK dilakukan Nissan untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi.
"Seperti yang disampaikan CEO Hiroto Saikawa kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi. Dari FY20-FY21 kami akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi. Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang. Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini," ujar President Director PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi dikutip dari detikcom, Senin (29/7/2019).
Tanggapan lain atas PHK Nissan di Indonesia disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong. PHK Nissan menurutnya masih berhubungan industri otomotif saat ini sedang terjadi guncangan.
"Saya sampaikan secara global industri otomotif sedang guncangan luar biasa. Pertama siklus otomotif sedang menurun setiap bulan ada pengumuman dari Nissan PHK 12 ribuan pekerja. Sebelumnya Ford PHK karyawan di Eropa," kata Thomas Lembong dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (30/7/2019).
Pada 2018, untuk kali pertama dalam sejarah penjualan mobil di China mengalami penurunan dibandingkan 2017. Pada tahun lalu penjualan mobil di China hanya terjual 28 juta unit atau turun 3% dibandingkan 2017.
Menurunnya tren industri mobil lantaran saat ini industri dihadapkan pada tiga revolusi.
Pertama berkembangnya bisnis transport online meningkat. Lalu, adanya tren mobil listrik. Dan terakhir tren yang menuju pada otonomisasi kendaraan.
"Otomotif ditimpa investasi miliaran dolar untuk elektrifikasi yang tadi mobil motor tradisional jadi pabrik yang produksi mobil listrik dan menyebabkan PHK semua perusahaan otomotif utama termasuk Nissan, Ford, GM terjadi pada tahun lalu," kata Thomas Lembong.
(hoi/hoi) Next Article Siap-siap, Nissan Mau Kurangi 10.000 Karyawan
Most Popular