
Sakti Wahyu Trenggono & Calon-calon Menteri BUMN Jokowi
Herdaru Purnomo & Lidya Julita S, CNBC Indonesia
31 July 2019 15:53

Ekonom CORE, Piter Abdullah, menilai yang cocok mengisi kursi pimpinan BUMN adalah anak muda. Namun, tentunya juga harus memiliki pengalaman khususnya di dunia usaha.
"Untuk menteri BUMN saya kira yang dibutuhkan adalah sosok yang masih cukup muda, punya pengalaman di dunia usaha, punya visi bagaimana membangun BUMN, berani mengambil kebijakan gila, dan tidak punya kepentingan atau non partisan," jelasnya.
Pengamat Ekonomi INDEF, Bhima Yudhistira, mengatakan kriteria lainnya yang tepat mengisi kursi BUMN adalah sosok yang berani dalam bertindak dan membuat kebijakan demi menyehatkan BUMN yang saat ini banyak yang sakit. Apakah pantas dari kursi partai politik?
"Harusnya yang punya terobosan dan bisa menolak intervensi politik yang rugikan BUMN. Misalnya kondisi keuangan BUMN sedang tertekan ya penugasan yang dipaksakan perlu di setop. Jadi punya keberanian untuk tidak populis demi keberlanjutan usaha BUMN. Syarat lain soal integritas karena posisi BUMN rentan dijadikan sapi perah dan sarana korupsi," tegas Bhima.
Salah satu sosok lain yang namanya disebut adalah Eko Putro Sandjojo. Sayangnya ia juga berasal dari Partai Politik. Mantan Dirut PT Sierad Produce Tbk ini berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa.
"Menteri yang cukup senior dan cukup disegani di kabinet adalah Eko Putro Sandjojo. Ia memang jarang tampil di media. Baru saat-saat ini saja, namun ia disebut juga sebagai calon kuat pengganti Rini Soemarno," ungkap salah seorang petinggi di PDIP.
Selentingan isu juga berhembus dan memunculkan nama Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini disebut bisa menjadi alternatif Menteri BUMN bagi Jokowi. Selain berpengalaman sebagai menteri, Arief juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
BUMN Harus Dipegang Professional
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, turut memberikan pandangan mengenai sosok menteri yang pantas mengisi kabinet kerja jilid II. Menurutnya, calon menteri tersebut mesti menguasai bidang yang akan diamanatkan kepadanya. Apalagi kebijakan menteri secara tidak langsung akan berdampak pada sektor perekonomian.
"Kompetensi itu harus betul-betul menguasai bidang yang akan ditugaskan kepadanya. Tidak hanya di bidangnya, tetapi juga di bidang lain yang masuk dalam lingkupnya," kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/7/2019).
Kompetensi memang begitu ditekankan oleh Hariyadi. Setiap kebijakan kementerian akan menjadi output yang dapat menentukan investasi di Indonesia.
Masih berhubungan dengan kompetensi, calon menteri selanjutnya mesti mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat. Komunikasinya harus baik kepada parlemen dan masyarakat.
Jika bicara dari kalangan profesional, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Suprajarto dan Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, pun dibicarakan oleh ekonom. Bhima Yudhistira mengatakan juga bahwa sosok yang tepat menggantikan Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN adalah Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin. Ia juga menilai Budi Gunadi bisa bersikap profesional tanpa ada kepentingan pribadi.
"Budi Gunadi juga oke. Profesional dan pengalaman lama di korporasi termasuk BUMN. Sebaiknya kursi menteri BUMN di isi profesional," kata dia.

Sama halnya dengan Suprajarto. Orang nomor satu di BRI juga sudah makan asam garam di dunia korporasi dan BUMN. Sebelum di BRI, dia menjabat sebagai Wakil Direktur Utama BNI. Suprajarto duduk di kursi Wadirut BNI sejak 17 Maret 2015.
BRI bukan tempat baru baginya, lantaran sebelum berlabuh ke Bank BNI dia adalah Direktur Jaringan dan Layanan BRI. Posisi tersebut dia miliki sejak 5 September 2007 dan juga menjabat sebagai Direktur Jaringan dan Operasional.
Suprajarto merupakan lulusan S3 Manajemen Bisnis, Universitas Padjadjaran, Bandung. Dirinya juga pernah menempuh pendidikan S2 Manajemen Pemasaran, Universitas Padjadjaran, Bandung dan S1 Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Yogyakarta
Lalu siapakah yang dipilih Jokowi? (dru/wed)
"Untuk menteri BUMN saya kira yang dibutuhkan adalah sosok yang masih cukup muda, punya pengalaman di dunia usaha, punya visi bagaimana membangun BUMN, berani mengambil kebijakan gila, dan tidak punya kepentingan atau non partisan," jelasnya.
Pengamat Ekonomi INDEF, Bhima Yudhistira, mengatakan kriteria lainnya yang tepat mengisi kursi BUMN adalah sosok yang berani dalam bertindak dan membuat kebijakan demi menyehatkan BUMN yang saat ini banyak yang sakit. Apakah pantas dari kursi partai politik?
Salah satu sosok lain yang namanya disebut adalah Eko Putro Sandjojo. Sayangnya ia juga berasal dari Partai Politik. Mantan Dirut PT Sierad Produce Tbk ini berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa.
"Menteri yang cukup senior dan cukup disegani di kabinet adalah Eko Putro Sandjojo. Ia memang jarang tampil di media. Baru saat-saat ini saja, namun ia disebut juga sebagai calon kuat pengganti Rini Soemarno," ungkap salah seorang petinggi di PDIP.
Selentingan isu juga berhembus dan memunculkan nama Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini disebut bisa menjadi alternatif Menteri BUMN bagi Jokowi. Selain berpengalaman sebagai menteri, Arief juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
BUMN Harus Dipegang Professional
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, turut memberikan pandangan mengenai sosok menteri yang pantas mengisi kabinet kerja jilid II. Menurutnya, calon menteri tersebut mesti menguasai bidang yang akan diamanatkan kepadanya. Apalagi kebijakan menteri secara tidak langsung akan berdampak pada sektor perekonomian.
"Kompetensi itu harus betul-betul menguasai bidang yang akan ditugaskan kepadanya. Tidak hanya di bidangnya, tetapi juga di bidang lain yang masuk dalam lingkupnya," kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/7/2019).
Kompetensi memang begitu ditekankan oleh Hariyadi. Setiap kebijakan kementerian akan menjadi output yang dapat menentukan investasi di Indonesia.
Masih berhubungan dengan kompetensi, calon menteri selanjutnya mesti mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat. Komunikasinya harus baik kepada parlemen dan masyarakat.
Jika bicara dari kalangan profesional, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Suprajarto dan Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, pun dibicarakan oleh ekonom. Bhima Yudhistira mengatakan juga bahwa sosok yang tepat menggantikan Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN adalah Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin. Ia juga menilai Budi Gunadi bisa bersikap profesional tanpa ada kepentingan pribadi.
"Budi Gunadi juga oke. Profesional dan pengalaman lama di korporasi termasuk BUMN. Sebaiknya kursi menteri BUMN di isi profesional," kata dia.

Sama halnya dengan Suprajarto. Orang nomor satu di BRI juga sudah makan asam garam di dunia korporasi dan BUMN. Sebelum di BRI, dia menjabat sebagai Wakil Direktur Utama BNI. Suprajarto duduk di kursi Wadirut BNI sejak 17 Maret 2015.
BRI bukan tempat baru baginya, lantaran sebelum berlabuh ke Bank BNI dia adalah Direktur Jaringan dan Layanan BRI. Posisi tersebut dia miliki sejak 5 September 2007 dan juga menjabat sebagai Direktur Jaringan dan Operasional.
Suprajarto merupakan lulusan S3 Manajemen Bisnis, Universitas Padjadjaran, Bandung. Dirinya juga pernah menempuh pendidikan S2 Manajemen Pemasaran, Universitas Padjadjaran, Bandung dan S1 Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Yogyakarta
Lalu siapakah yang dipilih Jokowi? (dru/wed)
Pages
Most Popular