
Jonan Sebut Bisnis Gas RI Kinclong, Tapi Minyak Lagi Apes
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
31 July 2019 13:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan mengatakan saat ini industri sektor gas Indonesia tengah cemerlang. Namun, tidak demikian dengan sektor perminyakan.
"Minyaknya sedikit disayangkan, tidak ada yang temukan cadangan baru, sementara gas tumbuh secara signifikan," kata Jonan dalam pembukaan Gas Indonesia Summit & Exhibition 2019, Rabu (31/7/2019).
Berbeda dengan minyak, perkembangan eksplorasi gas di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Hal itu tercermin dari banyaknya komitmen yang dibuat pemerintah. Salah satunya pengembangan besar di Maluku di mana dilakukan pengembangan LNG Blok Masela berkolaborasi dengan Inpex dan Shell.
Lalu terdapat juga temuan blok Sakakemang yang dikelola oleh Repsol & Petronas dengan potensi 2 Tcf di Sumatra, dan proyek laut dalam IDD yang saat ini masih didiskusikan untuk PoD-nya dengan kontraktor Chevron dan ENI Sinopec.
"Masela dengan 18,5 trillion Cubic feet (Tcf) memiliki kadar CO2 yang sangat rendah. Kita juga mendorong Repsol dan kontraktor lainnya untuk eksplorasi di on dan off-shore," tambah Jonan.
Jonan juga menyatakan tidak ada lagi referensi yang dibutuhkan atau harus diaplikasikan ke konsesi selama sudah disepakati. Dalam beberapa bulan ini diharapkan harga gas akan murah.
"Saya sarankan untuk teman-teman di upstream gas production harus se-efisien mungkin. Sekarang bukan era charge di upstream, pass then on to costumer, jadi harus efisien," ujarnya.
Pada tahun 2025 mendatang pemerintah juga menargetkan 50% produksi gas dapat dikonsumsi secara lokal. Bauran energi dari gas diharapkan akan meningkat setidaknya 22%-23% pada tahun 2045-2026.
(gus) Next Article ESDM Rilis HBA April 2019 USD 88,85/Ton
"Minyaknya sedikit disayangkan, tidak ada yang temukan cadangan baru, sementara gas tumbuh secara signifikan," kata Jonan dalam pembukaan Gas Indonesia Summit & Exhibition 2019, Rabu (31/7/2019).
Lalu terdapat juga temuan blok Sakakemang yang dikelola oleh Repsol & Petronas dengan potensi 2 Tcf di Sumatra, dan proyek laut dalam IDD yang saat ini masih didiskusikan untuk PoD-nya dengan kontraktor Chevron dan ENI Sinopec.
"Masela dengan 18,5 trillion Cubic feet (Tcf) memiliki kadar CO2 yang sangat rendah. Kita juga mendorong Repsol dan kontraktor lainnya untuk eksplorasi di on dan off-shore," tambah Jonan.
Jonan juga menyatakan tidak ada lagi referensi yang dibutuhkan atau harus diaplikasikan ke konsesi selama sudah disepakati. Dalam beberapa bulan ini diharapkan harga gas akan murah.
"Saya sarankan untuk teman-teman di upstream gas production harus se-efisien mungkin. Sekarang bukan era charge di upstream, pass then on to costumer, jadi harus efisien," ujarnya.
Pada tahun 2025 mendatang pemerintah juga menargetkan 50% produksi gas dapat dikonsumsi secara lokal. Bauran energi dari gas diharapkan akan meningkat setidaknya 22%-23% pada tahun 2045-2026.
![]() |
(gus) Next Article ESDM Rilis HBA April 2019 USD 88,85/Ton
Most Popular