
Longsor di China Kubur Satu Desa: 29 Tewas, 22 Masih Hilang
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
28 July 2019 11:40

Guizhou, CNBC Indonesia - Tanah longsor melanda China pada Selasa (23/7/2019). Musibah itu mengubur sebuah desa di barat daya China. Menurut media setempat, korban tewas kejadian itu mencapai 29 orang. Sedangkan 22 orang lainnya masih hilang.
Kantor berita Xinhua melaporkan hingga Sabtu (27/7/2019) waktu setempat, sebanyak 40 orang telah diselamatkan dari lokasi di daerah Shuicheng, provinsi Guizhou. Semburan lumpur tebal dari tanah longsor itu mengubur setidaknya 21 rumah.
Stasiun televisi negara, yaitu CCTV, menyiarkan rekaman yang memperlihatkan pekerja penyelamat sedang berusaha menyelamatkan para korban dari gundukan tanah. Dua anak dan seorang ibu dengan bayi termasuk di antara mereka yang tewas.
Xinhua menambahkan, sebuah sekolah di wilayah tersebut dijadikan sebagai pusat medis dan penyelamatan darurat, dengan "beberapa tim penyelamat dan para ahli" masih mencari mereka yang hilang.
Pemerintah juga telah mengalokasikan sebesar 30 juta yuan (US $ 4,35 juta) untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan di provinsi itu.
Tanah longsor sering menjadi bahaya di daerah pedesaan dan pegunungan di China, terutama setelah hujan lebat. Negeri Tirai Bambu tahun ini sudah beberapa kali mengalami banjir parah. Pada Agustus 2017, setidaknya 30 orang tewas dalam dua bencana tanah longsor secara terpisah di provinsi Guizhou.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article China Dituding Perketat Larangan WNA Ke Luar Negeri, Kenapa?
Kantor berita Xinhua melaporkan hingga Sabtu (27/7/2019) waktu setempat, sebanyak 40 orang telah diselamatkan dari lokasi di daerah Shuicheng, provinsi Guizhou. Semburan lumpur tebal dari tanah longsor itu mengubur setidaknya 21 rumah.
Stasiun televisi negara, yaitu CCTV, menyiarkan rekaman yang memperlihatkan pekerja penyelamat sedang berusaha menyelamatkan para korban dari gundukan tanah. Dua anak dan seorang ibu dengan bayi termasuk di antara mereka yang tewas.
Xinhua menambahkan, sebuah sekolah di wilayah tersebut dijadikan sebagai pusat medis dan penyelamatan darurat, dengan "beberapa tim penyelamat dan para ahli" masih mencari mereka yang hilang.
Pemerintah juga telah mengalokasikan sebesar 30 juta yuan (US $ 4,35 juta) untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan di provinsi itu.
Tanah longsor sering menjadi bahaya di daerah pedesaan dan pegunungan di China, terutama setelah hujan lebat. Negeri Tirai Bambu tahun ini sudah beberapa kali mengalami banjir parah. Pada Agustus 2017, setidaknya 30 orang tewas dalam dua bencana tanah longsor secara terpisah di provinsi Guizhou.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article China Dituding Perketat Larangan WNA Ke Luar Negeri, Kenapa?
Most Popular