
Boeing Rugi Rp 41 T di Q2-2019 & akan Setop Produksi 737Max
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
25 July 2019 14:31

Chicago, CNBC Indonesia - Peristiwa kecelakaan Boeing 737 Max yang menimpa armada milik Lion Air dan Ethiopian Airlines benar-benar menghancurkan kinerja keuangan Boeing Co. Terbaru, Boeing Co melaporkan kerugian hampir US$ 3 miliar (Rp 41,9 triliun) di kuartal II-2019.
Sedangkan angka penjualan merosot 35% menjadi US $ 15,75 miliar. Angka itu juga berada di bawah perkiraan rata-rata sebesar US $ 18,55 miliar, menurut data Refinitiv.
Tidak berhenti sampai di situ. Ada kemungkinan produksi Boeing 737 Max dihentikan. Namun, CEO Boeing Co Dennis Muilenberg justru yakin 737 Max akan dapat kembali beroperasi pada awal Oktober.
"Ini adalah momen yang menentukan bagi Boeing," kata Muilenburg seperti dikutip CNBCIndonesia dari CNBCInternasional, Kamis (25/07/2019).
Dia mengatakan, Boeing telah mengadakan pelatihan teknis mingguan dan sejumlah konferensi dengan operator Max di seluruh dunia. Boeing juga melakukan hampir 225 sesi dalam simulator penerbangan menguji perangkat lunaknya.
Pembuat pesawat terbesar di dunia itu juga melaporkan penundaan pada program 777X widebody-nya. Ini karena masalah pada mesin buatan General Electric Co.
Investor tidak peduli dengan kerugian besar itu. Ini setelah minggu lalu Boeing Co mengungkapkan memiliki beban biaya. Sejauh ini total biaya dari 737 Max menjadi lebih dari US $ 8 miliar, ditambah dengan kompensasi yang harus dibayarkan oleh pembuat pesawat kepada maskapai penerbangan karena pengiriman yang tertunda dan produksi yang lebih rendah.
Muilenburg mengatakan, perusahaan akan mempertimbangkan pengurangan produksi 737 Max lebih lanjut, dari 42 pesawat yang biasa di produksi per bulan. Ia tak menutup kemungkinan menangguhkan produksi jika diperlukan.
Chief Financial Officer Boeing Co, Greg Smith mengatakan kepada analis bahwa kompensasi 737 MAX untuk maskapai penerbangan dapat mengganggu cash flow tahun 2019 dan seterusnya. Ia mengatakan Boeing Co akan terus "dengan seksama meninjau semua opsi yang tersedia" untuk meminimalkan dampak finansial.
Sumber-sumber industri mengatakan, perusahaan telah melakukan pemotongan biaya secara menyeluruh. Analis Vertical Research Partners, Robert Stallard mengatakan bagaimanapun, bahwa Boeing "bisa lebih buruk."
"Meskipun realisasi kuartal-II terlihat cukup suram, mereka tidak seburuk yang kami perkirakan," katanya.
Boeing mengatakan akan mengeluarkan outlook 2019 terbaru di kemudian hari.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Ada Cacat di Simulator 737 MAX, Boeing Bebenah
Sedangkan angka penjualan merosot 35% menjadi US $ 15,75 miliar. Angka itu juga berada di bawah perkiraan rata-rata sebesar US $ 18,55 miliar, menurut data Refinitiv.
Tidak berhenti sampai di situ. Ada kemungkinan produksi Boeing 737 Max dihentikan. Namun, CEO Boeing Co Dennis Muilenberg justru yakin 737 Max akan dapat kembali beroperasi pada awal Oktober.
Dia mengatakan, Boeing telah mengadakan pelatihan teknis mingguan dan sejumlah konferensi dengan operator Max di seluruh dunia. Boeing juga melakukan hampir 225 sesi dalam simulator penerbangan menguji perangkat lunaknya.
Pembuat pesawat terbesar di dunia itu juga melaporkan penundaan pada program 777X widebody-nya. Ini karena masalah pada mesin buatan General Electric Co.
Investor tidak peduli dengan kerugian besar itu. Ini setelah minggu lalu Boeing Co mengungkapkan memiliki beban biaya. Sejauh ini total biaya dari 737 Max menjadi lebih dari US $ 8 miliar, ditambah dengan kompensasi yang harus dibayarkan oleh pembuat pesawat kepada maskapai penerbangan karena pengiriman yang tertunda dan produksi yang lebih rendah.
Muilenburg mengatakan, perusahaan akan mempertimbangkan pengurangan produksi 737 Max lebih lanjut, dari 42 pesawat yang biasa di produksi per bulan. Ia tak menutup kemungkinan menangguhkan produksi jika diperlukan.
Chief Financial Officer Boeing Co, Greg Smith mengatakan kepada analis bahwa kompensasi 737 MAX untuk maskapai penerbangan dapat mengganggu cash flow tahun 2019 dan seterusnya. Ia mengatakan Boeing Co akan terus "dengan seksama meninjau semua opsi yang tersedia" untuk meminimalkan dampak finansial.
Sumber-sumber industri mengatakan, perusahaan telah melakukan pemotongan biaya secara menyeluruh. Analis Vertical Research Partners, Robert Stallard mengatakan bagaimanapun, bahwa Boeing "bisa lebih buruk."
"Meskipun realisasi kuartal-II terlihat cukup suram, mereka tidak seburuk yang kami perkirakan," katanya.
Boeing mengatakan akan mengeluarkan outlook 2019 terbaru di kemudian hari.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Ada Cacat di Simulator 737 MAX, Boeing Bebenah
Most Popular