Penjelasan Anies Soal Bambu Getah Getih yang Dibongkar

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
20 July 2019 18:40
Instalasi bambu Getih Getah yang dipasang di beberapa wilayah di Jakarta kini sudah diturunkan. Hal ini menimbulkan perdebatan di medsos.
Foto: Bambu Getah Getih yang sudah dibongkar (instagram@Aniesbaswedan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Instalasi bambu Getih Getah yang dipasang di beberapa wilayah di Jakarta kini sudah diturunkan. Mengenai hal ini, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pun buka suara terkait karya seniman Joko Avianto itu.

Dalam akun Instagramnya, Anies memosting beberapa foto dan menyebut bahwa instalasi itu tidak permanen dan hanya untuk kepentingan Asian Games saja. Sehingga selesainya Asian Games maka berakhir pula susunan bambu asal Jawa Barat itu.


"Pertama, instalasi itu bagian dari penyambutan acara Asian Games Agustus tahun lalu. Sebagaimana berbagai atribut yang dipasang di sekitar Senayan dan berbagai wilayah Jakarta, itu semua bukan permanen. Seselesainya Asian Games maka semua atribut dilepas kembali," tulis Anies pada Sabtu 20 Juli 2019.

Anies mengatakan pencabutan atribut ini sesungguhnya hanya berlaku untuk  6 bulan saja. Tapi ternyata masih bisa bertahan lebih lama.

Penjelasan Anies Soal Bambu Getah Getih yang DibongkarFoto: Bundaran HI usai Pemprov DKI bongkar Bambu Getah Getih (Lamhot Aritonang/detikcom)

"Saat itu diproyeksikan bisa bertahan 6 bulan. Ternyata malah bisa tahan lebih lama. Dan, kini memang sudah waktunya untuk diturunkan. Tidak ada yang aneh, selesai acara ya diturunkan," lanjutnya.

Disinyalir karya bambu Getah Getih tersebut menelan anggaran  kurang lebih Rp 550 juta. Terkait hal itu, Anies mengatakan bahwa pengeluaran itu diambil melalui pemanfaat anggaran untuk orang banyak sehingga segalanya sudah diperhitungankan.

"Soal biaya, perlu disadari bahwa pengeluaran pemerintah itu beda dengan pengeluaran perusahaan atau pribadi. Pengeluaran pemerintah juga bertujuan menggerakkan perekonomian, meratakan manfaat anggaran untuk orang banyak. Apalagi, jika penerima manfaat itu adalah kelompok-kelompok masyarakat yg jarang menerimanya. Itu prinsip dasar ekonomi makro," paparnya.

[Gambas:Instagram]


(roy/roy) Next Article APBD 2020 Anies Dianggap Tak Transparan, Ini Penjelasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular