
Fundamental RI Kuat, Sri Mulyani Segera Bebenah Birokrasi
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
16 July 2019 19:26

Jakarta , CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan di tengah perang dagang yang terus terjadi dan melemahkan perekonomian serta perdagangan global, menarik investasi ke Tanah Air bukanlah hal yang mudah.
Menurutnya, banyak faktor fundamental atau struktural yang jadi pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya di RI di tengah lesunya permintaan dan rantai pasok global yang diwarnai ketidakpastian.
"Kan namanya fundamental atau struktural itu nggak seperti kita ceplok telor pecah kemudian langsung jadi hanya dalam waktu 1 menit. Faktor yang harus kita selesaikan adalah yang berkontribusi ke optimisme investasi tadi," kata Menkeu dalam diskusi tengah tahun INDEF, Selasa (16/7/2019).
Ia menyebut fundamental ekonomi RI saat ini sudah kuat, dengan pertumbuhan ekonomi dalam posisi stabil di kisaran 5%, tingkat pengangguran terbuka yang terendah dalam 20 tahun terakhir di angka 5,01% (data BPS per Februari 2019), tingkat kemiskinan 9,41% di Maret 2019, serta gini ratio yang bertahap turun ke 0,382.
"Jadi trennya sudah benar tapi powernya harus lebih besar," imbuhnya.
Bendahara negara menegaskan, untuk meningkatkan investasi dan ekspor sesuai arahan Presiden Jokowi, maka kuncinya adalah produktivitas, di mana tiga hal yang harus dibenahi adalah infrastruktur, sumber daya manusia (human capital) dan birokrasi.
"Kalau anda lihat China atau Vietnam, dia tidak peduli sistem politik, yang penting investor menanamkan modal dan bisa langsung mendapatkan hasil. Di sini tantangan kita mempertahankan demokrasi dan keterbukaan tapi tetap memberikan output," jelasnya.
"Itu dia isu fundamental, kenapa presiden menyampaikan birokrasi kita tidak boleh business as usual. Perintah ini harus diterjemahkan di setiap K/L dan daerah sejak kita lakukan desentralisasi fiskal," pungkasnya.
(dru) Next Article Momen Sri Mulyani Pimpin Serah Terima Jenazah JB Sumarlin
Menurutnya, banyak faktor fundamental atau struktural yang jadi pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya di RI di tengah lesunya permintaan dan rantai pasok global yang diwarnai ketidakpastian.
"Kan namanya fundamental atau struktural itu nggak seperti kita ceplok telor pecah kemudian langsung jadi hanya dalam waktu 1 menit. Faktor yang harus kita selesaikan adalah yang berkontribusi ke optimisme investasi tadi," kata Menkeu dalam diskusi tengah tahun INDEF, Selasa (16/7/2019).
"Jadi trennya sudah benar tapi powernya harus lebih besar," imbuhnya.
Bendahara negara menegaskan, untuk meningkatkan investasi dan ekspor sesuai arahan Presiden Jokowi, maka kuncinya adalah produktivitas, di mana tiga hal yang harus dibenahi adalah infrastruktur, sumber daya manusia (human capital) dan birokrasi.
"Kalau anda lihat China atau Vietnam, dia tidak peduli sistem politik, yang penting investor menanamkan modal dan bisa langsung mendapatkan hasil. Di sini tantangan kita mempertahankan demokrasi dan keterbukaan tapi tetap memberikan output," jelasnya.
"Itu dia isu fundamental, kenapa presiden menyampaikan birokrasi kita tidak boleh business as usual. Perintah ini harus diterjemahkan di setiap K/L dan daerah sejak kita lakukan desentralisasi fiskal," pungkasnya.
(dru) Next Article Momen Sri Mulyani Pimpin Serah Terima Jenazah JB Sumarlin
Most Popular