
Proyek Masela Rp 288 T Dijalankan, Inpex Cari Pendanaan
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
16 July 2019 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mangkrak bertahun-tahun, proyek Lapangan Abadi Blok Masela kini bisa mulai pengerjaan. Karena revisi rencana pengembangannya (PoD) disetujui pemerintah Indonesia.
CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda, menuturkan setelah persetujuan revisi PoD ini, pihaknya akan melangkah ke tahap selanjutnya yakni proses rekayasa awal atau Front End Engineering Design (FEED). Kemudian selanjutnya adalah Keputusan Final Investasi atau Final Investment Decision (FID).
"FEED-nya akan dimulai pada 2020, biasanya memakan waktu sekitar 2-3 tahun untuk penyelesaian, setelahnya baru kami akan memproses FID, sekitar 3-4 tahun dari sekarang," jelas Takayuki saat diijumpai di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Ia mengatakan, proses FID ada potensi untuk dipercepat. Saat ini pihaknya tengah berdiskusi dengan SKK Migas untuk bagaimana mempercepat proses FEED agar bisa mengakselerasi FID.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Inpex dengan mencari skema pendanaan yang cocok untuk membiayai proyek akbar ini. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah skema Trustee Borrowing Scheme (TBS).
"Kami tengah memikirkan soal pendanaan. Belum memutuskan skema apa yang akan dipakai, ini proyek besar jadi benar-benar mesti dipikirkan. Salah satu skema yang dipertimbangkan adalah TBS," ungkap Takayuki.
Di kesempatan terpisah, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menuturkan investasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek Lapangan Abadi yakni sebesar US$ 42 miliar, sampai 2055.
"Investasi Rp 288 triliun atau US$ 22 miliar itu sampai 2027, nah nanti yang US$ 22 miliar itu antara 2027 sampai 2055. Seluruh spending sampai 2055 itu US$ 42 miliar. Untuk investasi setiap tahun, ada pemboran, ada operasional, dan sebagainya," tandas Dwi.
Simak video soal pengembangan Blok Masela di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed) Next Article Terganjal Covid-19, Proyek Masela Macet di 2,2%
CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda, menuturkan setelah persetujuan revisi PoD ini, pihaknya akan melangkah ke tahap selanjutnya yakni proses rekayasa awal atau Front End Engineering Design (FEED). Kemudian selanjutnya adalah Keputusan Final Investasi atau Final Investment Decision (FID).
"FEED-nya akan dimulai pada 2020, biasanya memakan waktu sekitar 2-3 tahun untuk penyelesaian, setelahnya baru kami akan memproses FID, sekitar 3-4 tahun dari sekarang," jelas Takayuki saat diijumpai di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Ia mengatakan, proses FID ada potensi untuk dipercepat. Saat ini pihaknya tengah berdiskusi dengan SKK Migas untuk bagaimana mempercepat proses FEED agar bisa mengakselerasi FID.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Inpex dengan mencari skema pendanaan yang cocok untuk membiayai proyek akbar ini. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah skema Trustee Borrowing Scheme (TBS).
"Kami tengah memikirkan soal pendanaan. Belum memutuskan skema apa yang akan dipakai, ini proyek besar jadi benar-benar mesti dipikirkan. Salah satu skema yang dipertimbangkan adalah TBS," ungkap Takayuki.
Di kesempatan terpisah, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menuturkan investasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek Lapangan Abadi yakni sebesar US$ 42 miliar, sampai 2055.
"Investasi Rp 288 triliun atau US$ 22 miliar itu sampai 2027, nah nanti yang US$ 22 miliar itu antara 2027 sampai 2055. Seluruh spending sampai 2055 itu US$ 42 miliar. Untuk investasi setiap tahun, ada pemboran, ada operasional, dan sebagainya," tandas Dwi.
Simak video soal pengembangan Blok Masela di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed) Next Article Terganjal Covid-19, Proyek Masela Macet di 2,2%
Most Popular