
Mahasiswa STAN Kurang Toleran, Direktur: Itu Oknum Alumni!
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
15 July 2019 18:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN Rahmadi Murwanto angkat bicara perihal pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menghadiri Dies Natalis PKN STAN di kampus PKN STAN, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/7/2019).
Berbicara di hadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswi PKN STAN, Sri Mulyani mengaku sering mendapat komentar via akun media sosial pribadi terkait tingkah laku mahasiswa/i PKN STAN.
"Ada yang justru ingin menjadi kelompok tidak toleran. Itu tudingan yang harus kalian jawab. Kalian semua bertanggung jawab untuk memupuk image berbeda tapi tetap bersatu. Image yang merugikan STAN itu harus dibersihkan oleh anda sendiri bukan oleh kami," ujarnya.
"[...] Harus satu rasa sebagai satu bangsa. Saya harap mahasiswa bisa bersama-sama membangun institusi yang betul-betul memiliki bobot yang luar biasa, ilmu, kompetensi, integritas, dan kebangsaan," lanjut Sri Mulyani.
Kepada CNBC Indonesia, Senin (15/7/2019), Rahmadi menjelaskan, yang dimaksud oleh Menteri Keuangan adalah perilaku beberapa alumni STAN. Perilaku tersebut meliputi stereotyping terhadap suku, agama maupun gender. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, ada pemaksaan pandangan-pandangan yang berbeda kepada orang lain.
"Hal ini menjadi perhatian Bu SMI karena lulusan kami sebagai ASN (aparatur sipil negara) seharusnya menjadi perekat bangsa, bukan orang-orang yang memunculkan gejala-gejala memecah belah," ujar Rahmadi.
"Sampai saat ini tidak ada aduan terhadap mahasiswa yang masih kuliah," lanjutnya.
Kendati dilakukan oleh oknum alumni, Rahmadi menilai masalah itu perlu ditangani hingga ke sumber, yaitu PKN STAN. Oleh karena itu, PKN STAN mengubah pola pembinaan di kampus untuk membuat civitas academica peduli akan hal itu.
"Untuk itu, Dies Natalis (PKN STAN) diperingati dengan tema: maknai perbedaan, jalin persatuan," kata Rahmadi.
(miq/dru) Next Article Sri Mulyani Sebut Mahasiswa Kurang Toleran, Apa Langkah STAN?
Berbicara di hadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswi PKN STAN, Sri Mulyani mengaku sering mendapat komentar via akun media sosial pribadi terkait tingkah laku mahasiswa/i PKN STAN.
"Ada yang justru ingin menjadi kelompok tidak toleran. Itu tudingan yang harus kalian jawab. Kalian semua bertanggung jawab untuk memupuk image berbeda tapi tetap bersatu. Image yang merugikan STAN itu harus dibersihkan oleh anda sendiri bukan oleh kami," ujarnya.
Kepada CNBC Indonesia, Senin (15/7/2019), Rahmadi menjelaskan, yang dimaksud oleh Menteri Keuangan adalah perilaku beberapa alumni STAN. Perilaku tersebut meliputi stereotyping terhadap suku, agama maupun gender. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, ada pemaksaan pandangan-pandangan yang berbeda kepada orang lain.
"Hal ini menjadi perhatian Bu SMI karena lulusan kami sebagai ASN (aparatur sipil negara) seharusnya menjadi perekat bangsa, bukan orang-orang yang memunculkan gejala-gejala memecah belah," ujar Rahmadi.
"Sampai saat ini tidak ada aduan terhadap mahasiswa yang masih kuliah," lanjutnya.
Kendati dilakukan oleh oknum alumni, Rahmadi menilai masalah itu perlu ditangani hingga ke sumber, yaitu PKN STAN. Oleh karena itu, PKN STAN mengubah pola pembinaan di kampus untuk membuat civitas academica peduli akan hal itu.
"Untuk itu, Dies Natalis (PKN STAN) diperingati dengan tema: maknai perbedaan, jalin persatuan," kata Rahmadi.
![]() |
(miq/dru) Next Article Sri Mulyani Sebut Mahasiswa Kurang Toleran, Apa Langkah STAN?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular