
Ibu Kota Pindah ke Kalimantan, PLN Kebut Listrik 4.328 MW
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
15 July 2019 11:31

Jakarta, CNBC Indonesia- Rencana Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan masih digodok sampai saat ini. PT PLN (Persero) mengatakan sistem kelistrikan Kalimantan diproyeksi siap untuk menyokong apabila pemindahan ibu kota tetap direalisasikan.
Direktur Bisnis Regional Kalimantan Machnizon Masri mengatakan, informasi yang diterima sampai saat ini Presiden Jokowi telah menyambangi dua lokasi yakni Gunung Mas dan Bukit Suharto. "Kalau jadi, mau di mana saja Kalimantan ini sudah satu sistem. Kondisi hari ini juga listrik surplus 30% untuk reserve marginnya," papar Machnizon, Senin (15/7/2019).
Ia memaparkan untuk jangka panjang, berdasar rencana pengembangan pembangkit untuk regional Kalimantan hingga 2028 total pengembangan pembangkit mencapai 4.324,8 MW. Sementara untuk transmisi mencapai 10.232 KMS, dan gardu induk 3.600 MVA.
Menurutnya, kapasitas listrik tersebut akan sangat cukup untuk meyokong ibu kota baru. "Kalau dilihat Jakarta kan beban puncaknya 5000 MW, informasinya kan untuk ibu kota yang baru akan kecil jadi mungkin kebutuhannya di 1000-1500 MW nanti," kata dia.
Terdekat, akan masuk sebesar 800 MW akan masuk ke sistem kelistrikan Kalimantan dalam 2 tahun ke depan yang berasal dari 2 pembangkit IPP (Independent Power Producer/Swasta).
"Jadi jangan khawatir kurang listrik di Kalimantan, pindahkan saja semua ke Kalimantan baik pabrik, ibu kota. Masih cukup listriknya," jelas Machnizon.
Untuk sumber energi, Kalimantan juga tak perlu khawatir karena pulau tersebut adalah pusat batu bara dan juga migas. "Ada juga sawit yang bisa diolah jadi CPO, tapi masih dikaji. PLTS juga bisa dimanfaatkan di daerah-daerah terpencil."
Pertumbuhan listrik di Kalimantan juga menunjukkan tren positif yakni 10,09% hingga Mei 2019. Beban puncak di Kalimantan saat ini mencapai 1446 MW dengan cadangan listrik 331,5 MW.
(gus) Next Article PLN Pulihkan 1.036 Gardu Terdampak Banjir di Kalimantan
Direktur Bisnis Regional Kalimantan Machnizon Masri mengatakan, informasi yang diterima sampai saat ini Presiden Jokowi telah menyambangi dua lokasi yakni Gunung Mas dan Bukit Suharto. "Kalau jadi, mau di mana saja Kalimantan ini sudah satu sistem. Kondisi hari ini juga listrik surplus 30% untuk reserve marginnya," papar Machnizon, Senin (15/7/2019).
Menurutnya, kapasitas listrik tersebut akan sangat cukup untuk meyokong ibu kota baru. "Kalau dilihat Jakarta kan beban puncaknya 5000 MW, informasinya kan untuk ibu kota yang baru akan kecil jadi mungkin kebutuhannya di 1000-1500 MW nanti," kata dia.
Terdekat, akan masuk sebesar 800 MW akan masuk ke sistem kelistrikan Kalimantan dalam 2 tahun ke depan yang berasal dari 2 pembangkit IPP (Independent Power Producer/Swasta).
"Jadi jangan khawatir kurang listrik di Kalimantan, pindahkan saja semua ke Kalimantan baik pabrik, ibu kota. Masih cukup listriknya," jelas Machnizon.
Untuk sumber energi, Kalimantan juga tak perlu khawatir karena pulau tersebut adalah pusat batu bara dan juga migas. "Ada juga sawit yang bisa diolah jadi CPO, tapi masih dikaji. PLTS juga bisa dimanfaatkan di daerah-daerah terpencil."
Pertumbuhan listrik di Kalimantan juga menunjukkan tren positif yakni 10,09% hingga Mei 2019. Beban puncak di Kalimantan saat ini mencapai 1446 MW dengan cadangan listrik 331,5 MW.
(gus) Next Article PLN Pulihkan 1.036 Gardu Terdampak Banjir di Kalimantan
Most Popular