Disindir, Menteri Jonan Sudah Klarifikasi Langsung ke Jokowi

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 July 2019 11:18
Setelah disinggung perihal kinerja ekspor-impor migas, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan sudah melakukan klarifikasi langsung ke Jokowi
Foto: Launching Bahan Bakar B 30 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah disinggung perihal kinerja ekspor-impor migas, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, sudah melakukan klarifikasi langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Fatar Yani Abdurrahman.

"Sebenarnya Pak Menteri sudah bikin klarifikasi ke Pak Jokowi. Jadi kalau dari migas sendiri impornya itu sudah turun, bukan naik kalau dibandingkan dengan 2018. Itu sudah diklarifikasi. Jadi statement itu mungkin bukan di sektor migas," ujar Fatar kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/7/2019).

Menurutnya, alasan terjadinya penurunan impor migas adalah serapan hasil minyak dalam negeri yang kini sudah lebih tinggi.

Hal itu terjadi karena mulai Januari 2019, PT Pertamina (Persero) mendapat mandat dari pemerintah untuk membeli minyak jatah ekspor hasil produksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Mandat tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 42 Tahun 2018.

"Jadi kayak minyaknya Rokan itu juga sudah dibeli Pertamina. Minyaknya Exxon juga dibeli Pertamina. Itu signifikan. Dulu kan kita hampir 200 ribu barel/hari harus ekspor karena produksi minyak hampir 800 ribu barel/hari," pungkasnya.

Artinya ada 25% produksi minyak dalam negeri yang dijual ke luar negeri alias diekspor sebelum Permen No. 42 tahun 2018 terbit.

Karena alasan tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan nilai ekspor migas sebesar 21,44% (year-on-year/YoY) sepanjang periode Januari-Mei 2019. Komponen yang mengalami penurunan nilai ekspor paling besar adalah minyak mentah, yaitu senilai US$ 1,42 miliar atau 67,2% YoY. Adapun komoditas gas masih mengalami peningkatan ekspor sebesar 6,55% YoY.

Mengingat hasil minyak jatah ekspor sudah dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri, tentu saja impor berkurang. Sepanjang Januari-Maret 2019, impor migas turun hingga 23,77% YoY. Sementara khusus komoditas minyak mentah terjadi penurunan hingga 43,74% YoY.

Penurunan impor yang lebih besar ketimbang ekspor juga telah mampu memperbaiki neraca migas Tanah Air. Pasalnya defisit migas Indonesia sepanjang Januari-Mei 2019 hanya sebesar US$ 3,74 miliar atau turun 26,9% dibanding periode yang sama pada 2018.

Sebelumnya, Jokowi sempat menyinggung masalah migas saat memaparkan kondisi neraca dagang Indonesia yang masih defisit.

"Coba dicermati angka-angka ini, kenapa impor begitu sangat tinggi. Migas naiknya gede sekali, hati-hati di migas Pak Menteri ESDM," ujar Jokowi, Senin (8/7/2019).
(taa/gus) Next Article Subsidi Elpiji 3 Kg Melalui Kartu Keluarga Sejahtera

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular