
Tanggapi Bos Air Asia, Pertamina: Harga Avtur Sudah Turun 20%
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 July 2019 14:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi-lagi harga avtur di Indonesia disinggung-singgung sebagai komponen yang membuat mahalnya tiket pesawat.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengakui, harga bahan bakar masih menjadi beban terbesar dalam bisnis penerbangan di Indonesia. Selama ini harga avtur dan sewa pesawat memakan kontribusi sampai 55% dalam pembentukan harga tiket.
Dendy berharap ada terobosan dari pemerintah untuk memberikan insentif, karena ia bilang harga avtur di Indonesia masih mahal dari negara tetangga.
Menanggapi hal ini, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) mengatakan, harga avtur Pertamina selalu dievaluasi dan disesuaikan secara berkala dengan harga pasar internasional, pergerakan harga ini juga dapat dilihat secara terbuka di situs Pertamina.
"Harga avtur Pertamina pun sebetulnya sudah mengalami penurunan sejak beberapa waktu lalu, jadi sudah in-line dengan arahan Pemerintah," ujar Fajriyah saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (5/7/2019).
Lebih lanjut, ia menambahkan, dalam 2 minggu terakhir, avtur Pertamina telah turun 7%. "Bahkan apabila dilihat dari November 2018 sudah turun 20%," pungkasnya.
Sebelumnya, Dendy menyampaikan, harga avtur di Indonesia memang mahal. "Ini bukan hoaks, tapi memang harga avtur kita (Indonesia) lebih mahal dibandingkan Singapura dan Malaysia," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Ia meminta publik membuktikan sendiri dengan mengecek langsung harga avtur ke Pertamina yang rilis setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulan. Ia bilang terkadang maskapai lebih memilih 'mengosongkan' tangki bahan bakarnya ketika terbang dari Indonesia.
"Maksudnya, untuk diterbangkan ke Malaysia atau Singapura. Isi [avtur]nya lebih banyak [di sana] dari pada di Indonesia," bebernya.
Persoalan avtur ini cukup siginifikan, bahkan mencapai 40% dari total struktur pembiayaan. Karena itu, dia ingin ada solusi jitu baik dari Pertamina maupun pemerintah.
"Harga di Denpasar pun bisa lebih mahal dibandingkan Jakarta, 15-20%. Ini sesuatu yang harus dipikirkan. Kita ngerti ada distribusi cost yang harus dikeluarkan Pertamina tapi kalau begini terus bisa jadi beban buat kita," tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]

(gus) Next Article Penerbangan Meningkat, Ini Persiapan Pertamina Pasok Avtur
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengakui, harga bahan bakar masih menjadi beban terbesar dalam bisnis penerbangan di Indonesia. Selama ini harga avtur dan sewa pesawat memakan kontribusi sampai 55% dalam pembentukan harga tiket.
Menanggapi hal ini, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) mengatakan, harga avtur Pertamina selalu dievaluasi dan disesuaikan secara berkala dengan harga pasar internasional, pergerakan harga ini juga dapat dilihat secara terbuka di situs Pertamina.
"Harga avtur Pertamina pun sebetulnya sudah mengalami penurunan sejak beberapa waktu lalu, jadi sudah in-line dengan arahan Pemerintah," ujar Fajriyah saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (5/7/2019).
Lebih lanjut, ia menambahkan, dalam 2 minggu terakhir, avtur Pertamina telah turun 7%. "Bahkan apabila dilihat dari November 2018 sudah turun 20%," pungkasnya.
Sebelumnya, Dendy menyampaikan, harga avtur di Indonesia memang mahal. "Ini bukan hoaks, tapi memang harga avtur kita (Indonesia) lebih mahal dibandingkan Singapura dan Malaysia," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Ia meminta publik membuktikan sendiri dengan mengecek langsung harga avtur ke Pertamina yang rilis setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulan. Ia bilang terkadang maskapai lebih memilih 'mengosongkan' tangki bahan bakarnya ketika terbang dari Indonesia.
"Maksudnya, untuk diterbangkan ke Malaysia atau Singapura. Isi [avtur]nya lebih banyak [di sana] dari pada di Indonesia," bebernya.
Persoalan avtur ini cukup siginifikan, bahkan mencapai 40% dari total struktur pembiayaan. Karena itu, dia ingin ada solusi jitu baik dari Pertamina maupun pemerintah.
"Harga di Denpasar pun bisa lebih mahal dibandingkan Jakarta, 15-20%. Ini sesuatu yang harus dipikirkan. Kita ngerti ada distribusi cost yang harus dikeluarkan Pertamina tapi kalau begini terus bisa jadi beban buat kita," tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]

(gus) Next Article Penerbangan Meningkat, Ini Persiapan Pertamina Pasok Avtur
Most Popular