Rapor 5 Tahun Kabinet Jokowi

Rapor Menhub Budi Karya: Mudik Top, Tiket Pesawat No!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 July 2019 10:53
Rapor Menhub Budi Karya: Mudik Top, Tiket Pesawat No!
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (CNBC Indonesia/Yanurisa Ananta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang akhir masa bakti Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla ada beberapa hal yang menjadi capaian begitu juga sorotan bagi setiap para pembantu presiden atau kementerian. Satu bulan lalu, 'acara' tahunan mudik lebaran bisa dikatakan menjadi yang terbaik di era pemerintahan Jokowi, meski juga ada yang disorot yakni mahalnya tiket pesawat.

Kementerian Perhubungan menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran mudik lebaran. Sejak merebak kisah nyata kemacetan horor di pintu keluar tol Brebes pada Juli 2016, kala itu disebut Brexit, yang menyebabkan meninggalnya belasan pemudik, semua pihak terkait terus berbenah.

Hasilnya mudik lebaran tahun ini terbilang jauh lebih baik, sempat menuai pujian, sebelum akhirnya juga mendapat sedikit kritikan akibat masih terjadinya kemacetan di beberapa titik.  Tingkat kecelakaan juga mengalami penurunan signifikan, pada 2019 total ada 509 kejadian, sementara di tahun 2018 sebanyak 1.410 kejadian. Angka di tahun ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun 2015 sebanyak 3.048 kejadian, sebuah hasil kerja yang patut diapresiasi.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (Siasati) Kemenhub, jumlah pengguna semua moda transportasi saat arus mudik (H-7) dan arus balik (H+7) lebaran di tahun 2019 mengalami penurunan sekitar 1,72% dibandingkan dengan tahun 2018. Penurunan yang tidak terlalu besar, tetapi jika dilihat lebih detail dari jenis-jenis moda transportasi yang digunakan, penurunan hanya terjadi pada moda angkutan udara.



Angkutan jalan menjadi moda yang mencatat kenaikan terbesar yakni 11,56%, disusul angkutan laut 7,47%, angkutan kereta api 7,18% dan angkutan penyeberangan 2,92%. Sementara pengguna angkutan udara anjlok 27,24%.

Anjloknya jumlah penumpang tersebut membuat prediksi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan adanya kenaikan jumlah penumpang pesawat yang bisa naik di tahun ini meleset.

"Kira-kira (kenaikan penumpang) 3%-4% year-on-year. Biasanya udara yang di atas rata-rata hingga 7%, tapi tahun ini saya yakin udara tidak bisa 7% karena harga tiket," kata Budi Karya, usai rapat koordinasi persiapan Ramadan dan Lebaran 1440 Hijriah digelar di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Mahalnya harga tiket pesawat sebenarnya sudah dimulai jauh hari sebelum lebaran, bahkan hingga saat ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang kuartal-I 2019 menunjukkan jumlah penumpang angkutan udara domestik anjlok hingga 17,66% dibanding kuartal I-2018.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Langkah Kemenhub untuk menurunkan harga tiket pesawat melalui Permenhub Nomor 20/2019 hanya mampu mengontrol harga tiket agar tidak melambung tinggi, belum mampu membuat membuat harga tiket turun. Memang mahalnya harga tiket pesawat disebabkan banyak faktor, misalnya harga avtur, biaya leasing, biaya perawatan, biaya operasional, hingga biaya pengunaan jasa bandara.

Banyak komponen yang mempengaruhi harga tiket pesawat membuat maskapai belum mampu menurunkan harga tiket. Misalnya harga avtur merupakan domain PT Pertamina, sedangkan biaya penggunaan bandara diatur oleh PT Angkasa Pura yang merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN).

Hal ini yang membuat Kemenhub 'lempar handuk' dalam mengurusi harga tiket pesawat. Permenhub Nomor 20/2019 tentang Tata Cara dan Formulasi Perhitungan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang diteken pada 28 Maret lalu, dan Keputusan Menhub (Kepmen) Nomor 72/2019 Tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri, sehari setelahnya, 29 Maret 2019, menjadi upaya terakhir dan maksimal Menhub Budi Karya dalam mengatasi harga tiket.

Kini urusan tiket pesawat ditangani Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang pada akhirnya menurunkan harga tiket pesawat Senin kemarin. Namun, penurunan hanya berlaku untuk harga tiket pesawat jenis LCC (Low Cost Carier) dengan jadwal penerbangan hari Selasa, Kamis, Sabtu dengan jadwal keberangkatan pukul 10:00 – 14:00 di masing-masing bandara. Penurunan yang sepertinya belum cukup bagi masyarakat karena hanya berlaku pada low hours.

Kabinet Kerja akan berakhir pada Oktober atau kurang dari empat bulan lagi. Jika isu harga tiket belum terselesaikan, maka akan menjadi pekerjaan rumah bagi kabinet berikutnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular