Ternyata Ini yang Buat Bank Dunia Pangkas Proyeksi PDB RI

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 July 2019 16:28
Bank Dunia (The World Bank) telah merevisi turun pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 5,2% menjadi 5,1%.
Foto: Country Director Rodrigo A.Chaves (CNBC Indonesia/Ester Christine Natalia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (The World Bank) telah merevisi turun pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 5,2% menjadi 5,1%.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A Chaves, dalam acara Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Senin (1/7/2019), mengatakan revisi ke bawah tersebut dikarenakan berbagai faktor, utamanya faktor eksternal seperti perang dagang yang telah mengurangi kepercayaan investor dan diperkirakan akan mengganggu aliran perdagangan dan rantai pasokan internasional.

Namun menurutnya, meski telah diprediksi turun, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat karena masih di atas 5%.

"Indonesia telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa terhadap volatilitas global dan dalam hal pertahanan di pasar global. Arus keluar investasi portofolio selama ketidakstabilan yang terjadi terakhir kali dalam ekonomi global lebih besar daripada selama periode temper tantrum di tahun 2013," katanya di Jakarta, Senin (1/7/2019).



"Jadi kami percaya bahwa stabilitas di bawah tekanan ekonomi ini telah dibawa oleh manajemen makro yang bijaksana oleh kerangka kerja fiskal yang bertanggung jawab dan kebijakan moneter yang baik. Apa yang kami katakan sekarang adalah upaya berkelanjutan dalam reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas dan tidak membiarkan pertumbuhan menurun, tetapi kami yakin bahwa ekonomi (Indonesia) kuat," tambahnya.

Ia juga mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, kerangka kerja kebijakan makroekonomi telah dijalankan dengan sangat berhati-hati, sehingga ekonomi terus-menerus kuat. Hal itu bisa terlihat dari menurunnya tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang turun di bawah 10% untuk pertama kalinya pada 2018.

"Kinerja ini terjadi selama turbulensi yang serius. Indonesia mengalami capital outflow terbesar, lebih besar dari taper tantrum 2013," ujar Rodrigo.

Sejalan dengan Chaves, Kepala Ekonom Wold Bank Indonesia, Frederico Gil Sander juga mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski telah direvisi tetaplah hal yang baik. Sebab, di tengah berbagai ketidakpastian ini, pertumbuhan ekonomi adalah hal yang sulit.

Namun, ia juga mengatakan, untuk dapat mencapai pertumbuhan di atas 5%, Indonesia perlu memperhatikan potensi penurunan "karena pada akhirnya tenaga kerja akan menurun dan rasio ketergantungan akan meningkat, sehingga tanpa reformasi dan bisnis seperti biasa pertumbuhan ini akan menurun."

"Tapi kami pikir itu bisa meningkat karena ada banyak ruang untuk peningkatan produktivitas," katanya.






(dru) Next Article April Mop, Bos Bank Dunia Dikerjai Koleganya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular