
Mimpi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kian Dekati Kenyataan
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
17 June 2019 07:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dijadwalkan mulai beroperasi pada 2021 mendatang. Menyongsong masa operasional, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mulai memperkenalkan jenis kereta yang akan digunakan.
Berdasarkan data yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (16/6/2019), KCJB bakal memakai kereta cepat generasi terbaru bertipe CR400AF electric multiple unit (EMU). Tipe itu merupakan hasil pengembangan pabrikan CRRC Qingdao Sifang.
Satu rangkaian kereta (train set) CR400AF EMU terdiri dari 8 cars atau gerbong. Jumlah itu meliputi empat gerbong bermotor dan empat gerbong tanpa motor.
Sebagai produsen, CRRC Qindao Sifang banyak melakukan riset dan development untuk memproduksi train set yang beroperasi di daerah pesisir pantai China. Latar riset ini berkarakter suhu dan kelembapan yang tinggi, mirip dengan kondisi cuaca di Indonesia.
Alhasil, EMU CR400AF untuk KCJB disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia. Pun demikian dengan desain, baik eksterior maupun interior akan disesuaikan dengan budaya Indonesia.
Kelak, KJCB juga akan menjadi salah satu transportasi massal ramah bagi difabel, bayi, lansia, dan ibu hamil. Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menyebut bahwa berbagai fasilitas khusus tidak hanya terdapat di stasiun.
Lebih dari itu, kereta sengaja dirancang khusus memiliki satu dari delapan gerbong bakal disediakan untuk Passenger With Reduce Mobility yang sangat ramah difabel. Terdapat fasilitas kursi penumpang khusus yang dilengkapi dengan tempat menyimpan kursi roda serta toilet yang didesain khusus bagi kemudahan mobilisasi kursi roda.
"Toilet ramah kursi roda ini jarang terdapat pada di dalam kereta, namun kami hadirkan di KCJB. Kami desain khusus agar pengguna kursi roda dapat menggunakan kereta dengan nyaman dan aman," kata Chandra kepada CNBC Indonesia, melalui jawaban tertulis, Minggu (16/6/2019).
Agar pergerakan penumpang aman dari dan ke dalam kereta, maka ketinggian peron dengan lantai kereta dibuat sejajar dengan jarak celah (platform gap) rapat maksimal tujuh sentimeter. Menurutnya, jarak ini akan aman bagi difabel, pengguna kursi roda juga peralatan lainnya seperti kereta bayi dan koper.
Chandra menegaskan bahwa langkah ini diambil dengan mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api.
"Jadi, jika Anda pergi ke Bandung atau Jakarta dan membawa kerabat yang menggunakan kursi roda, kami pastikan mereka akan mendapat pengalaman baru berkendara yang aman dan nyaman," beber Chandra.
Lebih lanjut, meski memiliki kecepatan 350 km per jam, CR400AF EMU menghasilkan cabin noise yang lebih rendah dari tipe sebelumnya, CRH380A. Hal ini mampu memberikan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi.
Tipe tersebut memiliki lebih dari 500.000 komponen mesin. Produksi dari pabrikan CRRC Qingdao Sifang ini dilengkapi lebih dari 2.500 sensor untuk keperluan sistem monitoring keselamatan.
Sensor tersebut mampu memonitor data real time, seperti temperatur, getaran atau sistem pengereman, yang bertujuan untuk memastikan semua komponen dalam kondisi prima.
Pengembangan EMU CR400AF memang dirancang hemat energi, lebih andal dan memiliki masa pakai lebih dari 30 tahun masa pakai. Kemampuan ini lebih lama dari seri EMU sebelumnya yaitu CRH380A.
Tipe ini memiliki konsumsi energi lebih hemat 17% per 100 km dan memiliki resistensi 12% lebih sedikit saat berjalan dibandingkan dengan seri pendahulunya. Demikian juga dengan periode waktu perawatan pada setiap level maintenance yang lebih lama, membuat CR400AF memerlukan biaya perawatan yang lebih rendah dibandingkan dengan CRH380A.
Yang istimewa, tipe ini menyesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia yang berada di daerah tropis dengan musim hujan yang lebih panjang. Pertimbangan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki frekuensi petir yang tinggi di dunia tak luput dari perhatian.
Karenanya, kereta ini dilengkapi penambahan dua Lightning Arrester di setiap trainset, sehingga meningkatkan keamanan terhadap sambaran petir disisi peralatan tegangan tinggi.
Pada kondisi darurat, CR400AF juga dapat menjadi kereta penolong/penarik kereta lainnya meskipun dalam kondisi gradient/elevasi 12 per mil. Tak heran jika biaya investasi cukup tinggi.
Hal tersebut berdampak pada harga tiket yang dipatok kelak. Chandra Dwiputra, menyebut bahwa berdasarkan hasil studi kelayakan, nilai yang feasible untuk tiket KCJB di kisaran US$16 atau sekitar Rp 230.000.
"Namun tentu saja secara resminya, penetapan tarif akan ditentukan kemudian setelah kajian komprehensif ketika KCJB mulai beroperasi dengan memperhatikan berbagai aspek keekonomian, daya beli masyarakat di tahun 2021 dan juga setelah ada persetujuan dari regulator," kata dia.
(prm) Next Article Wika Bantah Proyek Kereta Cepat Dihentikan
Berdasarkan data yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (16/6/2019), KCJB bakal memakai kereta cepat generasi terbaru bertipe CR400AF electric multiple unit (EMU). Tipe itu merupakan hasil pengembangan pabrikan CRRC Qingdao Sifang.
Satu rangkaian kereta (train set) CR400AF EMU terdiri dari 8 cars atau gerbong. Jumlah itu meliputi empat gerbong bermotor dan empat gerbong tanpa motor.
Alhasil, EMU CR400AF untuk KCJB disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia. Pun demikian dengan desain, baik eksterior maupun interior akan disesuaikan dengan budaya Indonesia.
Kelak, KJCB juga akan menjadi salah satu transportasi massal ramah bagi difabel, bayi, lansia, dan ibu hamil. Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menyebut bahwa berbagai fasilitas khusus tidak hanya terdapat di stasiun.
Lebih dari itu, kereta sengaja dirancang khusus memiliki satu dari delapan gerbong bakal disediakan untuk Passenger With Reduce Mobility yang sangat ramah difabel. Terdapat fasilitas kursi penumpang khusus yang dilengkapi dengan tempat menyimpan kursi roda serta toilet yang didesain khusus bagi kemudahan mobilisasi kursi roda.
"Toilet ramah kursi roda ini jarang terdapat pada di dalam kereta, namun kami hadirkan di KCJB. Kami desain khusus agar pengguna kursi roda dapat menggunakan kereta dengan nyaman dan aman," kata Chandra kepada CNBC Indonesia, melalui jawaban tertulis, Minggu (16/6/2019).
![]() |
Agar pergerakan penumpang aman dari dan ke dalam kereta, maka ketinggian peron dengan lantai kereta dibuat sejajar dengan jarak celah (platform gap) rapat maksimal tujuh sentimeter. Menurutnya, jarak ini akan aman bagi difabel, pengguna kursi roda juga peralatan lainnya seperti kereta bayi dan koper.
Chandra menegaskan bahwa langkah ini diambil dengan mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api.
"Jadi, jika Anda pergi ke Bandung atau Jakarta dan membawa kerabat yang menggunakan kursi roda, kami pastikan mereka akan mendapat pengalaman baru berkendara yang aman dan nyaman," beber Chandra.
Lebih lanjut, meski memiliki kecepatan 350 km per jam, CR400AF EMU menghasilkan cabin noise yang lebih rendah dari tipe sebelumnya, CRH380A. Hal ini mampu memberikan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi.
![]() |
Tipe tersebut memiliki lebih dari 500.000 komponen mesin. Produksi dari pabrikan CRRC Qingdao Sifang ini dilengkapi lebih dari 2.500 sensor untuk keperluan sistem monitoring keselamatan.
Sensor tersebut mampu memonitor data real time, seperti temperatur, getaran atau sistem pengereman, yang bertujuan untuk memastikan semua komponen dalam kondisi prima.
Pengembangan EMU CR400AF memang dirancang hemat energi, lebih andal dan memiliki masa pakai lebih dari 30 tahun masa pakai. Kemampuan ini lebih lama dari seri EMU sebelumnya yaitu CRH380A.
Tipe ini memiliki konsumsi energi lebih hemat 17% per 100 km dan memiliki resistensi 12% lebih sedikit saat berjalan dibandingkan dengan seri pendahulunya. Demikian juga dengan periode waktu perawatan pada setiap level maintenance yang lebih lama, membuat CR400AF memerlukan biaya perawatan yang lebih rendah dibandingkan dengan CRH380A.
![]() |
Yang istimewa, tipe ini menyesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia yang berada di daerah tropis dengan musim hujan yang lebih panjang. Pertimbangan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki frekuensi petir yang tinggi di dunia tak luput dari perhatian.
Karenanya, kereta ini dilengkapi penambahan dua Lightning Arrester di setiap trainset, sehingga meningkatkan keamanan terhadap sambaran petir disisi peralatan tegangan tinggi.
Pada kondisi darurat, CR400AF juga dapat menjadi kereta penolong/penarik kereta lainnya meskipun dalam kondisi gradient/elevasi 12 per mil. Tak heran jika biaya investasi cukup tinggi.
Hal tersebut berdampak pada harga tiket yang dipatok kelak. Chandra Dwiputra, menyebut bahwa berdasarkan hasil studi kelayakan, nilai yang feasible untuk tiket KCJB di kisaran US$16 atau sekitar Rp 230.000.
"Namun tentu saja secara resminya, penetapan tarif akan ditentukan kemudian setelah kajian komprehensif ketika KCJB mulai beroperasi dengan memperhatikan berbagai aspek keekonomian, daya beli masyarakat di tahun 2021 dan juga setelah ada persetujuan dari regulator," kata dia.
(prm) Next Article Wika Bantah Proyek Kereta Cepat Dihentikan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular