
Ini Eksekutor Hingga Pemberi Dana Rencana Pembunuhan Luhut Cs
Redaksi, CNBC Indonesia
11 June 2019 19:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi akhirnya mengungkap dalang di balik rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh pasca Pilpres 2019. Polisi telah menangkap politikus PPP Habil Marati dan beberapa orang lain terkait rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh di antaranya Luhut Pandjaitan, Wiranto, Budi Gunawan, dan Gories Mere.
Habil Marati berperan sebagai pemberi uang kepada Kivlan Zen yang kemudian diteruskan kepada para eksekutor.
Habil Marati ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap di rumahnya di Jakarta Selatan pada Rabu (29/5/2019). Uang yang diberikan Habil Marati ke Kivlan Zen digunakan untuk pembelian senjata api.
"Tersangka HM berperan memberikan uang. Uang yang diterima tersangka KZ (Kivlan Zen) berasal dari HM, maksud dan tujuannya adalah untuk pembelian senjata api," kata Kasubdit I Dirtipidum Bareskrim Polri Kombes Daddy Hartadi di Kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019).
Dilansir detikcom, uang yang diserahkan Habil Marati ke Kivlan sebesar SGD 15 ribu atau senilai Rp 150 juta adalah dana operasional. Kombes Daddy mengatakan Kivlan Zen lalu mencari eksekutor dan memberi target 4 tokoh nasional.
"HM juga memberikan uang Rp 60 juta kepada tersangka HK alias I (Iwan) untuk biaya operasional dan pembelian senpi," jelasnya.
Polisi menyita HP yang digunakan Habil Marati untuk berkomunikasi. Ada pula printout rekening bank yang disita. Lantas, siapa sesungguhnya Habil Marati? Berikut ini sepak terjang Habil Marati yang dirangkum dari berbagai sumber:
Habil Marati lahir di Raha, Sulawesi Tenggara, pada 7 November 1962. Dia merupakan lulusan Sarjana Syariah IAIN Sumut tahun 1982 dan Magister Manajemen Universitas Sumut 2003. Setidaknya, dia pernah beberapa kali menempati posisi jabatan direktur di sejumlah perusahaan, yakni Dirut PT Batavindo Kridanusa (1994), Dirut PT Galaxy Pasific Evalindo (1997), Dirut PT Makassar Perrosal Global (1997), Dirut PT Satomer Asri Fiberindo (1997), Dirut PT Industry Kakao Utama (2000), dan Dirut PT Agra Post Lava (2000).
Tak hanya di aktif menjadi direktur di beberapa perusahaan, Habil Marati juga aktif di beberapa organisasi. Di pernah menjadi Ketua DPW Parmusi Sumut dan Penasihat PSSI Sumut (2002-2005). Lantas, dia terjun ke politik dan menjadi Ketua DPP PPP. Pada 1997-1999, dia menjadi anggota MPR. Lantas, dia juga sempat jadi anggota Komisi XI DPR Habil Marati dari fraksi PPP.
Selanjutnya, Habil Marati dikenal sebagai politikus PPP yang mendukung Prabowo saat PPP pecah kongsi. Pada 2017, dia pernah membela Anies Baswedan ketika menyampaikan pidato kemenangannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Banyak kalangan menilai pidato Anies sarat akan nuansa rasisme karena memakai istilah pribumi. Namun Marati menilai pidato Anies itu justru membela kaum pribumi.
Tajudin Sang Eksekutor
Tersangka makar lain yang video testimoninya diputar oleh polisi adalah Tajudin alias Udin. Tajudin mengaku mendapat perintah untuk membunuh 4 pejabat negara.
Polisi bersama TNI menggelar jumpa pers di Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (11/6/2019). Dalam jumpa pers itu, polisi memutar sejumlah video yang berisi kesaksian tersangka makar, salah satunya Udin.
Udin bicara sambil berdiri. Dia mengenakan kaus hitam dan putih. Wajahnya disensor. Berikut ini pengakuan lengkap Udin:
Nama Tajudin, tempat tanggal lahir Bogor 11 Januari 1979. Saya mendapatkan perintah dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Bapak Haji Kurniawan alias Iwan untuk menjadi eksekutor penembakan target atas nama: satu, Wiranto; dua, Luhut Pandjaitan; tiga, Budi Gunawan; empat, Gories Mere.
Saya diberikan uang tunai total 55 juta (sebelumnya ditulis 25 juta, red) dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Haji Kurniawan alias Iwan. Kemudian rencana penembakan dengan senjata laras panjang kaliber 22 dan senjata laras pendek. Senjata tersebut saya peroleh dari Haji Kurniawan alias Iwan.
(dob) Next Article KPU Angkat Bicara Soal Kisruh Pemilu Luar Negeri
Habil Marati berperan sebagai pemberi uang kepada Kivlan Zen yang kemudian diteruskan kepada para eksekutor.
Habil Marati ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap di rumahnya di Jakarta Selatan pada Rabu (29/5/2019). Uang yang diberikan Habil Marati ke Kivlan Zen digunakan untuk pembelian senjata api.
Dilansir detikcom, uang yang diserahkan Habil Marati ke Kivlan sebesar SGD 15 ribu atau senilai Rp 150 juta adalah dana operasional. Kombes Daddy mengatakan Kivlan Zen lalu mencari eksekutor dan memberi target 4 tokoh nasional.
"HM juga memberikan uang Rp 60 juta kepada tersangka HK alias I (Iwan) untuk biaya operasional dan pembelian senpi," jelasnya.
![]() |
Polisi menyita HP yang digunakan Habil Marati untuk berkomunikasi. Ada pula printout rekening bank yang disita. Lantas, siapa sesungguhnya Habil Marati? Berikut ini sepak terjang Habil Marati yang dirangkum dari berbagai sumber:
Habil Marati lahir di Raha, Sulawesi Tenggara, pada 7 November 1962. Dia merupakan lulusan Sarjana Syariah IAIN Sumut tahun 1982 dan Magister Manajemen Universitas Sumut 2003. Setidaknya, dia pernah beberapa kali menempati posisi jabatan direktur di sejumlah perusahaan, yakni Dirut PT Batavindo Kridanusa (1994), Dirut PT Galaxy Pasific Evalindo (1997), Dirut PT Makassar Perrosal Global (1997), Dirut PT Satomer Asri Fiberindo (1997), Dirut PT Industry Kakao Utama (2000), dan Dirut PT Agra Post Lava (2000).
Tak hanya di aktif menjadi direktur di beberapa perusahaan, Habil Marati juga aktif di beberapa organisasi. Di pernah menjadi Ketua DPW Parmusi Sumut dan Penasihat PSSI Sumut (2002-2005). Lantas, dia terjun ke politik dan menjadi Ketua DPP PPP. Pada 1997-1999, dia menjadi anggota MPR. Lantas, dia juga sempat jadi anggota Komisi XI DPR Habil Marati dari fraksi PPP.
Selanjutnya, Habil Marati dikenal sebagai politikus PPP yang mendukung Prabowo saat PPP pecah kongsi. Pada 2017, dia pernah membela Anies Baswedan ketika menyampaikan pidato kemenangannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Banyak kalangan menilai pidato Anies sarat akan nuansa rasisme karena memakai istilah pribumi. Namun Marati menilai pidato Anies itu justru membela kaum pribumi.
Tajudin Sang Eksekutor
Tersangka makar lain yang video testimoninya diputar oleh polisi adalah Tajudin alias Udin. Tajudin mengaku mendapat perintah untuk membunuh 4 pejabat negara.
Polisi bersama TNI menggelar jumpa pers di Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (11/6/2019). Dalam jumpa pers itu, polisi memutar sejumlah video yang berisi kesaksian tersangka makar, salah satunya Udin.
Udin bicara sambil berdiri. Dia mengenakan kaus hitam dan putih. Wajahnya disensor. Berikut ini pengakuan lengkap Udin:
Nama Tajudin, tempat tanggal lahir Bogor 11 Januari 1979. Saya mendapatkan perintah dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Bapak Haji Kurniawan alias Iwan untuk menjadi eksekutor penembakan target atas nama: satu, Wiranto; dua, Luhut Pandjaitan; tiga, Budi Gunawan; empat, Gories Mere.
Saya diberikan uang tunai total 55 juta (sebelumnya ditulis 25 juta, red) dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Haji Kurniawan alias Iwan. Kemudian rencana penembakan dengan senjata laras panjang kaliber 22 dan senjata laras pendek. Senjata tersebut saya peroleh dari Haji Kurniawan alias Iwan.
(dob) Next Article KPU Angkat Bicara Soal Kisruh Pemilu Luar Negeri
Most Popular