Pengusaha Lobi China Agar Ekspor Batu Bara RI Diprioritaskan

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 May 2019 14:16
Pengusaha batu bara lokal melobi pengusaha China agar ekspor komoditas emas hitam ini bisa diprioritaskan di negeri tirai bambu.
Foto: Istimewa APBI
Jakarta, CNBC Indonesia- Asosiasi Pertambangan Batubara lndonesia (APBI) telah menjalin kerja sama dengan China National Coal Association (CNCA) dalam pemanfaatan komoditas batu bara. Keduanya telah menandatangani nota kesepahaman (Mou).

"Kerja sama ini ada tiga fokus, berbagi informasi dan pengetahuan, dari sisi ekspor, kami ingin batu bara Indonesia diprioritaskan, baik dr sisi pasokan maupun harga, dan fokus ketiga, soal efisiensi energi untuk pembangkit tenaga listrik. Ingin leihb efisien dan environmentally friendly," ujar Ketua APBI Pandu Sjahrir saat dijumpai di kantor APBI, Jakarta, Jumat (24/5/2019).



Lebih lanjut, ia menjelaskan, kerja sama ini mempunyai arti penting karena melibatkan dua negara besar di sektor industri batu bara dunia, yang mana Indonesia sebagai negara eksportir batu bara terbesar di dunia sedangkan China adalah negara importir terbesar dan juga produsen batu bara terbesar dunia. 

"Kerja sama ini lebih kepada permudah akses dan kemudahan perdagangannya," ucap Pandu.

Pandu mengatakan, ekspor batu bara merupakan komoditas ekspor non-migas terbesar kedua Indonesia dan perannya sangat penting di saat perdagangan dunia sedang dalam kondisi pelemahan global yang dibayangi perang dagang antara AS dan China. Ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu di 2018 mencapai sekitar 120-130 juta MT atau sekitar 25% pangsa ekspor batubara Indonesia. 

Sedangkan dari sisi China, imbuh Pandu, impor dari Indonesia mencakup sekitar 45% dari total impor batu bara mereka yang memproduksi lebih dari 3 miliar MT batu bara di 2018. China juga sangat maju dalam pengembangan pengolahan nilai tambah batu bara. 

"Kerja sama APBI dan CNCA ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan tujuan membangun kerangka kerja sama dalam pertambangan dan pemanfaatan batu bara, pengembangan teknologi lingkungan dan pertukaran personil antara kedua belah pihak," tutur Pandu.

Adapun, APBI dan CNCA juga akan memberikan dukungan bagi kedua pemerintah dalam kerja sama internasional dalam hal aspek keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan. Para pihak juga sepakat untuk tepat mempertahankan perdagangan yang baik serta juga saling menghormati kebijakan dan regulasi dari masing-masing negara. 

"Dalam pelaksanaan MoU, APBI dan CNCA sepakat untuk menjajaki kerja sama pengembangan clean coal technology serta nilai tambah batubara dalam skala komersial," pungkas Pandu.


(gus/gus) Next Article 40% Perusahaan Batu Bara Belum Disetujui Rencana Kerjanya, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular