Miris! Demi Sesuap Nasi, Ini Cerita Si Ibu Penjual Ginjal

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
21 May 2019 11:24
Ibu itu adalah Ida Farida yang membawa spanduk bertuliskan 'Dijual Ginjal Demi Sesuap Nasi'.
Foto: Ida Farida, seorang ibu penjual ginjal (putih) (dok. Kemensos)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu lalu, warga Jakarta dihebohkan dengan viralnya seorang ibu yang menjajakan ginjalnya di Bunderan Hotel Indonesia (HI). Ibu itu adalah Ida Farida yang membawa spanduk bertuliskan 'Dijual Ginjal Demi Sesuap Nasi'.

Ida Farida adalah seorang janda asli Karawang yang memilih datang ke ibu kota demi menarik simpati banyak kalangan. Ia datang sendirian, dan naik transportasi umum dengan modal pinjaman tetangga.

Aksi nekat Ida Farida ternyata berbuah baik, bukan karena ginjalnya lalu melainkan mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial (Kemensos). Akhirnya Kemensos, mengabulkan harapan Ida Faridha untuk mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya telah menelusuri keberadaan ibu Ida melalui pekerja sosial (Peksos) supervisor guna memberikan bantuan. Dari hasil pantauan tersebut, Ida memenuhi syarat untuk masuk dalam PKH karena yang ia memiliki tanggungan lansia.

Miris! Demi Sesuap Nasi, Ini Cerita Si Ibu Penjual Ginjal Foto: Ida Farida, seorang ibu penjual ginjal (putih) (dok. Kemensos)


Menurutnya, kesulitan ekonomi yang ditanggung Ida karena ia terlilit utang bank keliling dengan bunga yang sangat besar sehingga ini ia tak bisa berjualan soto kembali.

"Kondisi perekonomian bu Ida Farida sangat memprihatinkan karena untuk saat ini sudah habis modal dan tidak bisa berjualan soto lagi, karena terlilit utang Bank Emok dan Bank keliling. Disamping itu ia juga mempunyai anak tamatan SMK namun masih menganggur. Tentu ini harus kita pikirkan jalan keluarnya," ujar Agus di Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Agus menjelaskan presiden Jokowi telah memerintahkan jajarannya untuk gerak cepat jika ada masyarakat miskin yang belum mendapatkan bantuan. "Gerak cepat ini merupakan wujud negara hadir ditengah masyarakat. Masyarakat harus diringankan bebannya," terang Agus.

Sementara itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat mengatakan PKH hadir untuk meringankan beban masyarakat tidak mampu di Indonesia karena dalam bantuan ini masyarakat juga diberikan bekal untuk dapat keluar dari masalah kemiskinan.

"Dalam program PKH keluarga penerima manfaat diberikan edukasi bagaimana bisa memperbaiki perekonomian mereka melalui pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2)," kata Harry.

Harry mencontohkan salah satu materi yang diberikan dalam P2K2 tersebut adalah bagaimana melalukan pengelolaan keuangan keluarga. Selain akan menerima PKH, ibu Ida juga akan mendapatkan bantuan pangan non tunai (BPNT).

"Dalam kasus ibu Ida, nanti yang bersangkutan akan diberikan edukasi bagaimana mengelola modal dan keuangan supaya tidak terlilit utang lagi," jelasnya.






(dru) Next Article Tahun Politik, Dana Bansos pun Dinaikkan Jokowi 100%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular