Perang Dagang Jadi Kesempatan dalam Kesempitan bagi Taiwan
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
20 May 2019 16:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Taiwan dapat mengambil keuntungan dari perang dagang antara Beijing dan Washington untuk mengurangi ketergantungan ekonominya pada China, kata Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
"'Made in Taiwan' telah menjadi kata kunci utama ketika perang perdagangan AS-China berlanjut," katanya kepada wartawan di Taipei pada konferensi pers saat ulang tahun ketiga masa jabatannya, dilansir dari Straits Times, Senin (20/05/2019).
Tsai, yang akan maju kembali dalam pemilihan presiden pada Januari, menggunakan kesempatan itu untuk menggembar-gemborkan kebijakan pemerintahnya 'Made in Taiwan upgrade', yang bertujuan mengekspor keahlian negara itu dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI), energi ramah lingkungan, dan teknologi.
Dia menambahkan bahwa permintaan domestik juga akan didorong oleh peningkatan investasi asing dan pemerintah, dan akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi kaum muda.
Tsai adalah pembela gigih Taiwan yang merdeka.
China ingin menerapkan prinsip "satu negara, dua sistem" di pulau itu di mana wilayah Hong Kong dan Macau dibawa kembali di bawah pemerintahan Beijing setelah berakhirnya pemerintahan kolonial.
"Kita hanya memiliki satu negara, yaitu Republik China-Taiwan," kata Tsai dengan menggunakan nama resmi negara itu. "Kami hanya memiliki satu sistem, yang didasarkan pada demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia," lanjutnya.
Taiwan telah memiliki pemerintahannya sendiri sejak 1949, ketika Nasionalis China melarikan diri ke sana setelah kalah perang saudara dengan Partai Komunis.
Saksikan pernyataan Presiden China Xi Jinping soal perang dagang dengan AS berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Awas! Negara di Asia Bisa Jadi Korban Terparah Perang Dagang
"'Made in Taiwan' telah menjadi kata kunci utama ketika perang perdagangan AS-China berlanjut," katanya kepada wartawan di Taipei pada konferensi pers saat ulang tahun ketiga masa jabatannya, dilansir dari Straits Times, Senin (20/05/2019).
Tsai, yang akan maju kembali dalam pemilihan presiden pada Januari, menggunakan kesempatan itu untuk menggembar-gemborkan kebijakan pemerintahnya 'Made in Taiwan upgrade', yang bertujuan mengekspor keahlian negara itu dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI), energi ramah lingkungan, dan teknologi.
![]() |
Tsai adalah pembela gigih Taiwan yang merdeka.
China ingin menerapkan prinsip "satu negara, dua sistem" di pulau itu di mana wilayah Hong Kong dan Macau dibawa kembali di bawah pemerintahan Beijing setelah berakhirnya pemerintahan kolonial.
"Kita hanya memiliki satu negara, yaitu Republik China-Taiwan," kata Tsai dengan menggunakan nama resmi negara itu. "Kami hanya memiliki satu sistem, yang didasarkan pada demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia," lanjutnya.
Taiwan telah memiliki pemerintahannya sendiri sejak 1949, ketika Nasionalis China melarikan diri ke sana setelah kalah perang saudara dengan Partai Komunis.
Saksikan pernyataan Presiden China Xi Jinping soal perang dagang dengan AS berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Awas! Negara di Asia Bisa Jadi Korban Terparah Perang Dagang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular