Internasional

Kata Trump, Negosiasi Dagang dengan China tak Perlu Buru-buru

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 May 2019 20:10
Demikian disampaikan Trump beberapa jam selepas AS secara resmi menaikkan bea impor terhadap produk-produk China.
Foto: Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 4 April 2019. REUTERS / Jonathan Ernst
Washington DC, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuturkan negosiasi dagang dengan China tidak perlu dilakukan secara terburu-buru. Demikian disampaikan Trump beberapa jam selepas AS secara resmi menaikkan bea impor terhadap produk-produk China.

"Pembicaraan dengan China berlanjut dengan cara yang sangat menyenangkan, sama sekali tidak perlu terburu-buru, karena SEKARANG bea masuk yang dibayar ke Amerika Serikat oleh China adalah sebesar 25% dari barang & produk senilai 250 Miliar Dolar," cuit Trump di Twitter-nya.

Ia juga mengatakan bahwa dari beberapa pandangan, menaikkan tarif impor lebih baik daripada mencapai kesepakatan perdagangan.

"Tarif akan membawa JAUH LEBIH BANYAK keuntungan ke negara kita, bahkan dari yang dibawa kesepakatan fenomenal dari jenis tradisional. Juga, jauh lebih mudah & lebih cepat untuk dilakukan," tulis Trump.



AS pada Jumat (10/5/2019) waktu setempat secara resmi meningkatkan bea impor pada US$ 200 miliar barang China, dari 10% menjadi 25%. Hal ini membuat Kementerian Perdagangan China kembali mengancam untuk menerapkan "langkah-langkah balasan yang diperlukan."

Kedua ekonomi terbesar dunia ini telah terlibat perang dagang sejak lebih dari setahun lalu. Kamis ini (9/5/2019), kedua negara sedang mengadakan perundingan untuk mengupayakan kesepakatan. Perundingan itu dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Melansir AFP, China langsung mengancam akan membalas kenaikan tarif.

Sejak tahun lalu, kedua belah pihak telah menerapkan tarif masuk lebih dari US$ 360 miliar dalam perdagangan dua arah. Hal itu merugikan ekspor pertanian AS ke China dan membebani sektor manufaktur kedua negara.

[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Tenggat Negosiasi AS-China Menipis, Trump Justru Optimistis

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular