Bursa AS Berpeluang Cetak Koreksi Paripurna Sepekan Ini

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
10 May 2019 19:46
Bursa AS berpeluang menutup pekan ini dengan koreksi paripurna atau lima hari berturut-turut akibat sentimen negatif perang dagang.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) berpeluang menutup pekan ini dengan koreksi paripurna atau lima hari berturut-turut, akibat sentimen negatif perang dagang babak baru yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump.

Pada hari Jumat pukul 07:30 waktu setempat, atau 19:30 WIB, indeks futures Dow Jones Industrial Average anjlok 129 poin, sedangkan indeks futures S&P 500 dan Nasdaq masing-masing tertekan sebesar 18,25 poin dan 53,75 poin.

Beberapa jam sebelumnya, indeks yang mengindikasikan pergerakan ke depan bursa saham AS tersebut sempat berada di teritori positif, sebelum kemudian berbalik menjadi negatif setelah pembicaraan antara delegasi AS dan China dinyatakan berlanjut hingga Jumat. Artinya, belum ada kesepakatan yang dicapai hingga membuka peluang pengenaan tarif baru terhadap produk impor dari China.



Wakil Perdana Menteri China Liu He bertemu dengan pejabat Kementerian Perdagangan AS pada Kamis malam, selang beberapa hari sebelum tarif yang baru diberlakukan. Trump telah menetapkan jadwal pukul 12:00 sebelum tarif baru sebesar 25%--naik dari 10%--yang dikenakan ke produk asal China senilai US$200 miliar.

Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group Peter Boockvar mengatakan reaksi pasar akan cenderung ekstrem tergantung pada hasil negosiasi pada Kamis malam. Dia memprediksi akan ada perpanjangan tenggat negosiasi alias penundaan dari Gedung Putih.

"[Jumat] akan sangat hitam-putih. Jika ada kesepakatan, maka akan ada reli, tapi jika tidak ada maka akan ada pukulan bawah," ujarnya. "Presiden [Trump] akan berbicara keras, dan akan ada reli kelegaan besok."

Selama epat hari perdagangan pekan ini, Dow Jones anjlok hingga 650 poin, sedangkan S&P 500 kehilangan 2,5% tepat setelah pada hari Minggu pekan lalu Trump menulis di Twitter bahwa pihaknya akan menerapkan tarif yang baru.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Nyala Perang Dagang Membesar, Wall Street Diprediksi Drop

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular