The Fed Pangkas Suku Bunga, Indeks Nasdaq Melesat 2,6%

Tim Riset, CNBC Indonesia
19 September 2024 23:17
Patung Fearless Girl menghadap Bursa Efek New York pada 2 Juli 2024, di New York. Sebagian besar saham global melemah setelah indeks acuan berakhir lebih tinggi di Wall Street. (AP Photo/Peter Morgan)
Foto: Patung Fearless Girl menghadap Bursa Efek New York pada 2 Juli 2024, di New York. Sebagian besar saham global melemah setelah indeks acuan berakhir lebih tinggi di Wall Street. (AP Photo/Peter Morgan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks saham Amerika Serikat (AS) naik didorong keputusan bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed yang menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 411 poin, atau 1%. Indeks S&P 500 naik 1,6%, dan Nasdaq Composite melesat 2,6%.

Para pelaku pasar merasa yakin bahwa Fed berhasil mencapai soft landing karena klaim pengangguran mingguan turun sebanyak 12.000 menjadi 219.000, jauh di bawah perkiraan.

Saham-saham teknologi menguat saat pemotongan suku bunga memicu minat investor kembali ke aset berisiko. Saham Nvidia dan AMD masing-masing melonjak lebih dari 5% dan 4%. Saham Micron Technology diperdagangkan naik lebih dari 2%. Saham-saham teknologi besar lainnya seperti Meta dan Alphabet juga menguat masing-masing 3,3% dan 2,2%.

Saham-saham yang diuntungkan dari suku bunga yang lebih rendah yang mendorong perekonomian juga melonjak pada Kamis pagi. Raksasa keuangan JPMorgan Chase naik 1,5%. Saham industri Caterpillar dan Home Depot naik 3,3% dan 1,5%, masing-masing.

Fed menurunkan suku bunga pinjaman semalam menjadi 4,75% hingga 5% dari 5,25% hingga 5,5% pada hari Rabu, yang mengejutkan beberapa investor yang mengkritik besaran pemotongan awal ini. Ini adalah penurunan suku bunga pertama yang dilakukan Fed dalam empat tahun terakhir.

"Siklus pemotongan suku bunga Fed ini sedang mempersiapkan pasar untuk menjadi sangat kuat selama satu atau tiga bulan ke depan," kata Tom Lee, kepala penelitian di Fundstrat Global Advisors, kepada CNBC pada hari Kamis.

Namun, Lee juga mencatat bahwa ketidakpastian diperkirakan akan meningkat menjelang pemilihan presiden AS yang akan datang.


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jumlah Lowongan Pekerjaan AS Menyusut, Indeks Wall Street Dibuka Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular