
Di Hadapan Wapres Argentina, Mentan Tolak Impor Jagung
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
08 May 2019 13:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Argentina Gabriella Michetti di kantor pusat Kementerian Pertanian, Rabu (8/5/2019).
Dalam kesempatan itu, Wapres Michetti meminta RI memperluas pasarnya bagi komoditi pangan strategis Argentina, seperti jagung dan daging sapi. Di depan Michetti, Amran menolak impor jagung dari Negeri Tango dengan alasan RI sudah swasembada jagung, bahkan ekspor.
"Komoditas yang mereka minta secara spesifik adalah jagung. Kami katakan memang dulu kami impor tapi sekarang kami sudah swasembada bahkan ekspor. Mereka menerima fakta tersebut dan cukup kaget," kata Mentan.
Klaim Mentan ini sebenarnya ironis, mengingat pada November 2018 hingga awal 2019 ini pemerintah baru saja menugaskan Bulog untuk mengimpor jagung kering untuk pakan ternak dengan total volume impor mencapai 280 ribu ton dengan sebagian besar dari Argentina.
Terkait daging sapi, Amran menyambut baik permintaan Argentina agar Indonesia mempertimbangkan impor dari Argentina selama harganya kompetitif, bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta memenuhi sertifikasi halal.
"Mereka katakan daging sapi dari Argentina harganya lebih murah. Kita nggak masalah, lebih baik negara-negara pemasok berkompetisi supaya harganya menguntungkan bagi kita. Kita akan lihat faktor keamanan bebas penyakit PMK, halal, dan harga," jelasnya.
Amran menyebutkan, harga daging sapi di Argentina paling tinggi US$ 3 per kilogram untuk kualitas medium (free on board/FOB).
Dalam kesempatan itu, Amran meminta pemerintah Argentina membuka pasar bagi ekspor komoditi buah-buahan tropis, kopi, lada hingga sarang burung walet dari Tanah Air.
"Kami mengusulkan ekspor manggis, nanas, pisang, salak, kopi, lada serta sarang burung walet. Ini prioritas karena kami sudah bersurat sejak November 2017. Beliau berjanji segera tindaklanjuti dan selesaikan," ujar Amran.
Ia menjelaskan, selama ini ekspor produk manggis RI selalu melewati negara transit, seperti Singapura dan Malaysia. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan ekspor langsung (direct export) komoditi hortikultura ke pasar-pasar baru, seperti Argentina.
"Selama ini, impor kedelai kita dari Argentina besar sehingga kita negosiasikan barter untuk kepentingan petani kita. Untuk volumenya ekspornya tergantung kondisi di lapangan, yang penting kita diberi kesempatan ekspor hortikultura langsung," jelas Mentan.
Simak video terkait komoditas pangan di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Tsunami Inflasi sampai ke Argentina, Indonesia Harus Waspada?
Dalam kesempatan itu, Wapres Michetti meminta RI memperluas pasarnya bagi komoditi pangan strategis Argentina, seperti jagung dan daging sapi. Di depan Michetti, Amran menolak impor jagung dari Negeri Tango dengan alasan RI sudah swasembada jagung, bahkan ekspor.
"Komoditas yang mereka minta secara spesifik adalah jagung. Kami katakan memang dulu kami impor tapi sekarang kami sudah swasembada bahkan ekspor. Mereka menerima fakta tersebut dan cukup kaget," kata Mentan.
Terkait daging sapi, Amran menyambut baik permintaan Argentina agar Indonesia mempertimbangkan impor dari Argentina selama harganya kompetitif, bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta memenuhi sertifikasi halal.
"Mereka katakan daging sapi dari Argentina harganya lebih murah. Kita nggak masalah, lebih baik negara-negara pemasok berkompetisi supaya harganya menguntungkan bagi kita. Kita akan lihat faktor keamanan bebas penyakit PMK, halal, dan harga," jelasnya.
Amran menyebutkan, harga daging sapi di Argentina paling tinggi US$ 3 per kilogram untuk kualitas medium (free on board/FOB).
![]() |
Dalam kesempatan itu, Amran meminta pemerintah Argentina membuka pasar bagi ekspor komoditi buah-buahan tropis, kopi, lada hingga sarang burung walet dari Tanah Air.
"Kami mengusulkan ekspor manggis, nanas, pisang, salak, kopi, lada serta sarang burung walet. Ini prioritas karena kami sudah bersurat sejak November 2017. Beliau berjanji segera tindaklanjuti dan selesaikan," ujar Amran.
Ia menjelaskan, selama ini ekspor produk manggis RI selalu melewati negara transit, seperti Singapura dan Malaysia. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan ekspor langsung (direct export) komoditi hortikultura ke pasar-pasar baru, seperti Argentina.
"Selama ini, impor kedelai kita dari Argentina besar sehingga kita negosiasikan barter untuk kepentingan petani kita. Untuk volumenya ekspornya tergantung kondisi di lapangan, yang penting kita diberi kesempatan ekspor hortikultura langsung," jelas Mentan.
Simak video terkait komoditas pangan di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Tsunami Inflasi sampai ke Argentina, Indonesia Harus Waspada?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular