
RI Ingin Hijrah Dari Kompor Gas ke Listrik, Ini Hambatannya
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
06 May 2019 16:57

Jakarta, CNBC Indonesia- PT PLN (Persero) tengah memperluas penggunaan kompor listrik-induksi ke tengah masyarakat. Namun, implementasinya terkendala rendahnya daya listrik masyarakat, terutama pelanggan PLN yang disubsidi pemerintah.
Direktur PLN Regional Bisnis Sulawesi, Syamsul Huda, mengatakan saat ini belum ada target untuk program kompor induksi ini. Pasalnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan, masih melihat daya listrik kecil masyarakat menjadi kendala.
"Kompor induksi tidak bisa untuk daya kecil, 450 kVA misalnya. Itu kan perlu dicarikan jalan keluar. Jadi tidak langsung hari ini keputusannya. Jadi belum bisa diekspos banyak. Tapi intinya masyarakat ada alaternatif lain yang lebih menguntungkan," jelas Syamsul Huda di Gedung Kementerian ESDM, Senin (6/5/2019).
Adapun besaran listrik kompor induksi bervariasi, dari 300 kVA, 600 kVA dan 1.400 kVA.
Syamsul meyakini dengan masuknya pembangkit listri baru akan cukup memenuhi kebutuhan listrik, termasuk untuk kompor induksi. Kepada Ignasius dirinya mengatakan soal ketersediaan daya listrik tidak ada masalah.
Justru yang menjadi kendala, lanjut Syamsul Huda, ialah masalah teknis, batasan daya, dan tarif. Hal itu disebabkan masih ada masyarakat yang menggunakan tarif listrik subsidi.
"Ketersediaan daya relatif tidak masalah. Justru masalah teknis, batasan daya, tarif karena kita tahu tarif listrik ada yang masih subsidi, ada yang sudah tidak. Persoalan bagaimana pelanggan PLN yang subsidi kan daya masih kecil, sementara kita mau kenalkan induksi tadi itu," jabar Syamsul.
Saat ini PLN sudah memperkenalkan kompor induksi ke masing-masing unit PLN. Internal PLN sudah 100% menggunakan kompor induksi, termasuk pegawai PLN. Namun, Syamsul belum membeberkan data pemakaian di masyarakat.
Syamsul Huda menjelaskan pelanggan yang mempunyai kompor induksi kebanyakan menaikan daya. PLN sendiri, lanjut Syamsul Huda, punya program bila masyarakat yang menggunakan kompor induksi mendapat diskon 75% sejak 31 Desember.
"430 pelanggan belum sampai 1.000 yang naik daya per maret 2019," ujarnya.
Pengenalan kompor induksi ini dilakukan dalam rangka menekan impor agar tidak semakin meningkat. Terlebih, dengan banyaknya jalan tol maka konsumsi BBM akan naik. Ditambah lagi, kata Syamsul, konsumsi listrik per kapita di Indonesia masih relatif rendah dibanding negara tetangga.
"Konsumsi listrik per kapita ada hubungan dengan pertumbuhan industri, kemajuan bangsa, maka kita meningkatkan produktivitas masyarakat melalui penggunaan listrik." tandasnya.
(gus) Next Article Jokowi Kesal Impor LPG Sampai Rp 80 T, PLN Berikan Solusi Ini
Direktur PLN Regional Bisnis Sulawesi, Syamsul Huda, mengatakan saat ini belum ada target untuk program kompor induksi ini. Pasalnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan, masih melihat daya listrik kecil masyarakat menjadi kendala.
Adapun besaran listrik kompor induksi bervariasi, dari 300 kVA, 600 kVA dan 1.400 kVA.
Syamsul meyakini dengan masuknya pembangkit listri baru akan cukup memenuhi kebutuhan listrik, termasuk untuk kompor induksi. Kepada Ignasius dirinya mengatakan soal ketersediaan daya listrik tidak ada masalah.
Justru yang menjadi kendala, lanjut Syamsul Huda, ialah masalah teknis, batasan daya, dan tarif. Hal itu disebabkan masih ada masyarakat yang menggunakan tarif listrik subsidi.
"Ketersediaan daya relatif tidak masalah. Justru masalah teknis, batasan daya, tarif karena kita tahu tarif listrik ada yang masih subsidi, ada yang sudah tidak. Persoalan bagaimana pelanggan PLN yang subsidi kan daya masih kecil, sementara kita mau kenalkan induksi tadi itu," jabar Syamsul.
Saat ini PLN sudah memperkenalkan kompor induksi ke masing-masing unit PLN. Internal PLN sudah 100% menggunakan kompor induksi, termasuk pegawai PLN. Namun, Syamsul belum membeberkan data pemakaian di masyarakat.
Syamsul Huda menjelaskan pelanggan yang mempunyai kompor induksi kebanyakan menaikan daya. PLN sendiri, lanjut Syamsul Huda, punya program bila masyarakat yang menggunakan kompor induksi mendapat diskon 75% sejak 31 Desember.
"430 pelanggan belum sampai 1.000 yang naik daya per maret 2019," ujarnya.
Pengenalan kompor induksi ini dilakukan dalam rangka menekan impor agar tidak semakin meningkat. Terlebih, dengan banyaknya jalan tol maka konsumsi BBM akan naik. Ditambah lagi, kata Syamsul, konsumsi listrik per kapita di Indonesia masih relatif rendah dibanding negara tetangga.
"Konsumsi listrik per kapita ada hubungan dengan pertumbuhan industri, kemajuan bangsa, maka kita meningkatkan produktivitas masyarakat melalui penggunaan listrik." tandasnya.
(gus) Next Article Jokowi Kesal Impor LPG Sampai Rp 80 T, PLN Berikan Solusi Ini
Most Popular