
Kilang Langit Biru Cilacap Kelar, Produksi Pertamax Naik 66%
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
30 April 2019 13:05

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) telah menyelesaikan pengerjaan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC).
Selesainya PLBC, dapat meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Refinery Unit (RU) IV Cilacap dari semula 1 juta barel per bulan menjadi 1,66 juta barel per bulan, atau naik 66,8%.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero) Ignatius Tallulembang menjelaskan peningkatan produksi Pertamax ini sangat membantu Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, terutama di masa Satgas Ramadhan dan Idul Fitri 2019 ini.
Lebih lanjut, Ignatius menjelaskan, Pertamina mengadopsi teknologi terkini dalam PLBC untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk BBM, termasuk diantaranya peningkatan kualitas gasoline yang sebelumnya RON 88 menjadi RON 100 yang setara dengan EURO IV.
"Dengan begitu, Pertamina dapat mengurangi impor high octane mogas component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan," katanya melalui keterangan resminya, Selasa (30/4/2019).
Ia menambahkan, selain berdampak pada profitabilitas kilang, proyek ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam rangka mewujudkan kemandirian energi karena dapat mengurangi impor.
Sebagai informasi, PLBC merupakan proyek lanjutan dari pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap yang diawali sejak akhir 2015.
"Di 2016-2019 ada tiga proyek, kami sudah lakukan beberapa proyek revamping kilang tapi skala kecil. RFCX selesai di 2015, kemudian PLBC ini selesai tahun ini," pungkas Ignatius.
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Kilang Raksasa RI Kini Produksi 1,6 Juta Barel Pertamax/Bulan
Selesainya PLBC, dapat meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Refinery Unit (RU) IV Cilacap dari semula 1 juta barel per bulan menjadi 1,66 juta barel per bulan, atau naik 66,8%.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero) Ignatius Tallulembang menjelaskan peningkatan produksi Pertamax ini sangat membantu Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, terutama di masa Satgas Ramadhan dan Idul Fitri 2019 ini.
"Dengan begitu, Pertamina dapat mengurangi impor high octane mogas component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan," katanya melalui keterangan resminya, Selasa (30/4/2019).
Ia menambahkan, selain berdampak pada profitabilitas kilang, proyek ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam rangka mewujudkan kemandirian energi karena dapat mengurangi impor.
Sebagai informasi, PLBC merupakan proyek lanjutan dari pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap yang diawali sejak akhir 2015.
"Di 2016-2019 ada tiga proyek, kami sudah lakukan beberapa proyek revamping kilang tapi skala kecil. RFCX selesai di 2015, kemudian PLBC ini selesai tahun ini," pungkas Ignatius.
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Kilang Raksasa RI Kini Produksi 1,6 Juta Barel Pertamax/Bulan
Most Popular