
Bukan Karena 'Menteri Pencetak Utang' Sri Mulyani Menangis
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
29 April 2019 18:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku dirinya merupakan seseorang yang mudah terharu dan tak jarang hingga meneteskan air mata. Terutama jika ia harus kehilangan orang yang ia sayangi, seperti keluarga dan rekan kerja, untuk selamanya.
"Ya sering nangis, waktu ibu saya meninggal, bapak saya meninggal, anak buah saya meninggal di Lion Air begitu banyak, itu sedih saya. Jadi saya termasuk orang yang mudah tersentuh," ujarnya sewaktu diwawancarai Tim Detik.com, Senin (29/4/2019).
"Emosional aspek dari orang seperti saya ya sama seperti yang lain, terutama kalau menyangkut nasib orang. Siapa sih yang tidak menangis soal itu. Itu tragedi."
Namun ia menekankan, hal tersebut tidak berlaku jika berkaitan dengan persoalan pekerjaan. Misalnya saja tentang dirinya yang sempat diberi gelar sebagai 'menteri pencetak utang'.
Pasalnya, ia tahu benar apa yang dikerjakannya, dan justru merasa kasihan terhadap orang-orang yang mencemoohnya karena ketidaktahuan mereka akan cara mengelola keuangan negara.
"Oh itu bukan gelar, tapi meledek."
"Tapi, kalau dikatain soal kerjaan, karena saya tahu apa yang saya kerjakan ya sudahlah. Saya malah kasihan sama yang ngatain, karena I think, saya diberi banyak pahala, kan begitu kalau orang ngatain sering ngatain kita."
Menurutnya, gelar 'menteri pencetak utang' dan isu terkait utang yang selalu digaungkan, apalagi jika memasuki masa pemilihan umum, merupakan hal yang lumrah.
Ia juga menyampaikan, untuk menanggapi hal tersebut tak ada cara lain, selain terus mengedukasi masyarakat dan mengutamakan aspek transparansi.
"Namun, orang Indonesia-kan mudah diprovoke emosinya, terus ngomong; 'ini utang nambah', ya nominal nambah, kan GDP kita nambah."
"Saya rasa konsekuensi dari tugas kita dalam mengelola keuangan negara ya tetap mengedukasi sambil transparansi, transparansi penerimaan, belanja, anggaran. Gitu."
(dru) Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T
"Ya sering nangis, waktu ibu saya meninggal, bapak saya meninggal, anak buah saya meninggal di Lion Air begitu banyak, itu sedih saya. Jadi saya termasuk orang yang mudah tersentuh," ujarnya sewaktu diwawancarai Tim Detik.com, Senin (29/4/2019).
"Emosional aspek dari orang seperti saya ya sama seperti yang lain, terutama kalau menyangkut nasib orang. Siapa sih yang tidak menangis soal itu. Itu tragedi."
![]() |
Pasalnya, ia tahu benar apa yang dikerjakannya, dan justru merasa kasihan terhadap orang-orang yang mencemoohnya karena ketidaktahuan mereka akan cara mengelola keuangan negara.
"Oh itu bukan gelar, tapi meledek."
"Tapi, kalau dikatain soal kerjaan, karena saya tahu apa yang saya kerjakan ya sudahlah. Saya malah kasihan sama yang ngatain, karena I think, saya diberi banyak pahala, kan begitu kalau orang ngatain sering ngatain kita."
Menurutnya, gelar 'menteri pencetak utang' dan isu terkait utang yang selalu digaungkan, apalagi jika memasuki masa pemilihan umum, merupakan hal yang lumrah.
Ia juga menyampaikan, untuk menanggapi hal tersebut tak ada cara lain, selain terus mengedukasi masyarakat dan mengutamakan aspek transparansi.
"Namun, orang Indonesia-kan mudah diprovoke emosinya, terus ngomong; 'ini utang nambah', ya nominal nambah, kan GDP kita nambah."
"Saya rasa konsekuensi dari tugas kita dalam mengelola keuangan negara ya tetap mengedukasi sambil transparansi, transparansi penerimaan, belanja, anggaran. Gitu."
(dru) Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T
Most Popular