
Tiket Pesawat Masih Mahal, Pengusaha Pusing Tujuh Keliling
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
24 April 2019 19:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiket pesawat yang masih mahal tak ayal membuat pengusaha yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pusing tujuh keliling.
Uneg-uneg itu disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi PHRI Maulana Yusran dalam sebuah diskusi bertajuk "Dilema Harga Tiket Pesawat" di Lobby Lounge, Hotel Millenium Sirih, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (24/2/2019).
Maulana menjelaskan, sebagai negara kepulauan, transportasi udara dan laut sangat penting. Utamanya untuk bisnis dan wisata. Apabila terjadi kenaikan harga tiket pesawat, maka destinasi yang terkena imbas.
"Ini yang terjadi sejak September. Tapi sejak Januari-April mulai terasa dan bentar lagi puasa. Ini kita anggap tahun yang terparah kalo year-on-year. Yang merasakan masalah tiket bukan hanya pelaku atau pebisnis tapi kepala daerah karena stimulus ekonomi di daerahnya drop," ujarnya.
"Hotel kena imbas? kena karena banyak orang menginap untuk bisnis atau wisata. Imbasnya 20%-40%. Logistik kami tetap butuh dari Pulau Jawa, ada kenaikan di logistik, belum lagi di airlines (maskapai). Ini jadi imbas saat ini," lanjut Maulana.
Sebagai tindak lanjut, dia mengatakan, PHRI telah menggelar berbagai pertemuan dengan pemerintah. Pertama, pada saat Rakernas PHRI di Jakarta, Februari lalu. Saat itu acara turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi lantas menginstruksikan harga avtur, komponen terbesar dalam bisnis maskapai, diturunkan. Tak lama berselang, rapat pun digelar di Kemenko Kemaritiman membahas hal tersebut.
"Tapi ini gak turun-turun. Apa masalahnya? Semua bisnis perlu sehat kalau itu alasannya. Kami para pelaku kan sudah melihat bahwa pemerintah dan menhub (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi) sudah mengimbau (agar harga tiket pesawat diturunkan) tetapi seperti diabaikan," katanya.
Oleh karena itu, Maulana mewakili PHRI mengusulkan agar kompetisi maskapai dalam negeri dibuka secara luas. Ia mencontohkan harga tiket sekarang tidaklah adil. Tarif Jakarta-Padang/Medan berada pada rentang Rp 1,7 juta sampai Rp 1,9 juta paling rendah. Sedangkan Jakarta-Bali bisa lebih rendah lantaran banyak maskapai yang turut serta.
"Kami usulkan begini supaya bisnis sehat, buka saja kompetisi yang luas-luas. Regional air lines dibuka lagi, jangan hanya dua pemain, jadi lebih sehat. Jadi yang diuntungkan konsumen. Harus bebas bersaing," ujar Maulana.
Simak video rute yang terdampak tiket pesawat mahal di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/roy) Next Article Pernyataan Lengkap Menhub Ultimatum Penurunan Tiket Pesawat
Uneg-uneg itu disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi PHRI Maulana Yusran dalam sebuah diskusi bertajuk "Dilema Harga Tiket Pesawat" di Lobby Lounge, Hotel Millenium Sirih, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (24/2/2019).
Maulana menjelaskan, sebagai negara kepulauan, transportasi udara dan laut sangat penting. Utamanya untuk bisnis dan wisata. Apabila terjadi kenaikan harga tiket pesawat, maka destinasi yang terkena imbas.
"Hotel kena imbas? kena karena banyak orang menginap untuk bisnis atau wisata. Imbasnya 20%-40%. Logistik kami tetap butuh dari Pulau Jawa, ada kenaikan di logistik, belum lagi di airlines (maskapai). Ini jadi imbas saat ini," lanjut Maulana.
Sebagai tindak lanjut, dia mengatakan, PHRI telah menggelar berbagai pertemuan dengan pemerintah. Pertama, pada saat Rakernas PHRI di Jakarta, Februari lalu. Saat itu acara turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi lantas menginstruksikan harga avtur, komponen terbesar dalam bisnis maskapai, diturunkan. Tak lama berselang, rapat pun digelar di Kemenko Kemaritiman membahas hal tersebut.
"Tapi ini gak turun-turun. Apa masalahnya? Semua bisnis perlu sehat kalau itu alasannya. Kami para pelaku kan sudah melihat bahwa pemerintah dan menhub (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi) sudah mengimbau (agar harga tiket pesawat diturunkan) tetapi seperti diabaikan," katanya.
![]() |
Oleh karena itu, Maulana mewakili PHRI mengusulkan agar kompetisi maskapai dalam negeri dibuka secara luas. Ia mencontohkan harga tiket sekarang tidaklah adil. Tarif Jakarta-Padang/Medan berada pada rentang Rp 1,7 juta sampai Rp 1,9 juta paling rendah. Sedangkan Jakarta-Bali bisa lebih rendah lantaran banyak maskapai yang turut serta.
"Kami usulkan begini supaya bisnis sehat, buka saja kompetisi yang luas-luas. Regional air lines dibuka lagi, jangan hanya dua pemain, jadi lebih sehat. Jadi yang diuntungkan konsumen. Harus bebas bersaing," ujar Maulana.
Simak video rute yang terdampak tiket pesawat mahal di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/roy) Next Article Pernyataan Lengkap Menhub Ultimatum Penurunan Tiket Pesawat
Most Popular