Pemilu 2019

Saat Kubu Prabowo Ragukan Keunggulan Jokowi di Quick Count

Samuel Pablo & Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
17 April 2019 19:43
Tapi, pihaknya tidak mempercayai hasil survei tersebut.
Foto: Prabowo Subianto dalam keterangan pers di Rumah BPN, Jalan Kertanegara, Jakarta (17/4/2019). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai hasil hitung cepat (quick count) menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin unggul atas pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun demikian, kubu Prabowo-Sandi memiliki keyakinan berbeda.

"Hasil quick count kita menang 52,2%. Mohon semua relawan mengawal kemenangan kita di TPS dan kecamatan," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di Rumah Pemenangan Prabowo-Sandi di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4/2019).



Ditemui terpisah, Ustaz Ansufri Idrus Sambo mengatakan, sejak pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017, pihaknya selalu menghormati hasil survei. Tapi, pihaknya tidak mempercayai hasil survei tersebut.

"Yakinlah kemenangan di tangan kita paslon (pasangan capres dan cawapres) 02 karena survei internal dan independen, bahkan jaringan relawan Prabowo-Sandi dan 212, kita memegang kemenangan di atas 52%," ujar Ustaz Sambo.

Menurut dia, Prabowo-Sandi bersiap menggelar syukuran kemenangan pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Adil dan Makmur itu pada Jumat (19/4/2019).

"Kita sujud kemenangan Jumat besok, dimulai dari shalat Jumat di (masjid) Istiqlal, hingga malam kita dzikir bersama," kata Ustaz Sambo.

Saat Kubu Prabowo Ragukan Keunggulan Jokowi di Quick CountFoto: Capres no urut 02 Prabowo Subianto di rumah pemenangan. (CNBC Indonesia/Samuel Pablo)


Ustaz Tengku Zulkarnain mengatakan hasil hitung cepat terbelah. Satu sisi mengunggulkan paslon 01 dengan persentase 55%, sedangkan di sisi lain mengunggulkan paslon 02 dengan persentase 52%.

"Tidak mungkin ada 8-10 lembaga survei yang menunjukkan hasil yang sama 55-44% untuk kemenangan satu paslon. Sample yang berbeda pasti hasilnya berbeda. Kalau itu sama berarti itu survei tidak layak dipercaya," ujar Ustaz Zulkarnain.



Sedangkan Ustaz Bachtiar Nasir mengingatkan momen Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

"Masih ingat peristiwa Jakarta? Masih ingat survei abal-abal mereka? Masih anda percaya?," tanya Ustaz Bachtiar.

"Saat ini kelihatannya kekurangan uang dan terlalu nampak kecurangannya. Ini mengulangi Jakarta yang kedua kali dan mereka akan lumpuh dengan kekuatan rakyat," lanjutnya.

Simak video terkait pernyataan Jokowi merespons keunggulan di quick count di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/dru) Next Article Prabowo: Ada yang Mau Pisahkan Saya dan Jokowi

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular