Gelar Menkeu Terbaik Dikritik, Kemenkeu Melawan!

Iswari Anggit, CNBC Indonesia
08 April 2019 08:36
Penghargaan yang diterima Menkeu Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan terbaik diberikan oleh lembaga kelas dunia.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Majalah keuangan Finance Asia, untuk ketiga kalinya secara berturut-turut menobatkan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik. Meski demikian, banyak pihak yang menganggap Sri Mulyani tidak layak menyandang gelar tersebut, sehingga membuat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) geram.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kemenkeu Nufransa Wira Sakti, yang akrab disapa Frans, memberi penjelasan pada pihak-pihak yang meragukan prestasi Sri Mulyani, salah satunya analis dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat, Gede Sandra.

"Untuk Pak Gede, penghargaan yang diterima Menkeu Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan terbaik diberikan oleh lembaga kelas dunia. Penghargaan yang diperoleh selama ini tidak hanya diberikan oleh satu lembaga saja, tapi juga berbagai lembaga dunia. Belum lagi berbagai penghargaan dan pengakuan tingkat nasional yang telah banyak diraihnya," demikian tulis Frans dalam akun Facebook-nya, Minggu (7/4/2019).

"Dalam memberikan penilaian, lembaga tersebut tentu melihat kinerja menteri keuangan secara menyeluruh dan analisis yang mendalam atas keberhasilan beliau mengelola keuangan negara, tidak hanya sepotong-sepotong yang dilakukan dengan analisis yang tidak tepat."
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu) meninjau proyek Moda Raya Terpadu (MRT) dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia hingga Stasiun Lebak Bulus. (Dok. Kemenkeu)

Sebagai informasi, Finance Asia melakukan penilaian dengan melihat bagaimana para menteri mengelola keuangan negara dalam kurun waktu satu tahun, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan geopolitik global.

Menurut Finance Asia, Sri Mulyani berhasil membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan mencatatkan defisit anggaran terendah dalam kurun waktu 6 tahun terakhir pada 2018. Adapun defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2018 hanya 1,76%.

Selain itu Finance Asia juga menggarisbawahi program amnesti pajak yang diluncurkan pada 2016-2017. Finance Asia juga menyebut, Sri Mulyani berhasil menerbitkan Global Green Sukuk pertama di Asia. Surat utang global berbasis syariah itu digunakan untuk membiayai proyek-proyek untuk iklim dan lingkungan yang terjual hingga US$ 1,25 miliar atau sekitar Rp 18 triliun (asumsi kurs US$ 14.000/US$).

Bahkan secara tegas Frans menyebut pihak-pihak yang kontra dengan penilaian Finance Asia sebagai 'pecundang', dan menjadi penghambat kemajuan bangsa Indonesia.

"Selain Gede Sandra, ada juga tokoh nasional yang tidak senang dengan penghargaan kepada Menkeu ini. Cukup mengherankan mengapa kalau ada penghargaan internasional, ada pihak yang justru mencari-cari alasan dan kesalahan untuk melemahkan kita sendiri?," tulis Frans.

"Mental seperti itu adalah mental inferior dan pecundang. Mental seperti ini menjadi penghambat terbesar kemajuan Indonesia."



Penjelasan Frans dalam akun Facebook-nya ini untuk menanggapi tulisan Gede Sandra yang terkesan 'menyerang' Sri Mulyani.

Gede Sandra mengatakan, penetapan bunga atau yield surat utang oleh Sri Mulyani merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, dia juga menuding saat ini rasio pajak terhadap PDB atau tax ratio Indonesia hanya sebesar 10-11%. Sementara, Vietnam yang mencapai 13,8%, Thailand 17%, dan Filipina 14,4%.

Belum lagi defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) Indonesia melebar. Menurut Gede Sandra, hal itu bisa membuat mata uang rupiah melemah sehingga berpotensi pada krisis keuangan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya mengatakan, Sri Mulyani 'Menteri Keuangan Terbaik' di mata asing, bukan di mata rakyat Indonesia. Ia juga mengatakan, penghargaan yang diterima Sri Mulyani sangat bertolak belakang dengan kondisi perekonomian saat ini.
Simak video terkait pandangan Sri Mulyani perihal perang dagang di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Kemenkeu Tanpa Pegawai Baru 5 Tahun ke Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular