
Sindir Medco-Pertamina, Jonan: Tidak Ada Penemuan Besar!
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
02 April 2019 11:30

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan lagi-lagi menyoroti kinerja kontraktor migas dalam negeri. Ia membandingkannya dengan kontraktor luar negeri yang bisa melakukan eksplorasi dan menemukan cadangan migas besar di bumi pertiwi.
"IDD besar, produksi paling 600-800 MMSCFD. Masela juga lebih besar lagi, Repsol juga besar tuh. Medco nemu apa? Pertamina nemu apa? Tidak ada penemuan besar," kata Jonan dalam acara diskusi 'Energi untuk Kedaulatan Negeri' di Soehana Hall Gedung The Energy, Selasa (2/4/2019).
Jonan melanjutkan, menurutnya penemuan besar terakhir untuk minyak yang ditemukan adalah blok Cepu. Namun blok yang kini jadi andalan di lifting minyak ini diperkirakan bisa produksi besar-besaran hanya sampai 15 tahun lagi. "Tidak ada lagi yang besar, Pertamina cadangan, lalu eksploitasi kapan terakhir? 1967 Sumur Jati Barang," jelasnya.
Seperti disebut oleh Jonan, untuk gas lapangan-lapangan besar memang ditemukan oleh kontraktor asing. Contohnya adalah IDD dan Masela. IDD oleh Chevron, Masela oleh Inpexx-Shell.
IDD atau proyek ultra laut dalam digarap sejak 2008, dan diprediksi bisa produksi hingga 1.120 MMSCFD dan 40 ribu barel minyak. Namun hingga saat ini proyek gas raksasa ini masih bolak-balik revisi POD atau rencana pengembangan proyek, diperkirakan baru akan produksi 2024 mendatang jika tak ada hambatan.
Nasib serupa juga dialami oleh Masela, terdapat lapangan Abadi yang proses pengembangannya seperti namanya. Abadi, belum kelihatan ujungnya. Sempat diwacanakan dikembangkan di laut, lalu mental ke darat. Blok Masela diprediksi baru bisa produksi 2027, tentunya jika tak ada hambatan.
Terakhir adalah Blok Sakakemang yang ditemukan oleh konsorsium Repsol, Petronas, dan Mitsui Oil Exploration Co. Ltd. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan, temuan cadangan gas ini adalah temuan yang signifikan dan merupakan terbesar keempat di dunia pada 2018, setelah pengeboran sumur Calypso 1 di Cyprus, Obskaya Savernaya 1 di Rusia, dan 1-STAT-010A-SPS di Brazil.
"Jaraknya hanya 60 km dari pipa blok Corridor, jadi gasnya bisa dialirkan ke Jawa dan Singapura. Makanya ini potensial dan [nilai] keekonomiannya sangat bagus," ujar Dwi ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Namun ini masih tahap awal, masih panjang perjalanan untuk masuk tahap produksi.
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article ESDM Rilis HBA April 2019 USD 88,85/Ton
"IDD besar, produksi paling 600-800 MMSCFD. Masela juga lebih besar lagi, Repsol juga besar tuh. Medco nemu apa? Pertamina nemu apa? Tidak ada penemuan besar," kata Jonan dalam acara diskusi 'Energi untuk Kedaulatan Negeri' di Soehana Hall Gedung The Energy, Selasa (2/4/2019).
Seperti disebut oleh Jonan, untuk gas lapangan-lapangan besar memang ditemukan oleh kontraktor asing. Contohnya adalah IDD dan Masela. IDD oleh Chevron, Masela oleh Inpexx-Shell.
IDD atau proyek ultra laut dalam digarap sejak 2008, dan diprediksi bisa produksi hingga 1.120 MMSCFD dan 40 ribu barel minyak. Namun hingga saat ini proyek gas raksasa ini masih bolak-balik revisi POD atau rencana pengembangan proyek, diperkirakan baru akan produksi 2024 mendatang jika tak ada hambatan.
Nasib serupa juga dialami oleh Masela, terdapat lapangan Abadi yang proses pengembangannya seperti namanya. Abadi, belum kelihatan ujungnya. Sempat diwacanakan dikembangkan di laut, lalu mental ke darat. Blok Masela diprediksi baru bisa produksi 2027, tentunya jika tak ada hambatan.
Terakhir adalah Blok Sakakemang yang ditemukan oleh konsorsium Repsol, Petronas, dan Mitsui Oil Exploration Co. Ltd. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan, temuan cadangan gas ini adalah temuan yang signifikan dan merupakan terbesar keempat di dunia pada 2018, setelah pengeboran sumur Calypso 1 di Cyprus, Obskaya Savernaya 1 di Rusia, dan 1-STAT-010A-SPS di Brazil.
![]() |
"Jaraknya hanya 60 km dari pipa blok Corridor, jadi gasnya bisa dialirkan ke Jawa dan Singapura. Makanya ini potensial dan [nilai] keekonomiannya sangat bagus," ujar Dwi ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Namun ini masih tahap awal, masih panjang perjalanan untuk masuk tahap produksi.
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article ESDM Rilis HBA April 2019 USD 88,85/Ton
Most Popular