
Arab Saudi Masih Larang Boeing 737 MAX 8!
Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
01 April 2019 17:47

Riyadh, CNBC Indonesia - Arab Saudi tidak memiliki rencana untuk segera memberi izin operasi bagi pesawat Boeing 737 MAX di wilayah kerajaan itu. Demikian disampaikan Menteri Transportasi Arab Saudi Nabeel al-Amudi kepada wartawan di Riyadh, Senin (1/4/2019).
Maskapai penerbang negara Flyadeal juga kemungkinan akan mempertimbangkan kembali pesanan pesawat jenis itu.
MAX, seri terlaris Boeing, telah dilarang terbang secara global sejak bulan lalu. Ini setelah pesawat jenis yang sama terlibat dua kecelakaan fatal dalam waktu lima bulan. Kecelakaan pertama terjadi di Indonesia pada bulan Oktober dan kecelakaan terakhir terjadi pada 10 Maret di Ethiopia.
"Tidak ada 737 MAX terbang di wilayah kerajaan dan tidak ada rencana bagi mereka untuk kembali diizinkan terbang dalam waktu dekat," kata al-Amudi.
Flyadeal telah mengatakan akan menunggu hingga hasil investigasi dua kecelakaan itu selesai sebelum memutuskan apakah akan melanjutkan memesan 30 pesawat Boeing 737 MAX.
Pesanan yang mencakup pembelian untuk 20 pesawat jenis yang sama itu bernilai US$ 5,9 miliar. Nilai itu berdasarkan daftar harga di laman Boeing.
Penyelidikan saat ini telah difokuskan pada sistem anti-stall yang diyakini telah berulang kali memaksa hidung pesawat untuk turun di setidaknya satu dari kecelakaan. Sistem itu mendorong hidung pesawat ke bawah jika pesawat menangkap sinyal menanjak pada sudut yang terlalu curam, mengutip Reuters.
Boeing pekan lalu mengatakan telah memprogram ulang perangkat lunak pada 737 MAX-nya untuk mencegah data yang salah memicu sistem anti-stall.
"Arab Saudi akan mengikuti industri penerbangan global dalam setiap sertifikasi ulang MAX," kata al-Amudi.
Simak video terkait perkembangan terbaru Boeing 737 MAX di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article AS Kirim 1.000 Rudal ke Arab Saudi, Ada Apa?
Maskapai penerbang negara Flyadeal juga kemungkinan akan mempertimbangkan kembali pesanan pesawat jenis itu.
MAX, seri terlaris Boeing, telah dilarang terbang secara global sejak bulan lalu. Ini setelah pesawat jenis yang sama terlibat dua kecelakaan fatal dalam waktu lima bulan. Kecelakaan pertama terjadi di Indonesia pada bulan Oktober dan kecelakaan terakhir terjadi pada 10 Maret di Ethiopia.
Flyadeal telah mengatakan akan menunggu hingga hasil investigasi dua kecelakaan itu selesai sebelum memutuskan apakah akan melanjutkan memesan 30 pesawat Boeing 737 MAX.
Pesanan yang mencakup pembelian untuk 20 pesawat jenis yang sama itu bernilai US$ 5,9 miliar. Nilai itu berdasarkan daftar harga di laman Boeing.
Penyelidikan saat ini telah difokuskan pada sistem anti-stall yang diyakini telah berulang kali memaksa hidung pesawat untuk turun di setidaknya satu dari kecelakaan. Sistem itu mendorong hidung pesawat ke bawah jika pesawat menangkap sinyal menanjak pada sudut yang terlalu curam, mengutip Reuters.
![]() |
Boeing pekan lalu mengatakan telah memprogram ulang perangkat lunak pada 737 MAX-nya untuk mencegah data yang salah memicu sistem anti-stall.
"Arab Saudi akan mengikuti industri penerbangan global dalam setiap sertifikasi ulang MAX," kata al-Amudi.
Simak video terkait perkembangan terbaru Boeing 737 MAX di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article AS Kirim 1.000 Rudal ke Arab Saudi, Ada Apa?
Most Popular