
Debat Cawapres 2019
Sandiaga Sebut Tenaga Kerja Asing Merajalela, Ma'ruf Membela
Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
18 March 2019 08:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam debat calon Wakil Presiden (Cawapres), salah satu isu yang menjadi pembahasan yakni tenaga kerja asing.
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno menyerang soal tenaga kerja asing yang jumlahnya besar di Indonesia kepada cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin. Menurut Sandi, jumlah tenaga kerja asing atau outsourcing (kontrak) sangat mengkhawatirkan.
"Pemerintah mencabut keharusan tenaga kerja asing, seperti keharusan Bahasa Indonesia, perbandingan tenaga kerja asing dan lokal, dan berkaitan visa untuk tenaga kerja strata terbawah," ujar Sandiaga.
"Kita melihat saudara kita belum mendapat kesempatan kerja, di sisi lain diberikan warga negara asing," sambungnya.
Sandiaga juga mengkritik tenaga kerja honorer yang belum mendapat keadilan. Lalu, sistem outsourcing yang memberatkan dunia usaha tapi tidak memberikan keadilan.
Namun, Ma'ruf Amin dengan tegas membantah "serangan" Sandi ini. Menurutnya, jumlah tenaga kerja asing di Indonesia sangat kecil, bahkan jauh dari level 1%, karena terkendali dengan aturan yang ada.
"Jumlahnya di bawah 0,01% dan itu paling rendah di seluruh dunia," ujarnya di Hotel Sultan, Jakarta (17/3/2019).
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, hingga 31 Desember 2018, jumlah tenaga kerja asing hanya 95.335 orang.
Sementara, jumlah tenaga kerja asing di Indonesia pada 2017 sebanyak 85,9 ribu orang. Sementara jumlah tenaga kerja Indonesia adalah 121 juta, itu artinya rasio TKA di Indonesia sebesar 0,07%.
Jika dilihat dari data Kemenaker, rasio TKA Indonesia memang paling kecil dibanding negara-negara sekitar. Dibandingkan dengan Malaysia saja rasio TKA-nya 12% dengan jumlah TKA 1,8 juta orang berbanding 15 juta tenaga kerja.
Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin juga menegaskan bahwa jika terpilih dalam Pemilu 2019 nanti, pihaknya dan Calon Presiden Petahana Joko Widodo akan menerapkan strategi di bidang ketenagakerjaan dengan memberikan iklim kerja yang kondusif untuk dunia usaha dan industri. Selain itu, beberapa program terkait yang sudah berjalan pada era Jokowi-Jusuf Kalla juga akan dilanjutkan seperti KUR atau kredit usaha rakyat, Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), dan Bank Wakaf Mikro.
"Akses keuangan yang mudah seperti KUR, bank wakaf mikro, Mekaar, dan lain-lain sehingga dunia usaha tumbuh dan terbuka."
Simak Video: Soal Tenaga Kerja, Ma'ruf Libatkan "Dudi"
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article Debat Capres: Prabowo Mau Naikkan Gaji PNS, Jokowi Tak Setuju
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno menyerang soal tenaga kerja asing yang jumlahnya besar di Indonesia kepada cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin. Menurut Sandi, jumlah tenaga kerja asing atau outsourcing (kontrak) sangat mengkhawatirkan.
"Pemerintah mencabut keharusan tenaga kerja asing, seperti keharusan Bahasa Indonesia, perbandingan tenaga kerja asing dan lokal, dan berkaitan visa untuk tenaga kerja strata terbawah," ujar Sandiaga.
![]() |
Sandiaga juga mengkritik tenaga kerja honorer yang belum mendapat keadilan. Lalu, sistem outsourcing yang memberatkan dunia usaha tapi tidak memberikan keadilan.
Namun, Ma'ruf Amin dengan tegas membantah "serangan" Sandi ini. Menurutnya, jumlah tenaga kerja asing di Indonesia sangat kecil, bahkan jauh dari level 1%, karena terkendali dengan aturan yang ada.
"Jumlahnya di bawah 0,01% dan itu paling rendah di seluruh dunia," ujarnya di Hotel Sultan, Jakarta (17/3/2019).
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, hingga 31 Desember 2018, jumlah tenaga kerja asing hanya 95.335 orang.
![]() |
Sementara, jumlah tenaga kerja asing di Indonesia pada 2017 sebanyak 85,9 ribu orang. Sementara jumlah tenaga kerja Indonesia adalah 121 juta, itu artinya rasio TKA di Indonesia sebesar 0,07%.
Jika dilihat dari data Kemenaker, rasio TKA Indonesia memang paling kecil dibanding negara-negara sekitar. Dibandingkan dengan Malaysia saja rasio TKA-nya 12% dengan jumlah TKA 1,8 juta orang berbanding 15 juta tenaga kerja.
Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin juga menegaskan bahwa jika terpilih dalam Pemilu 2019 nanti, pihaknya dan Calon Presiden Petahana Joko Widodo akan menerapkan strategi di bidang ketenagakerjaan dengan memberikan iklim kerja yang kondusif untuk dunia usaha dan industri. Selain itu, beberapa program terkait yang sudah berjalan pada era Jokowi-Jusuf Kalla juga akan dilanjutkan seperti KUR atau kredit usaha rakyat, Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), dan Bank Wakaf Mikro.
"Akses keuangan yang mudah seperti KUR, bank wakaf mikro, Mekaar, dan lain-lain sehingga dunia usaha tumbuh dan terbuka."
Simak Video: Soal Tenaga Kerja, Ma'ruf Libatkan "Dudi"
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article Debat Capres: Prabowo Mau Naikkan Gaji PNS, Jokowi Tak Setuju
Most Popular