
Agar Terhindar, Rajin Cek HIV Sedini Mungkin dengan Onestep
Advertorial, CNBC Indonesia
25 February 2019 00:00

HIV atau Human Immunodefiency Virus adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terinfeksi.
Permasalahan HIV sendiri telah menjadi tantangan kesehatan hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebut, sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Juni 2018, HIV telah dilaporkan keberadaannya oleh 433 (84,2%) dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
"Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa (47% dari estimasi orang dengan HIV atau ODHA tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa) dan paling banyak ditemukan di kelompok umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun." tulis Kementerian Kesehatan di situs resminya.
Berdasarkan data, jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya. Provinsi dengan jumlah infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (55.099), diikuti Jawa Timur (43.399), Jawa Barat (31.293), Papua (30.699), dan Jawa Tengah (24.757), lanjut Kementerian Kesehatan.
HIV dapat menular melalui cairan semen, sperma, cairan vagina, darah (baik melalui transfusi darah, alat suntik, maupun narkoba), transplantasi penerimaan organ / jaringan, dan perinatal (Ibu hamil ke janinnya), serta air susu ibu (ASI).
Penyakit ini diketahui sangat berbahaya dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan pencegahan agar tidak tertular.
Tes kesehatan rutin diperlukan apabila rentan terkena HIV karena profesi ataupun pergaulan. Tes HIV yang dilakukan semakin cepat akan semakin baik untuk pengobatan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti rutin melakukan tes kesehatan. Bahkan, kini kita bisa secara mudah melakukan tes HIV sendiri di rumah dengan menggunakan Onestep. Tes HIV dengan Onestep bisa mendapatkan hasil yang lebih cepat.
Onestep merupakan alat deteksi awal yang bekerja secara kualitatif, namun tidak dapat digunakan untuk membuat keputusan akhir atau menggantikan hasil laboratorium.
Artinya apabila Anda mendapatkan hasil positif dari tes yang dilakukan, maka disarankan melakukan pengecekan lebih lanjut ke laboratorium agar mendapatkan hasil yang lebih pasti.
Jika hasil positif, yang perlu diketahui bahwa virus HIV bukan merupakan hukuman mati bagi
mereka yang terinfeksi, karena telah tersedia pengobatan terapi antiretroviral (ARV) yang menjanjikan kualitas hidup dan harapan perpanjangan hidup yang lebih lama serta mengurangi resiko penularan.
Obat ARV mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuhnya (CD4) tetap terjaga. Sama seperti penyakit kronis lainnya seperti hipertensi, kolesterol, atau DM, obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup, untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA serta dapat mencegah penularan.
ARV dijamin ketersediaannya oleh pemerintah dan gratis pemanfaatannya. Pelayanan ARV sudah dapat diakses di RS dan Puskesmas di 34 provinsi, 227kab/kota.
Total saat ini terdapat 896 layanan ARV, terdiri dari layanan yang dapat menginisiasi terapi ARV dan layanan satelit. Dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan terdekat sangat dibutuhkan agar ODHA tetap semangat dan jangan sampai putus obat.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB
Permasalahan HIV sendiri telah menjadi tantangan kesehatan hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebut, sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Juni 2018, HIV telah dilaporkan keberadaannya oleh 433 (84,2%) dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
"Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa (47% dari estimasi orang dengan HIV atau ODHA tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa) dan paling banyak ditemukan di kelompok umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun." tulis Kementerian Kesehatan di situs resminya.
Berdasarkan data, jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya. Provinsi dengan jumlah infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (55.099), diikuti Jawa Timur (43.399), Jawa Barat (31.293), Papua (30.699), dan Jawa Tengah (24.757), lanjut Kementerian Kesehatan.
HIV dapat menular melalui cairan semen, sperma, cairan vagina, darah (baik melalui transfusi darah, alat suntik, maupun narkoba), transplantasi penerimaan organ / jaringan, dan perinatal (Ibu hamil ke janinnya), serta air susu ibu (ASI).
Penyakit ini diketahui sangat berbahaya dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan pencegahan agar tidak tertular.
Tes kesehatan rutin diperlukan apabila rentan terkena HIV karena profesi ataupun pergaulan. Tes HIV yang dilakukan semakin cepat akan semakin baik untuk pengobatan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti rutin melakukan tes kesehatan. Bahkan, kini kita bisa secara mudah melakukan tes HIV sendiri di rumah dengan menggunakan Onestep. Tes HIV dengan Onestep bisa mendapatkan hasil yang lebih cepat.
Onestep merupakan alat deteksi awal yang bekerja secara kualitatif, namun tidak dapat digunakan untuk membuat keputusan akhir atau menggantikan hasil laboratorium.
Artinya apabila Anda mendapatkan hasil positif dari tes yang dilakukan, maka disarankan melakukan pengecekan lebih lanjut ke laboratorium agar mendapatkan hasil yang lebih pasti.
Jika hasil positif, yang perlu diketahui bahwa virus HIV bukan merupakan hukuman mati bagi
mereka yang terinfeksi, karena telah tersedia pengobatan terapi antiretroviral (ARV) yang menjanjikan kualitas hidup dan harapan perpanjangan hidup yang lebih lama serta mengurangi resiko penularan.
Obat ARV mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuhnya (CD4) tetap terjaga. Sama seperti penyakit kronis lainnya seperti hipertensi, kolesterol, atau DM, obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup, untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA serta dapat mencegah penularan.
ARV dijamin ketersediaannya oleh pemerintah dan gratis pemanfaatannya. Pelayanan ARV sudah dapat diakses di RS dan Puskesmas di 34 provinsi, 227kab/kota.
Total saat ini terdapat 896 layanan ARV, terdiri dari layanan yang dapat menginisiasi terapi ARV dan layanan satelit. Dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan terdekat sangat dibutuhkan agar ODHA tetap semangat dan jangan sampai putus obat.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB
Most Popular