
Jokowi Soal Bandara Silangit: Terminalnya Seperti Kelurahan
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
12 February 2019 19:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara pentingnya pembangunan infrastruktur yang memiliki dampak lebih terhadap sendi-sendi perekonomian.
Keberadaan infrastruktur, dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah. Tak hanya membuat arus barang semakin lancar, namun juga memudahkan akses masyarakat.
Di depan ratusan pengusaha perhotelan dan restoran yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Jokowi pun menceritakan bagaimana dirinya harus "memaksa" sejumlah badan usaha untuk membangun infrastruktur.
"Contohnya [bandara] Silangit. Saya datang pertama kali ke sana pakai pesawat. Terminalnya kaya kelurahan. Yang terbang ke sana gak ada," kata Jokowi di Jakarta, Senin (11/2/2019) malam.
Melihat hal tersebut, Jokowi pun meminta agar bandara tersebut diperbaiki. Namun, badan usaha yang ditugaskan berkilah, dengan menyebut bahwa perbaikan bandara tak akan berdampak apa-apa.
"Saya panggil Garuda (PT Garuda Indonesia Tbk), saya minta, saya beri waktu satu bulan Garuda terbang ke Silangit. Dijawab saat jtu kemungkinan yang naik gak ada. Kita rugi," kata Jokowi menirukan pembicaraannya.
"Coba dulu 3-6 bulan baru jawab. Terbang gak ada sebulan, bilang ke saya pak penuh terus. Gak ada lima bulan, sekarang ada lima flight ke Silangit. Maskapai lain pasti rebutan," jelasnya.
Jokowi menegaskan, pemaksaan yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara lain, dalam hal pembangunan infrastruktur.
"Begitu juga tempat yang lain. Ini harus dipaksa. Kalau gak dipaksa seperti itu, kita gak tau apa ada penumpangnya. Kita gak ngerti," tegasnya.
Simak video Jokowi bicara soal infrastruktur yang dipolitisasi di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Jokowi Cabut Larangan Rapat di Hotel, Pengusaha: Hore!
Keberadaan infrastruktur, dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah. Tak hanya membuat arus barang semakin lancar, namun juga memudahkan akses masyarakat.
Di depan ratusan pengusaha perhotelan dan restoran yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Jokowi pun menceritakan bagaimana dirinya harus "memaksa" sejumlah badan usaha untuk membangun infrastruktur.
![]() |
Melihat hal tersebut, Jokowi pun meminta agar bandara tersebut diperbaiki. Namun, badan usaha yang ditugaskan berkilah, dengan menyebut bahwa perbaikan bandara tak akan berdampak apa-apa.
"Saya panggil Garuda (PT Garuda Indonesia Tbk), saya minta, saya beri waktu satu bulan Garuda terbang ke Silangit. Dijawab saat jtu kemungkinan yang naik gak ada. Kita rugi," kata Jokowi menirukan pembicaraannya.
"Coba dulu 3-6 bulan baru jawab. Terbang gak ada sebulan, bilang ke saya pak penuh terus. Gak ada lima bulan, sekarang ada lima flight ke Silangit. Maskapai lain pasti rebutan," jelasnya.
Jokowi menegaskan, pemaksaan yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara lain, dalam hal pembangunan infrastruktur.
"Begitu juga tempat yang lain. Ini harus dipaksa. Kalau gak dipaksa seperti itu, kita gak tau apa ada penumpangnya. Kita gak ngerti," tegasnya.
Simak video Jokowi bicara soal infrastruktur yang dipolitisasi di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Jokowi Cabut Larangan Rapat di Hotel, Pengusaha: Hore!
Most Popular