
Kecipratan Proyek 5 Juta Jargas Jokowi, PGN Butuh Rp 12 T
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
12 February 2019 17:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, pada 23 Januari 2019 lalu.
Regulasi itu membuahkan tuah bagi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Sebagai Sub Holding Gas, PGN juga akan melakukan percepatan pembangunan dan pengoperasian jaringan gas (Jargas).
Target hingga 2025 sesuai Rencana Umum Energi Nasional, Jargas yang terbangun sekitar 5 juta sambungan, atau tempatnya mencapai 4,7 juta SRT (sambungan rumah tangga).
"4,7 juta itu sampai 2025. Itu target dari Dewan Energi Nasional, dan juga menjadi target pemerintah. Penugasannya nanti melalui Kementerian ESDM, Pertamina dan PGN," kata Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso, ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Selasa (12/2/2019).
Dia menyebut, perlu investasi sebesar Rp 12 triliun untuk menyelesaikan proyek tersebut, selama rentang lima tahun. Dalam hal ini, PGN masih menggodok kemungkinan skema pendanaan yang akan digunakan.
"Nanti kita rumuskan bisa pakai APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara), dana sendiri, atau pinjaman, partnership macam-macam. Rencananya untuk di Jawa dan di luar Jawa ada Sumatera, Kalimantan," tandasnya.
Hingga 2018, terdapat 463.619 rumah tangga yang tersambung Jargas. Ini melonjak dari 2014 yang baru terpasang di 200 ribu rumah tangga. Di 2018 sebanyak 90.429 rumah tangga baru yang tersambung, dengan perincian 89.906 dibangun APBN dan 523 dibangun PGN. Pada 2019 ini, PGN menargetkan tambahan 800 ribu sambungan.
"Kalau sekarang ini posisinya sudah 400 ribuan, itu yang sudah terbangun. Kalau bisa 800 ribu sampai akhir tahun ini sudah 1.200 [1,2 juta sambungan]. Tapi itu masih kasar," pungkasnya.
Simak video terkait holding infrastruktur BUMN di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article 2020, Satu Juta Jaringan Gas Rumah Tangga Dibangun Tiap Tahun
Regulasi itu membuahkan tuah bagi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Sebagai Sub Holding Gas, PGN juga akan melakukan percepatan pembangunan dan pengoperasian jaringan gas (Jargas).
"4,7 juta itu sampai 2025. Itu target dari Dewan Energi Nasional, dan juga menjadi target pemerintah. Penugasannya nanti melalui Kementerian ESDM, Pertamina dan PGN," kata Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso, ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Selasa (12/2/2019).
Dia menyebut, perlu investasi sebesar Rp 12 triliun untuk menyelesaikan proyek tersebut, selama rentang lima tahun. Dalam hal ini, PGN masih menggodok kemungkinan skema pendanaan yang akan digunakan.
"Nanti kita rumuskan bisa pakai APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara), dana sendiri, atau pinjaman, partnership macam-macam. Rencananya untuk di Jawa dan di luar Jawa ada Sumatera, Kalimantan," tandasnya.
Hingga 2018, terdapat 463.619 rumah tangga yang tersambung Jargas. Ini melonjak dari 2014 yang baru terpasang di 200 ribu rumah tangga. Di 2018 sebanyak 90.429 rumah tangga baru yang tersambung, dengan perincian 89.906 dibangun APBN dan 523 dibangun PGN. Pada 2019 ini, PGN menargetkan tambahan 800 ribu sambungan.
"Kalau sekarang ini posisinya sudah 400 ribuan, itu yang sudah terbangun. Kalau bisa 800 ribu sampai akhir tahun ini sudah 1.200 [1,2 juta sambungan]. Tapi itu masih kasar," pungkasnya.
Simak video terkait holding infrastruktur BUMN di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article 2020, Satu Juta Jaringan Gas Rumah Tangga Dibangun Tiap Tahun
Most Popular