
Tahun Politik, PTDI Masih Andalkan Ekspor CN-235 dan NC-212
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
12 February 2019 13:30

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) masih mengandalkan dua jenis pesawat, yakni CN-235 dan NC-212, untuk diekspor tahun ini. Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro, menyebut, saat ini dua jenis pesawat itu di antaranya sudah siap diserahterimakan ke negara pemesan.
"Yang masih ada di tempat kita, itu CN-235 untuk Nepal, CN-235 untuk Senegal, terus ada dua untuk Thailand, NC-212," ujarnya ketika ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Sayang, dia tidak menjelaskan lebih lanjut nilai ekspor yang diraih dari hasil penjualan pesawat tersebut. Hanya saja, dia menegaskan bahwa rencana serah terima pada tahun ini, merupakan hasil kontrak yang didapatkan pada tahun-tahun sebelumnya.
"[Nilai] persisnya nggak hafal, nanti keliru. Karena masing-masing berbeda. Kontraknya sudah beberapa tahun yang lalu, bukan baru. Itu kan kita tinggal serahkan tahun ini," urainya.
Dia lantas menjelaskan, bahwa tahun 2018 lalu PTDI sukses melaksanakan serah terima 18 unit pesawat dan helikopter. Dari jumlah itu, seluruhnya merupakan hasil kontrak pada tahun-tahun sebelumnya
"Kontrak dari 2002, 2003, 2004 baru kita beresin semua. Kan bikin pesawat paling tidak butuh dua tahun paling cepat," bebernya.
Di sisi lain, PTDI juga masih mengincar kontrak baru di 2019 untuk ekspor. Sejumlah negara menjadi sasaran seperti Malaysia, Thailand, Nepal dan Filipina. Beberapa di antaranya sudah menemui titik terang.
"Umpamanya dari Thailand bisa dapat tiga pesanan, Malaysia dua, Nepal ada satu pesawat. Jadi ada beberapa yang memang sedang proses. Semua jenisnya CN-235 dan NC-212," tandasnya.
Simak video terkait fasilitas GMF di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Dari Rugi, Akhirnya PT Dirgantara Indonesia Raup Laba di 2019
"Yang masih ada di tempat kita, itu CN-235 untuk Nepal, CN-235 untuk Senegal, terus ada dua untuk Thailand, NC-212," ujarnya ketika ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Selasa (12/2/2019).
![]() |
"[Nilai] persisnya nggak hafal, nanti keliru. Karena masing-masing berbeda. Kontraknya sudah beberapa tahun yang lalu, bukan baru. Itu kan kita tinggal serahkan tahun ini," urainya.
Dia lantas menjelaskan, bahwa tahun 2018 lalu PTDI sukses melaksanakan serah terima 18 unit pesawat dan helikopter. Dari jumlah itu, seluruhnya merupakan hasil kontrak pada tahun-tahun sebelumnya
"Kontrak dari 2002, 2003, 2004 baru kita beresin semua. Kan bikin pesawat paling tidak butuh dua tahun paling cepat," bebernya.
![]() |
Di sisi lain, PTDI juga masih mengincar kontrak baru di 2019 untuk ekspor. Sejumlah negara menjadi sasaran seperti Malaysia, Thailand, Nepal dan Filipina. Beberapa di antaranya sudah menemui titik terang.
"Umpamanya dari Thailand bisa dapat tiga pesanan, Malaysia dua, Nepal ada satu pesawat. Jadi ada beberapa yang memang sedang proses. Semua jenisnya CN-235 dan NC-212," tandasnya.
Simak video terkait fasilitas GMF di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Dari Rugi, Akhirnya PT Dirgantara Indonesia Raup Laba di 2019
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular