Manufaktur Terus Merosot, Apa yang Harus RI Lakukan?

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
08 February 2019 19:01
Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, investasi sektor manufaktur selalu tumbuh.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan investasi di industri pengolahan nonmigas (manufaktur) hanya mencapai Rp226,18 triliun sepanjang 2018, atau merosot 17,69 persen dari capaian tahun lalu Rp274,8 triliun.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diolah Kemenperin, investasi sektor manufaktur pada tahun sebelumnya juga merosot dari tahun 2016 yang mencapai Rp335,8 triliun. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, investasi sektor manufaktur selalu tumbuh.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan, pengembangan sumber daya alam (SDA) tetap dibutuhkan meski Indonesia harus berpindah ke sektor manufaktur. SDA tidak serta merta ditinggalkan, justru harus dijadikan dasar (base) dari pengembangan sektor manufaktur.

"Saya sendiri tidak terlalu sependapat kalau kita harus move benar-benar dari natural resources ke sektor manufaktur pure. Tetap manufaktur dikembangkan tetapi base-nya adalah ini [SDA]," kata Anton di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Jumat (8/2/2019).

Menurut dia, ada banyak SDA di Indonesia yang bisa dikembangkan sebagai dasar dari sektor manufaktur. Misalnya, kobalt yang dipakai untuk baterai. Pengembangannya belum maksimal di Indonesia. Padahal, baterai sebenarnya bisa dijadikan tempat penyimpan listrik yang murah.



Jenis energi yang paling murah, lanjut Anton, adalah air. Sebab, air bisa dibuat bendungan dan lain-lain. Menurut Anton, ke depannya pengembangan dari listrik di mulut tambang itu seharusnya bisa berasal air karena berbiaya sangat murah.

"Kalau tadi dibilang coal [batubara] itu ekuivalen kira-kira untuk PLN USD6-USD7 sen, itu [air] bisa cuma USD1 sen atau kurang dari itu. Jadi energi air itu menjadi bagian penting untuk mendukung industri manufaktur," jelasnya.
Simak video terkait industri manufaktur di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Manufaktur Loyo, Pemerintah Terus Salahkan Perang Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular