Dari Morowali dan Freeport, Luhut: Asing Tidak Bisa Dikte RI!

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 January 2019 12:21
Menko Luhut tegaskan tak ada lagi intervensi asing dalam kebijakan RI
Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan paparan di DBS Asian Insights Conference (CNBC Indonesia/Rehia Indrayanti Beru Sebayang)
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan Indonesia selama ini tertidur, dan sekarang mulai bangun. Saat bangun, Luhut menekankan pihak asing sudah tidak bisa lagi menekan pemerintah.

Luhut membeberkan Indonesia punya potensi kekuatan yang besar, contohnya adalah kebijakan B20 yang memanfaatkan Kelapa Sawit. Belum lagi nanti jika dioptimalkan jadi B30 dan pengembangan green BBM, green Avtur. Kebijakan ini diyakininya bisa bawa dampak strategis ekonomi yang bisa bawa harga sawit meroket ke US$ 1000 per ton.



"Indonesia selama ini tidur saja, jadi sekarang kita bikin baru. Kita harus percaya negara ini hebat. Intensif fiskal itu jalan semua, B20 jalan sebentar lagi B20. Impactnya ke rupiah itu unbelievable," ujarnya dalam acara DBS Insight di Hotel Mulia, Kamis (31/1/2019).

Selain itu, Luhut juga menegaskan bahwa Indonesia kini tidak bisa lagi didikte oleh asing termasuk dalam sektor pertambangan. "Saya minta asing jangan dikte pemerintah," katanya.

Banyak yang mempertanyakan soal isu tenaga kerja di kawasan Industri Morowali yang disebut-sebut banyak tenaga kerja China. "Saya bilang harus tenaga kerja dalam negeri, orang Indonesia. Kerjasama dengan ITB," jawabnya.

RI, kata dia, juga menekankan kebijakan ini di tambang PT Freeport Indonesia yang kini sah diakuisisi 51%. "Kesalahan kita itu di Freeport hanya kasih duit, tidak ada pendidikan dan gantikan orang asing. Nilai tambah industri, transfer teknologi, ramah lingkungan," jelasnya.

Soal transfer teknologi ternyata, untuk industri smelter ternyata sudah bisa gunakan robotic. Ini yang sedang dikembangkan Indonesia, "Lah kita semua punya bahannya [....] Ngapain impor? Bukan menutup diri supaya impor berkurang CAD naik, itu semua sudah dikerjakan bukan akan-akan."

Begitu juga di Freeport, yang sudah puluhan tahun beroperasi di Indonesia. "Itu tidak ada smelternya di Indonesia, mereka olah di luar. Kita tidak tahu di kandungan itu ada apa-apa saja tapi itu sudah lalu."


(gus) Next Article Luhut Buka Suara Soal Pertemuan Bos Freeport dan Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular