Soal Impor Beras, Presiden Jokowi & Megawati Juaranya!

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
31 January 2019 12:37
Impor beras paling deras dilakukan pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo
Foto: Anderan Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil beras terbesar di dunia. Memang sudah seharusnya begitu, mengingat bahan makanan pokok sebagian masyarakatnya berasal dari beras.

Namun sayang, meskipun memiliki lahan pertanian yang luas, setiap tahun Indonesia tidak pernah absen dari yang namanya impor beras.

Dari hasil penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, sejak tahun 2001 hingga 2018, jumlah impor beras per tahun memang cenderung fluktuatif. Pada periode tersebut, volume impor beras terbesar terjadi pada tahun 2011 dimana mencapai 2,75 juta ton.



Sepanjang periode terebut memang Indonesia telah berganti kepemimpinan 3 kali. Namun sepertinya permasalahan impor beras masih terlalu sulit untuk dipecahkan. Terbukti meskipun presiden silih berganti, impor beras masih saja dilakukan.

Namun demikian, ternyata impor beras paling deras dilakukan pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, dengan jumlah rata-rata volume impor per tahun mencapai 1,14 juta ton(2015-2018). Sedangkan selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyoni dan Megawati Soekarno Putri sebanyak 0,91 dan 1,02 juta ton secara berturut-turut.

PeriodePresidenRata-rata Impor Beras Tahunan (juta ton)
2015-2018*Joko Widodo1,14
2005-2014Susilo Bambang Y.0,91
2001-2004Megawati Soekarnoputri1,02


Ekonom Faisal Basri mengatakan bahwa perencanaan impor beras harus dibenahi dalam rangka pengelolaan stok beras, seperti yang ditulis di laman pribadinya.

Latar belakang pendapat tersebut adalah pola impor beras secara bulanan yang janggal. Bila melihat pola impor beras secara bulanan pada tahun 2018, volume impor cenderung lebih besar pada waktu neraca beras (produksi-konsumsi) sedang surplus, yaitu pada bulan Februari-September.

Sebagai informasi, periode tersebut terjadi dua kali masa panen, yaitu pada bulan Maret dan Agustus. Artinya, saat musim panen impor beras malah banjir. Alih-alih menciptakan keseimbangan pasokan beras, hal tersebut justru membuat stok beras dalam negeri akan menggunung. 

Sumber:BPSSumber: Badan Pusat Statistik . (*data perkiraan)



Sedangkan saat neraca beras sedang defisit (konsumsi lebih besar dari produksi), volume impor cenderung rendah. Nampaknya, hal ini yang menyebabkan setiap tahun berita kelangkaan beras terus muncul, dan mendorong keputusan impor lagi.

Padahal, neraca beras tanah air secara tahunan selalu mencatatkan surplus. Bila melihat data produksi dan konsumsi beras selama 2018, Indonesia masih diprediksi surplus beras sebesar 2,86 juta ton. Bahkan tahun sebelum itu, surplus beras tercatat jauh lebih tinggi, mencapai puluhan juta ton.

Ini menandakan masih banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk membereskan hal ini, mengingat beras berhubungan langsung dengan perut masyarakat.


Soal Impor Beras, Presiden Jokowi & Megawati Juaranya!Foto: Infografis/Infografis Indonesia, Negeri Agraris yang Doyan Impor Beras/Aristya Rahadian Krisabella



(taa/dru) Next Article Ombudsman Turun Tangan, Ada Tak Beres Rencana Impor Beras!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular