
Sri Mulyani Tingkatkan Kepatuhan Pajak, Investor Unhappy?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 January 2019 10:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerimaan pajak cukup menggembirakan di 2018 lalu. Pemerintah di bawah kendali Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berhasil meningkatkan penerimaan pajak hingga 94% dan tumbuh 13,2%.
Sri Mulyani mengaku pasti ada investor yang tak suka melihat pajak yang digenjot oleh pemerintah. Pasalnya, investor dan masyarakat yang membayar pajaknya.
"Karena kalau bicara sama investor, kalau penerimaan pajak tinggi, kalian wajahnya unhappy. We have to collect tax yang buat ekonomi dan masyarakat less happy, tapi tujuannya untuk masyarakat yang seimbang," kata Sri Mulyani dalam acara DBS Asian Insights Conference di Grand Ballroom Hotel Mulia Senayan, Kamis (31/1/2019).
"Kita collect, kita berikan insentif. Itulah titik keseimbangan yang bisa buat ekonomi kita tumbuh."
Lebih jauh Sri Mulyani mengatakan, dari sisi perpajakan, pemerintah terus melakukan reformasi. Termasuk, dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), IT, dan sisi kemampuan untuk menciptakan layanan yang baik.
"Setiap 1% kenaikan tax ratio, itu collect Rp 500 triliun lebih, itu letak keseimbangan ekonomi kita. Kementerian pusat dan daerah juga diharapkan bisa belanja secara bijak," tutur Sri Mulyani.
(dru) Next Article Optimisme Sri Mulyani: Ekonomi Kuartal III-2020 Dekati 0%
Sri Mulyani mengaku pasti ada investor yang tak suka melihat pajak yang digenjot oleh pemerintah. Pasalnya, investor dan masyarakat yang membayar pajaknya.
"Karena kalau bicara sama investor, kalau penerimaan pajak tinggi, kalian wajahnya unhappy. We have to collect tax yang buat ekonomi dan masyarakat less happy, tapi tujuannya untuk masyarakat yang seimbang," kata Sri Mulyani dalam acara DBS Asian Insights Conference di Grand Ballroom Hotel Mulia Senayan, Kamis (31/1/2019).
Lebih jauh Sri Mulyani mengatakan, dari sisi perpajakan, pemerintah terus melakukan reformasi. Termasuk, dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), IT, dan sisi kemampuan untuk menciptakan layanan yang baik.
"Setiap 1% kenaikan tax ratio, itu collect Rp 500 triliun lebih, itu letak keseimbangan ekonomi kita. Kementerian pusat dan daerah juga diharapkan bisa belanja secara bijak," tutur Sri Mulyani.
(dru) Next Article Optimisme Sri Mulyani: Ekonomi Kuartal III-2020 Dekati 0%
Most Popular