
PT INKA dapat Dana Rp 775 M untuk Ekspor Kereta ke Bangladesh
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
21 January 2019 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia / Indonesia Eximbank (LPEI) mengucurkan Rp 775,6 miliar untuk PT INKA (Persero). Dana tersebut digunakan sebagai modal pembiayaan proyek ekspor 250 gerbong kereta api (KA) ke Bangladesh.
Dari total rencana ekspor, meliputi 50 Kereta Penumpang tipe BG (Broad Gauge) dan 200 Kereta Penumpang tipe MG (Meter Gauge). Seluruhnya dipesan oleh Bangladesh Railway, perusahaan asal Bangladesh.
Kucuran dana ini tidak lepas dari terbitnya Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.513/KMK.08/2018 (perubahan atas KMK No.374/KMK.08/2017) tentang Penugasan Khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk Menyediakan Pembiayaan Ekspor Kereta Penumpang dan Gerbong Barang Kereta Api.
Direktur Eksekutif LPEI, Sinthya Roesly menyampaikan, melalui KMK itu LPEI ditugaskan kembali oleh Pemerintah untuk memberikan fasilitas Pembiayaan Ekspor kepada Badan Usaha yang memiliki kemampuan dan kapasitas memproduksi kereta penumpang dan gerbong barang kereta api untuk di ekspor ke Bangladesh dan Sri Lanka.
"Pembiayaan Ekspor ini termasuk dalam bentuk Buyer's Credit, Penjaminan dan/atau Asuransi," ujarnya melalui keterangan tertulis yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (21/1/2019).
Dikatakan pula, selanjutnya akan dilakukan pengiriman atau shipment secara bertahap sehingga terpenuhinya pesanan Bangladesh Railways pada tahun 2020. Sebelumnya di tahun 2016 LPEI telah memberikan pembiayaan dengan skema NIA kepada PT INKA (Persero) untuk melakukan produksi 150 kereta dengan nilai kontrak USD72,39 Juta.
Dia menilai, ekspor kereta penumpang ke negara Bangladesh memiliki nilai strategis bagi PT INKA dan industri strategis Indonesia. Keberhasilan menghasilkan dan mempertahankan kualitas produk berdaya saing, menurutnya merupakan kunci keberhasilan untuk memenangkan persaingan di pasar global.
Keberhasilan PT INKA menjual produknya ke negara Bangladesh, lanjut dia, membuka peluang bagi pelaku usaha Indonesia lainnya untuk turut bersaing memasuki pasar prospektif di kawasan Asia dan Afrika.
"Pembiayaan atas proyek produksi gerbong penumpang kereta api ini memiliki nilai multiplier bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya terbatas pada INKA tetapi juga pada industry besar lainnya dan pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam negeri yang memiliki peran dalam memasok kebutuhan untuk industri kereta api," pungkasnya.
(dru) Next Article Ada Dugaan Korupsi, Kredit Macet Bikin LPEI Rugi Rp 4,7 T
Dari total rencana ekspor, meliputi 50 Kereta Penumpang tipe BG (Broad Gauge) dan 200 Kereta Penumpang tipe MG (Meter Gauge). Seluruhnya dipesan oleh Bangladesh Railway, perusahaan asal Bangladesh.
Kucuran dana ini tidak lepas dari terbitnya Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.513/KMK.08/2018 (perubahan atas KMK No.374/KMK.08/2017) tentang Penugasan Khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk Menyediakan Pembiayaan Ekspor Kereta Penumpang dan Gerbong Barang Kereta Api.
"Pembiayaan Ekspor ini termasuk dalam bentuk Buyer's Credit, Penjaminan dan/atau Asuransi," ujarnya melalui keterangan tertulis yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (21/1/2019).
Dikatakan pula, selanjutnya akan dilakukan pengiriman atau shipment secara bertahap sehingga terpenuhinya pesanan Bangladesh Railways pada tahun 2020. Sebelumnya di tahun 2016 LPEI telah memberikan pembiayaan dengan skema NIA kepada PT INKA (Persero) untuk melakukan produksi 150 kereta dengan nilai kontrak USD72,39 Juta.
Dia menilai, ekspor kereta penumpang ke negara Bangladesh memiliki nilai strategis bagi PT INKA dan industri strategis Indonesia. Keberhasilan menghasilkan dan mempertahankan kualitas produk berdaya saing, menurutnya merupakan kunci keberhasilan untuk memenangkan persaingan di pasar global.
Keberhasilan PT INKA menjual produknya ke negara Bangladesh, lanjut dia, membuka peluang bagi pelaku usaha Indonesia lainnya untuk turut bersaing memasuki pasar prospektif di kawasan Asia dan Afrika.
"Pembiayaan atas proyek produksi gerbong penumpang kereta api ini memiliki nilai multiplier bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya terbatas pada INKA tetapi juga pada industry besar lainnya dan pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam negeri yang memiliki peran dalam memasok kebutuhan untuk industri kereta api," pungkasnya.
(dru) Next Article Ada Dugaan Korupsi, Kredit Macet Bikin LPEI Rugi Rp 4,7 T
Most Popular